Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti mengaku saat ini harus menjalani isolasi mandiri dan bekerja dari rumah setelah dirinya terdeteksi positif COVID-19 hasil tes usap PCR akhir pekan lalu.

"Beberapa hari ke depan saya mesti WFH isoman dulu.  Belum bisa hadir fisik di dewan maupun di tengah warga," kata Reni Astuti di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, Senin (25/7) kemarin sempat rapat daring dengan staf di kantor DPRD Surabaya untuk memastikan beberapa pengaduan warga sudah direspons, juga beberapa pengaduan lain terkait infrastruktur kampung dan sosial. 

Selama WFH, Reni mengatakan masih bisa menerima berbagai aspirasi dan laporan warga Surabaya. "Silakan ke kantor ada staf yang merekap semua laporan dan sampai ke saya. Atau bisa disampaikan melalui DM Instagram atau Whatsapp (WA)," ujar dia.

Untuk gejala, Reni mengatakan hanya gejala ringan, yakni tenggorokan sempat sakit saat menelan dan saat ini tinggal batuk. Sedangkan untuk saturasi 99 persen, selera makan normal dan aktivitas fisik baik. 

Selama isoman di rumah, Reni menggunakan waktunya untuk aktivitas memasak, bersih-bersih rumah dan dampingi empat anak yang isoman terpapar terlebih dulu.  Memastikan saran dokter agar obat dan suplemen dikonsumsi sesuai aturan.

"Sesekali saya pakai olahraga ringan, sebagaimana pagi ini main bola sama si bungsu yang OTG, eh ATG (anak tanpa gejala). Anak saya ceria saat tahu saya positif. "Bisa dipeluk ummi lagi katanya," ujar Reni menirukan anaknya.

Reni mengatakan dirinya dan anak-anaknya semua sudah vaksin sehingga bisa jadi ini di antara yang terkena masuk gejala ringan. Sedangkan suami dan satu anak yang penyintas, kondisi sehat PCR-nya negatif.

"Terima kasih atas semua perhatian. Mohon doa semoga kami sehat bersama kembali. Ada kebaikan di setiap peristiwa," kata dia.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022