Tim Indonesia berhasil meraih dua medali emas dan dua perunggu dalam ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia.
“IBO tahun ini juga merupakan pertama kali diselenggarakan secara tatap muka, setelah dua tahun berturut-turut dilaksanakan secara daring akibat pandemi COVID-19. Kami memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada para peraih medali. Semoga capaian ini menambah semangat kalian untuk terus menorehkan prestasi,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Asep Sukmayadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Medali emas diraih Gregorius Tendi (siswa kelas XII SMA Santo Yakobus DKI Jakarta) dan Michael Purnama (siswa kelas XI SMAK St. Louis 1 Surabaya). Sebanyak dua siswa Indonesia lainnya meraih medali perunggu, yaitu Sherly Anastasia (siswi kelas XI SMAK Petra 1 Surabaya) dan Jefferson Filbert Tjoenardi (siswa kelas XII SMAK Petra 2 Surabaya).
IBO ke-33 tahun 2022 diselenggarakan di Kota Yerevan, Armenia selama 8-18 Juli 2022 diikuti 62 negara peserta. Setiap negara mengirimkan maksimal empat perwakilan siswa. Total peserta 240 siswa dari seluruh dunia.
Pelaksanaan tes IBO 2022 dibagi menjadi dua bagian, yakni tes praktikum dan tes teori dengan komposisi penilaian 50:50. Tes praktikum terdiri atas empat topik yang mencakup Biokimia (uji aktivitas enzim), Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan (reaksi fotosintesis dan proses adaptasi tumbuhan), Zoologi dan Sistematika (identifikasi jenis ikan khas Armenia), serta Bioinformatika (jalur pensinyalan pada sel). Masing-masing tes selama 90 menit.
Tes praktikum dilaksanakan pada 13 Juli 2022 atau mundur sehari dari jadwal yang ditentukan, sedangkan tes teori dilaksanakan keesokan harinya pada 14 Juli 2022 dengan dua set tes yang membutuhkan waktu pengerjaan masing-masing selama tiga jam.
Tes teori dan tes praktikum IBO 2022 disiapkan oleh tim tuan rumah yang merupakan staf pengajar dari Yerevan State University serta alumni IBO Armenia yang saat ini menempuh pendidikan tinggi di berbagai universitas ternama di dunia.
“Selain melalui serangkaian tes, siswa juga memiliki kesempatan untuk menjalin jejaring persahabatan dengan siswa peserta dari seluruh dunia, serta memanfaatkan waktu untuk mengunjungi beberapa lokasi bersejarah di Yerevan,” kata Asep Sukmayadi ketika menyebutkan pengalaman yang bisa diambil siswa dari keikutsertaan peserta dalam olimpiade.
Pelaksanaan IBO 2022 salah satu yang terberat dalam sejarah karena menghabiskan waktu tiga hari penuh untuk proses moderasi yang meliputi sesi diskusi hasil tes maupun koreksi atas hasil tes siswa. Beberapa agenda kegiatan panitia juga terpaksa dibatalkan karena juri-juri tiap negara memerlukan waktu yang lama dalam proses moderasi dan memutuskan nilai akhir untuk tiap siswa. Padahal biasanya proses moderasi hanya memakan waktu 1,5–2 hari.
Peserta IBO asal Indonesia didampingi lima orang yang berperan sebagai juri internasional. Mereka adalah Ahmad Faizal, Agus Dana Permana, Husna Nugrahapraja, dan Fenryco Pratama. Keempatnya merupakan Staf Pengajar Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB). Tak ketinggalan, Aditya David Wirawan dari Harvard University yang juga peraih medali Emas IBO 2019.
Selain menerjemahkan soal, juri internasional memiliki tugas menelaah soal-soal tes baik praktikum maupun teori. Harapannya, kualitas soal dapat meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biologi modern.
“Tim Olimpiade Biologi Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai penanggung jawab program kompetisi dan seleksi mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional pada tahun 2021,” kata seorang pendamping, Ahmad Faizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022