Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merancang anggaran sebesar Rp88,5 triliun untuk transformasi kesehatan tahun 2023 dari alokasi anggaran kesehatan secara keseluruhan Rp169,8 triliun tahun depan.
Meski begitu anggaran transformasi kesehatan tersebut menurun dari tahun 2023 yang sebesar Rp96,8 triliun karena ada pengurangan pengadaan vaksin sebanyak Rp10 triliun.
"Kami telah menyusun transformasi kesehatan karena belajar dari krisis-krisis sebelumnya, saat krisis terjadi adalah saat yang tepat melakukan reformasi," ungkap Menkes Budi Gunadi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia memerinci anggaran transformasi kesehatan 2023 dialokasikan senilai Rp6,06 triliun untuk transformasi layanan primer melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder, serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer.
Kemudian untuk transformasi layanan rujukan sebesar Rp18,15 triliun melalui peningkatan akses dan mutu layanan sekunder dan tersier, serta transformasi sistem ketahanan kesehatan senilai Rp1,48 triliun untuk meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan serta memperkuat ketahanan tanggap darurat.
"Dengan transformasi sistem kesehatan ini industri kesehatan kita siap jika terjadi pandemi kembali dari hulu ke hilir," tuturnya.
Baca juga: Menkes: Transformasi teknologi kesehatan salah satu fokus pemerintah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Meski begitu anggaran transformasi kesehatan tersebut menurun dari tahun 2023 yang sebesar Rp96,8 triliun karena ada pengurangan pengadaan vaksin sebanyak Rp10 triliun.
"Kami telah menyusun transformasi kesehatan karena belajar dari krisis-krisis sebelumnya, saat krisis terjadi adalah saat yang tepat melakukan reformasi," ungkap Menkes Budi Gunadi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia memerinci anggaran transformasi kesehatan 2023 dialokasikan senilai Rp6,06 triliun untuk transformasi layanan primer melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder, serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer.
Kemudian untuk transformasi layanan rujukan sebesar Rp18,15 triliun melalui peningkatan akses dan mutu layanan sekunder dan tersier, serta transformasi sistem ketahanan kesehatan senilai Rp1,48 triliun untuk meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan serta memperkuat ketahanan tanggap darurat.
"Dengan transformasi sistem kesehatan ini industri kesehatan kita siap jika terjadi pandemi kembali dari hulu ke hilir," tuturnya.
Baca juga: Menkes: Transformasi teknologi kesehatan salah satu fokus pemerintah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022