Program Jagoan Tani Banyuwangi memberikan inspirasi bagi para petani muda dan potensial yang selama ini tak dilirik justru dapat dikelola menjadi sumber penghasilan baru.

Hal ini terlihat dari Kampung Koi di Dusun Selorejo, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Di kampung ini, banyak penduduknya yang memiliki hobi merawat ikan koi, jenis ikan hias yang banyak digandrungi dipelihara sekadar sebagai hiasan.

"Kalau ikan koi sudah dari dulu, namun masih belum ke arah budi daya. Mungkin istilahnya hanya senang memelihara saja," kata Lanang Ribowo saat bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di lokasi pembudidayaannya beberapa waktu lalu.

Ribowo tergerak untuk mendaftar menjadi peserta Jagoan Tani. Hobi memelihara koi itu oleh Ribowo lantas dikonsep ala kadarnya sebagai potensi desa yang ia ikutkan dalam Jagoan Tani. Dia pun mengajak pemuda setempat untuk mendaftar, dari situlah cikal bakal berdirinya kelompok pembudi daya ikan di kampung tersebut.

Program jagoan Tani yang dihelat Pemkab Banyuwangi sejak 2020 itu, para peserta tak hanya ikut begitu saja. Akan tetapi, juga dikenalkan dengan beragam pengetahuan baru dari banyak mentor yang terdiri dari praktisi skala nasional. Mulai dari soal pertanian sampai teknik pemasaran.

"Saat kami waktu jadi peserta Jagoan Tani, banyak mendapat ilmu termasuk strategi pasar. Dari sini saya lantas terpikir untuk mencoba memasarkan koi yang selama ini dipelihara masyarakat secara daring," kata Ribowo yang kemudian membentuk Kelompok Pembudi daya Ikan (Pokdakan) Tirta Berdaya Kampung Selorejo.

Sejak itulah kemudian masyarakat diperkenalkan dengan beragam metode penjualan. Ada yang menjual ikan per biji, ada pula yang menjual indukan. Namun, yang paling menarik adalah penjualan model lelang untuk ikan koi yang memiliki spesifikasi spesial.

"Ikan koi yang spesial dan layak ikut kontes, biasanya kita lelang di akun media sosial kami. Dari lelang inilah kami akan mendapatkan tawaran tertinggi dari para pembeli. Sehingga keuntungan bisa dapat berkali lipat," ujar Ribowo.

Kini dia merasakan mulai ramai transaksi ikan koi secara daring. Tidak hanya dari Kabupaten Banyuwangi saja. Namun, juga daerah sekitar. Bahkan, merambah sampai ke pulau Bali.

"Alhamdulillah, kini warga mulai banyak yang antusias untuk membudidaya ikan koi. Tidak lagi hanya sebatas peliharaan," ujarnya.

Menurut ia, masyarakat telah memperluas upaya budidayanya. Ada yang mulai akuarium di dalam rumah, kolam di pekarangan hingga sistem mina padi di persawahan. Jenis ikannya pun beragam, seperti jenis shiro utsuri, slayer, ochiba shigure, koi shusui, koi geromo, dan juga koi showa sanshoku.

Apa yang dilakukan oleh Ribowo bersama warga Selorejo mendapat apresiasi dari Bupati Ipuk Fiestiandani. Pencetus program Jagoan Tani itu, menyebutkan bahwa dengan diberinya ruang kreasi bagi anak muda akan dapat membuahkan hasil yang maksimal.

"Pesan saya, jangan mudah puas. Terus belajar dan berinovasi. Tentu nantinya akan mendapatkan hasil yang lebih dahsyat lagi," ujar Ipuk.

Selain itu, Bupati Ipuk terus mengajak anak muda untuk bergelut di dunia pertanian dengan mengedepankan aneka inovasi dan sentuhan teknologi informasi yang menjadi kegandrungan anak-anak muda dewasa ini. Hal itu sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan pangan dan UMKM Banyuwangi.

"Berikan ilmu dan pengalaman kalian untuk mengembangkan dunia pertanian yang ada di kampung-kampung kalian. Ini tidak hanya akan menjadi ladang penghasilan, namun juga menjadi sarana pengabdian. Karena pertanian adalah amat penting untuk ketahanan pangan kita," tuturnya.

Ipuk menambahkan, Pemkab Banyuwangi melalui sejumlah dinas terkait berupaya untuk menjadi inkubator bisnis anak-anak muda.

"Untuk ilmu pertaniannya, bisa berkonsultasi di Dinas Pertanian. Kalau untuk pengembangan bisnis dan pemasaran, bisa datang ke Dinas Koperasi dan UMKM. Ada juga Rumah Kreatif Banyuwangi yang siap untuk mendampingi branding dan promosi online," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022