Pertengahan tahun 1980-an, sejumlah musisi muda di Kota Surabaya membentuk kelompok musik bernama Power Band yang beraliran jazz. Inilah cikal bakal band rock yang sekarang dikenal dengan nama Power Metal. 

Gitaris Power Metal Purwaji Susanto mengenang saat itu masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). "Saya punya band tapi gak pernah menang festival," kata Ipunk, sapaan akrabnya saat berkunjung di Kantor Berita ANTARA Biro Jawa Timur, Jalan Kombes Pol M Duryat Surabaya, Jumat (22/7).

Dari berbagai kejuaraan festival band yang diikutinya, dia mengenal drummer Mugixx Adam, keyboardis Raymond Ariasz dan bassis Hendrix Sanada, yang ketika itu masing-masing telah memiliki kelompok musik.

"Mereka punya band sendiri-sendiri yang selalu menang pada perlombaan festival musik," kenangnya. 

Lantas masing-masing musisi muda berbakat asal Kota Surabaya itu dikumpulkan oleh Totty Moekardiono dalam sebuah band yang diberi nama Power.

Ipunk diajak sebagai gitaris. Vokalisnya diisi oleh Totty sendiri, sebelum kemudian digantikan (almarhum) Sugeng Purwanto atau lebih dikenal Pungky Deaz. Totty selanjutnya memilih peran sebagai manajer sampai sekarang. 

Power Band ternyata tidak memainkan musik rock, melainkan memilih aliran jazz, di antaranya memainkan karya-karya band jazz yang terkenal di era itu, seperti Shadow dan Shakatak. 

Ipunk yang belajar gitar secara otodidak mengaku kewalahan memainkan musik jazz bersama Power Band. "Musik jazz ini kan nadanya miring-miring, saya kesulitan memainkannya," ucapnya.
 
Oleh karenanya saat Power Band baru berjalan sekitar tiga bulan, Ipunk minta izin untuk hengkang. 

Namun, tidak diperbolehkan oleh Totty yang akhirnya sepakat untuk mengubah haluan Power Band ke musik rock. Saat itu pula berganti nama menjadi Power Metal, yang kerap membawakan lagu-lagu karya band rock beraliran heavy & speed metal, seperti Loudness, Anthrax, Metallica dan Helloween.
 
Power Metal langsung menghentak dengan menjuarai berbagai kejuaraan festival band, di antaranya Festival Band Rock se- Jawa Timur di Lumajang tahun 1987. Tahun berikutnya 1988 menjuarai Festival Band Rock se-Jawa-Bali yang berlangsung di Kediri, Jawa Timur.
   
"Selanjutnya kami mengincar kejuaraan Festival Rock se-Indonesia V pada tahun 1989," kata Ipunk.    

Untuk mengikuti festival band rock yang dipromotori Log Zhelebour itu diwajibkan memiliki satu karya lagu ciptaan sendiri. Tidak main-main, Power Metal langsung menciptakan dua lagu, masing-masing berjudul "Cita yang Tersita" dan "Malapetaka".

"Tapi, yang kita persiapkan untuk mengikuti Festival Band Rock se-Indonesia V adalah Cita yang Tersita," ujar Ipunk. 

Hasilnya, Festival Band Rock se-Indonesia V yang berlangsung di Surabaya tahun 1989 itu Power Metal meraih juara 1. 

Hadiahnya mendampingi konser band rock legendaris Godbless bertajuk "Raksasa" keliling kota-kota besar se- Indonesia di sepanjang tahun 1990, bersama Elpamas asal Malang, Jawa Timur, yang menjuarai Festival Rock se-Indonesia II tahun 1985, dan rocker wanita Mel Shandy.    

Malapetaka

Hadiah lainnya adalah rekaman album bersama 10 band terbaik Festival Rock se-Indonesia V. Rekaman itu didampingi oleh gitaris band rock Elpamas Totok Tewel di Jakarta. 

Saat Power Metal selesai merekam lagu Cita yang Tersita, Totok Tewel bertanya, "Punya lagu ciptaan sendiri lainnya nggak?".

Ipunk menjawab, "Punya".

"Coba mainkan," kata Totok Tewel. 

Power Metal pun memainkan lagu "Malapetaka", yang tidak ikut dimainkan pada Festival Rock se- Indonesia V di Surabaya. Totok Tewel mendengarkan dengan seksama sampai selesai.

"Ya sudah itu direkam sekalian," ujarnya kemudian.    

Ternyata, saat dirilis tahun 1990, justru lagu berjudul Malapetaka yang ditampilkan dalam album bertajuk "10 Finalis Festival Rock se- Indonesia V".  

Ipunk mengisahkan orang-orang yang tidak menyaksikan secara langsung Festival Band Rock Indonesia V yang berlangsung di Stadion 10 November Tambaksari Surabaya pada tahun 1989 mengira lagu "Malapetaka" itulah yang memenangkan Power Metal sebagai juara 1.
 
"Waktu itu saya tidak berani tanya kenapa bukan lagu Cita yang Tersita yang ditampilkan di album ini. Sebab yang ditampilkan dari sembilan band lainnya adalah lagu yang dibawakan saat Festival Rock Indonesia V. Ketika itu kami manut saja sama produser Log Zhelebour," katanya.
     
Tembang rock Cita yang Tersita kemudian ditampilkan oleh produser Log Zhelebour sebagai salah satu lagu dalam album rekaman perdana Power Metal bertajuk "Power One" pada tahun 1991. Tidak disangka lagu Cita yang Tersita menjadi sangat populer di kalangan pecinta musik rock sepanjang tahun itu. 

"Mungkin itu strateginya produser Log Zhelebour, menyimpan lagu Cita yang Tersita untuk memasarkan album perdana Power Metal di tahun 1991," ucap Ipunk.  

Nyatanya, selain Cita yang Tersita dan Malapetaka, Album Power One juga melahirkan banyak lagu hits, yaitu Angkara, Satu Jiwa, Pengakuan dan Bayangan Dirimu. 

Penjualannya mencapai 300 ribu kopi yang berdampak Power Metal dianugerahi penghargaan artis pendatang baru terbaik BASF tahun 1991. Terbilang sukses melambungkan nama Power Metal di blantika musik rock Tanah Air yang terus dikenang sampai sekarang.
Dari kiri ke kanan produser Ricky Coen Arifin, gitaris Ipunk dan vokalis baru Bais dari Power Metal mengenalkan lagu dari album terbaru bertajuk Power XI saat mengunjungi Kantor Berita ANTARA Biro Jawa Timur, Jalan Kombes Pol M Duryat Surabaya, Jumat (22/7/2022). (ANTARA Jatim/Didik Suhartono)

Gonta-ganti personel

Power Metal sejak awal berdiri di pertengahan tahun 1980-an sudah terbiasa gonta-ganti personel. 

Salah satunya drummer Mugixx Adam, yang namanya tercatat sebagai pendiri dan ikut mengisi seluruh lagu di Power One, album perdana Power Metal, sesungguhnya tidak turut tampil dalam Festival Rock se-Indonesia V.  

Drummer Power Metal yang menjuarai Festival Band Rock se-Indonesia V adalah Ian Hayes. 

Menurut Ipunk, saat itu Mugixx dalam masa sanksi skorsing karena telah menerima job di luar manajemen Power Metal.  

Mugixx akhirnya benar-benar keluar dari Power Metal pada tahun 1996. Sejak itu sampai sekarang posisinya digantikan Ecko Dinaya. 

Ipunk mengungkapkan sejak awal berdiri, Power Metal tidak mengizinkan para personelnya menerima job tanpa sepengetahuan manajemen band.   

Namun, gitaris berusia 53 tahun ini menandaskan, tidak semua personel yang keluar dari Power Metal disebabkan sanksi karena melanggar aturan yang telah ditetapkan manajemen band tersebut. 

Salah satunya, Ipunk menepis pemberitaan terkait Arul Efansyah, yang menjadi vokalis menggantikan Pungky Deaz sejak awal rekaman pada tahun 1991 yang kemudian melekat bersama kebesaran nama Power Metal, akhirnya dipecat pada tahun 2021 gara-gara menerima job tanpa sepengetahuan manajemen.
    
"Apalagi sekarang kita sudah punya keluarga masing-masing untuk dihidupi. Gak perlu ada keputusan memecat. Kita hormati personel yang ingin keluar untuk mencari penghasilan yang lebih baik," katanya.
 
Ipunk mencontohkan dirinya yang pernah keluar dari band saat Power Metal di puncak ketenaran usai kesuksesan album perdana Power One. 

"Saat itu saya pilih keluar karena inginnya pencipta lagu semuanya ditulis Power Metal, kecuali yang diciptakan oleh orang lain. Di album Power One itu kan seluruh pencipta lagu tertulis Power Metal. Kecuali ada dua lagu yang tertulis penciptanya Donny Fatah dari Godbless karena memang bukan musisi Power Metal yang menciptakannya," ujarnya. 

Di album kedua dan seterusnya pencipta lagu yang dibawakan Power Metal memang tertulis nama lengkap.   

Ipunk pun memutuskan keluar saat Power Metal dalam proses pembuatan album kedua di tahun 1992. Selanjutnya bergabung dengan band rock asal Kota Surabaya lainnya, Andromedha. 

Dua personel yang tercatat sebagai pendiri Power Metal lainnya, vokalis Pungky Deaz dan bassis Hendrix Sanada, telah terlebih dahulu bergabung sejak tahun 1990 di band yang membesarkan nama drummer Surendro Prasetyo atau akrab disapa Yoyok, yang kini eksis bersama kelompok musik Padi itu.

Selain Andromedha, Ipunk mendirikan band rock yang diberi nama Kalingga di tahun 1997 bersama eks personel Power Metal lainnya, yaitu vokalis Pungky Deaz, bassis Hendrix Sanada dan drummer Mugixx Adam. Keyboardis Raymond Ariasz yang keluar dari Power Metal pada tahun 1996 memutuskan ikut bergabung di band rock berkonsep bahasa Jawa yang menelurkan satu album berjudul Sumpah Palapa itu. 

Sementara Power Metal dengan vokalis Arul Efansyah, dibantu gitaris terbaik dari Andromedha pada Festival Band Rock se- Indonesia V Lucky Setyo Witjaksono yang sejak tahun 1992 menggantikan posisi Ipunk, serta keyboardis James Fistgerald Eliot yang juga eks Andromedha menggantikan posisi Raymond Ariasz, ditambah drummer Ecko Dinaya yang menggantikan Mugixx Adam sejak tahun 1996, dan bassis Fredy Rossy yang telah bergabung sejak 1991, terus berkibar di blantika musik rock Tanah Air. 


Pengganti Arul 

Band rock Kalingga yang sebenarnya merupakan proyek dari produser Log Zhelebour dibubarkan pada tahun 2000. Ipunk pun kembali bergabung dengan Power Metal untuk berduet dengan gitaris Lucky Setyo Witjaksono. Keyboardist Raymond Ariasz juga kembali bergabung dengan Power Metal yang turut didirikannya sejak tahun 1985 itu menggantikan James Fistgerald Eliot.

Namun Raymond hanya bertahan hingga tahun 2005. Posisinya digantikan keyboardis Sastro Adi hingga tahun 2013. Selanjutnya diisi keyboardis Moryn Alfredo sejak tahun 2016 sampai sekarang. 

Menurut Ipunk, dari gonta-ganti personel Power Metal, yang tersulit adalah mencari pemain drum dan bass. 

“Sebab rohnya musik rock Power Metal itu bertumpu pada hentakan drum dan cabikan bass yang pemainnya harus memiliki stamina prima untuk tampil saat konser karena dituntut bermain dengan kecepatan tinggi dibanding jika memainkan genre musik lainnya. Kalau pemain keyboardnya sih siapa saja bisa mengiringi musik rock Power Metal," ujarnya.
 
Beruntung Power Metal menemukan drummer Ecko Dinaya yang memenuhi kualifikasi itu dan masih bertahan sampai sekarang sejak menggantikan Mugixx Adam tahun 1996.

Sementara bassis Power Metal sejak pertama kali berdiri tercatat telah lima kali berganti personel. Bassis terakhir adalah Sababa Blunky yang bergabung Power Metal menggantikan Endro sejak tahun 2005 sampai sekarang.  

"Mencari personel pengganti di Power Metal sebenarnya mudah saja dengan mencermati musisi terbaik yang muncul dari festival-festival band," ucap Ipunk. 

Sebagaimana dulu langsung merekrut Arul Efansyah yang dinobatkan sebagai vokalis terbaik dari Big Boys asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Festival Band Rock se- Indonesia V, untuk menggantikan vokalis Pungky Deaz yang memilih bergabung dengan Andromedha, jelang rekaman perdana Power Metal di tahun 1991.  

Namun tiba-tiba vokalis Arul Efansyah akibat kevakuman band lantas menghilang di tahun 2006 - 2009. Mencari penggantinya ternyata susahnya minta ampun. 

Sepanjang 2006 - 2009 saat Arul menghilang, tercatat Power Metal mengganti vokalis sampai sebanyak dua kali. Awalnya Cacak Ahmad (2006 - 2007), lalu digantikan Zaky Karaman (2009).

Masing-masing dari dua vokalis itu konon turut terlibat rekaman untuk album Power Metal kesembilan. Namun tidak satupun rekaman vokalnya yang dipakai ketika akhirnya Arul Efansyah kembali bergabung dengan Power Metal. Album bertajuk Power IX yang dirilis 2010 itu tercatat diisi vokalis tunggal Arul Efansyah.   

Gitaris Ipunk dan vokalis baru Bais dari Power Metal mengenalkan lagu dari album terbaru bertajuk Power XI saat mengunjungi Kantor Berita ANTARA Biro Jawa Timur, Jalan Kombes Pol M Duryat Surabaya, Jumat (22/7/2022). (ANTARA Jatim/Didik Suhartono)

Nemu di Youtube

Saat Arul Efansyah akhirnya benar-benar memutuskan hengkang di tahun 2021, Power Metal lantas memperkenalkan vokalis baru Iskandar Ismail, atau akrab disapa Bais Gondrong, asal Medan, Sumatra Utara.

Sang gitaris Power Metal Ipunk secara blak-blakan menyatakan tertarik untuk merekrut Bais setelah terkesima dengan suaranya saat menyanyikan lagu She's Gone karya band rock Steelheart asal Amerika Serikat di sebuah kanal Youtube.  

"Saya lihat judulnya di Youtube dia menyanyikan lagu She's Gone dengan dua nada lebih tinggi dari aslinya. Lalu saya ambil gitar untuk membuktikannya dan ternyata benar nadanya naik dua kali dari lagu aslinya," katanya. 

Bais ingat betul saat dikontak via telepon oleh Ipunk pada pertengahan bulan Juni 2021.

"Waktu itu hari Jumat sore saat dihubungi Om Ipunk," ujarnya. 

Bais mengaku bisa melagukan She's Gone dengan dua nada lebih tinggi dari aslinya karena sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sudah mendengarkan lagu-lagu rock Power Metal yang bernada tinggi. 

"Itu tahun 1996, saat SMP, masih belum punya band, disarankan oleh paman saya untuk belajar menyanyikan lagu-lagunya Power Metal," katanya.

Saat SMA hingga lulus, tahun 2002 sampai sekarang, ketika punya band, Bais pun sering membawakan lagu-lagu karya Power Metal di atas panggung. 

Karena suaranya sering dianggap setara dengan Arul Efansyah, lantas teman-temannya di Medan menantang untuk melnyanyikan She's Gone dengan dua nada lebih tinggi dari aslinya.

"Jadilah seperti yang tayang di Youtube itu. Awalnya saya juga tidak yakin bisa menyanyikan sampai selesai karena nada aslinya saja sudah tinggi banget," ujarnya. 

Vokalis berusia 40 tahun itu mengaku sadar betul sebagai vokalis baru Power Metal menuai pro dan kontra dari para penggemar setia yang susah kadung melekat dengan vokalnya Arul Efansyah. 

Setidaknya penampilan Bais telah teruji dan rasanya telah mendapat tempat di hati para penggemar saat Power Metal pada Juni 2021 lalu merilis single berjudul Satu.  


XREAL

Arul Efansyah sejak menyatakan keluar dari Power Metal mendirikan band rock baru yang diberi nama XREAL. Personel lainnya juga eks Power Metal, yaitu gitaris Lucky Setyo Witjaksono, keyboardis Raymond Ariasz dan drummer Mugixx Adam. Selain itu juga diperkuat bassis Endro, yang tercatat pernah bergabung di Power Metal selama tahun 2000 - 2005.

Pada bulan Juni 2021 lalu, XREAL merilis album perdana bertajuk Arogan.

Sedangkan Power Metal dengan vokalis barunya Bais juga terus berkarya. Pekan lalu merilis album kesebelas bertajuk Power XI. 

Selain vokalis Bais, formasi Power Metal di album terbarunya ini bermaterikan gitaris Ipunk, bassis Sababa Blunky, keyboardis Moryn Alfredo dan drummer Ecko Dinaya. Keempat personel Power Metal tersebut tercatat telah bersama sejak 2013 dan telah menghasilkan album kesepuluh "Power Gold" pada tahun 2016 yang ketika itu vokalisnya masih Arul Efansyah.    

Produser Power Metal pada album Power XI Ricky Coen Arifin mengungkapkan Arul Efansyah yang telah mendirikan band rock XREAL bukanlah pesaing. 

"Justru kehadiran XREAL yang bermaterikan musisi eks Power Metal adalah hal yang positif bagi perkembangan musik, khususnya rock, di Tanah Air," katanya. 

Power Metal maupun XREAL yang sama-sama telah meluncurkan album baru diharapkan menginspirasi musisi-musisi rock lainnya untuk bangkit, mengingat perkembangan musik di Tanah Air selama kurang lebih satu dasawarsa terakhir didominasi oleh genre musik lainnya.

Sedangkan bagi Power Metal, lanjut Ricky, diharapkan kehadiran vokalis Bais dengan karakternya yang memberi warna lain setelah ditinggalkan Arul diharapkan dapat menggaet penggemar baru musik rock dari kalangan milenial.

“Karena sebenarnya penggemarnya Arul yang sekarang membentuk band XREAL adalah penggemar Power Metal juga. Mayoritas adalah penggemar tetap yang setia dari era 1990-an," ujarnya.
      
Maka kemunculan XREAL pun diharapkan juga dapat mengaet penggemar rock baru dari kalangan milenial. 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022