Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, menggelar Festival Kucur dengan menyajikan jajanan tradisional untuk melihat kreasi masyarakat kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu.
Festival Kucur yang berlangsung di Taman Blambangan Banyuwangi diikuti 26 peserta. Para peserta berlomba menghidangkan kue kucur dengan tampilan dan rasa yang menarik. Berbagai jenis olahan kucur dibagi menjadi dua kategori, yakni kategori hotel/restoran dan UMKM.
"Lewat festival ini kami ingin melihat kreasi dari masyarakat. Terus terang saya kaget akan kreativitas mereka. Dengan sentuhan kreativitas, ternyata kucur dapat dibuat dengan konsep yang berbeda dan unik. Jadi, ini tidak hanya sekadar kucur, tapi kucur naik kelas," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela menghadiri Festival Kucur.
Ia mengemukakan ada berbagai jenis kucur kreasi warga yang ditampilkan dalam festival tersebut. Ada kucur merah putih, kucur pandan wangi, squid ink yaitu kucur dengan pewarna dari ikan cumi, kucur warna-warni yang disebut rainbow kucur.
Ada juga kucur dari bahan red velvet, hijau dari pandan, espresso dan kucur berbahan kopi hingga kayu manis.
Bupati Ipuk menjelaskan Festival Kucur ini digelar untuk melihat kreasi masyarakat Banyuwangi dalam pembuatan kue berbahan tepung terigu dan tepung beras itu, biasanya pembuatan kucur hanya memakai gula biasa atau pakai gula merah saja.
Dalam festival kucur ini banyak kreasi dan ide unik untuk membuat beragam jenis kucur. Dari sisi pewarnaan, para peserta juga sudah lebih kreatif. Mereka membuat kucur yang berwarna warni dengan bahan dasar dari alam.
Ipuk menambahkan pemkab sengaja mengangkat kue kucur karena semua lapisan masyarakat mengenal dan menyukainya. Kue kucur banyak disuguhkan saat acara hajatan dan mudah ditemui di tempat kuliner Banyuwangi.
"Saat ini banyak makanan tradisional yang dikreasikan dan akhirnya banyak disukai anak-anak kita. Dengan kreasi rasa dan bahan, kucur ini bisa meningkat 'daya saingnya' sehingga nilai ekonominya juga bisa meningkat," kata Ipuk.
Salah satu peserta Festival Kucur adalah SMK Sritanjung. Karyanya adalah rainbow kucur. Sesuai namanya, kucurnya berwarna warni, pewarna yang digunakan seluruhnya berasal dari alam. Sehingga selain, enak dan menarik, rainbow kucur juga aman dari sisi kesehatan.
Menurut Julia Rizky Khoirunisa, warna kucur rainbow 100 persen dari alam. Untuk warna merah diambil dari sari strawberry. Warna kuning dari sari buah mangga, warna toska dari sari bunga telang dan warna hijau dari sari pandan.
"Sama sekali tidak menggunakan pewarna buatan semuanya alami," kata siswa kelas XII Boga Satu SMK Sritanjung, Banyuwangi itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Festival Kucur yang berlangsung di Taman Blambangan Banyuwangi diikuti 26 peserta. Para peserta berlomba menghidangkan kue kucur dengan tampilan dan rasa yang menarik. Berbagai jenis olahan kucur dibagi menjadi dua kategori, yakni kategori hotel/restoran dan UMKM.
"Lewat festival ini kami ingin melihat kreasi dari masyarakat. Terus terang saya kaget akan kreativitas mereka. Dengan sentuhan kreativitas, ternyata kucur dapat dibuat dengan konsep yang berbeda dan unik. Jadi, ini tidak hanya sekadar kucur, tapi kucur naik kelas," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela menghadiri Festival Kucur.
Ia mengemukakan ada berbagai jenis kucur kreasi warga yang ditampilkan dalam festival tersebut. Ada kucur merah putih, kucur pandan wangi, squid ink yaitu kucur dengan pewarna dari ikan cumi, kucur warna-warni yang disebut rainbow kucur.
Ada juga kucur dari bahan red velvet, hijau dari pandan, espresso dan kucur berbahan kopi hingga kayu manis.
Bupati Ipuk menjelaskan Festival Kucur ini digelar untuk melihat kreasi masyarakat Banyuwangi dalam pembuatan kue berbahan tepung terigu dan tepung beras itu, biasanya pembuatan kucur hanya memakai gula biasa atau pakai gula merah saja.
Dalam festival kucur ini banyak kreasi dan ide unik untuk membuat beragam jenis kucur. Dari sisi pewarnaan, para peserta juga sudah lebih kreatif. Mereka membuat kucur yang berwarna warni dengan bahan dasar dari alam.
Ipuk menambahkan pemkab sengaja mengangkat kue kucur karena semua lapisan masyarakat mengenal dan menyukainya. Kue kucur banyak disuguhkan saat acara hajatan dan mudah ditemui di tempat kuliner Banyuwangi.
"Saat ini banyak makanan tradisional yang dikreasikan dan akhirnya banyak disukai anak-anak kita. Dengan kreasi rasa dan bahan, kucur ini bisa meningkat 'daya saingnya' sehingga nilai ekonominya juga bisa meningkat," kata Ipuk.
Salah satu peserta Festival Kucur adalah SMK Sritanjung. Karyanya adalah rainbow kucur. Sesuai namanya, kucurnya berwarna warni, pewarna yang digunakan seluruhnya berasal dari alam. Sehingga selain, enak dan menarik, rainbow kucur juga aman dari sisi kesehatan.
Menurut Julia Rizky Khoirunisa, warna kucur rainbow 100 persen dari alam. Untuk warna merah diambil dari sari strawberry. Warna kuning dari sari buah mangga, warna toska dari sari bunga telang dan warna hijau dari sari pandan.
"Sama sekali tidak menggunakan pewarna buatan semuanya alami," kata siswa kelas XII Boga Satu SMK Sritanjung, Banyuwangi itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022