PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (PNEP) menargetkan bisa meraup dana segar sekitar Rp200 miliar hingga Rp250 dari kegiatan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana untuk mendukung rencana ekspansi bisnis.

Direktur Utama PNEP Eka Taniaputra dalam keterangan tertulis diterima di Surabaya, Jumat, menjelaskan pihaknya sudah melakukan persiapan IPO sejak akhir tahun 2021 dan berhasil memenuhi compliance aspek legal, aspek keterbukaan dan aspek akuntansi sebagaimana disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari OJK serta BEI dalam proses IPO sehingga target listing tanggal 8 Agustus 2022 dengan kode emiten ELPI akan terlaksana dengan baik," kata Eka yang sehari sebelumnya mengadakan public expose

Eka memaparkan bahwa ELPI berencana melepas sebanyak 15 persen atau 1.112.000.000 lembar saham kepada masyarakat guna kepentingan pengembangan bisnis dan lini usaha perusahaan dalam dua tahun ke depan.

Saham perdana ELPI rencananya ditawarkan dengan kisaran harga Rp190 hingga Rp240 per lembar.   

Eka yakin dari IPO ini bisa terkumpul dana sekitar Rp200 miliar hingga Rp250 miliar yang rencananya digunakan untuk kemajuan ELPI, bukan untuk membayar utang usaha.

Ia sangat yakin calon investor dan pasar akan menyambut baik listing ELPI di lantai bursa. "Calon investor dapat melihat prospektus dan kinerja keuangan ELPI dalam dua tahun terakhir yang telah diaudit," imbuhnya.

Saat ini ELPI telah memiliki dan mengoperasikan lebih dari 100 armada dan dalam dua tahun ke depan telah mempunyai sejumlah rencana bisnis, di antaranya pengadaan beberapa kapal Offshore Support Vessel (OSV).

Selain itu juga ekspansi usaha operasional di Malaysia bekerja sama dengan Kazo Sdn Bhd. Bahkan, lanjut Eka, pihaknya ikut penyertaan saham 49 persen atas perusahaan tersebut karena dinilai memiliki prospek yang sangat bagus ke depan. 

"Kami juga akan membangun kantor operasional dan pembentukan training center. Semua dana investasi yang dibutuhkan sekitar Rp200 miliar hingga Rp250 miliar. Kami optimistis dana tersebut akan tercukupi dari dana IPO," ujarnya.

Direktur Keuangan ELPI Efilya Kusumadewi menambahkan dari tahun ke tahun aset dan ekuitas perseroan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, termasuk saat pandemi COVIDd-19. Pihaknya bisa melewati krisis tidak hanya pandemi, namun juga krisis minyak pada tahun 2015 ketika harga minyak turun drastis serta krisis keuangan global.

Hal itu karena perusahaan telah melaksanakan good corporate governance (GCG) dalam pengelolaan dan pengawasan dari komisaris serta kerja keras karyawan sehingga ELPI tidak sampai melakukan restrukturisasi. 

"Semua kewajiban perbankan dapat kami penuhi on schedule dengan kas operasional perseroan," tandas Efilya.

Pewarta: Willy Irawan/DK

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022