Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur mulai melakukan penilaian lapangan terhadap kelompok asuhan mandiri (Asman) pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresur kategori pedesaan tingkat Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Sidoarjo.
 
Tim penilaian lintas program dan lintas sektor tersebut diketuai oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Provinsi Jatim Ninis Herlina Kiranasari.
 
"Tahap sebelumnya sudah dipresentasikan luar biasa dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur, ada enam kabupaten terpilih salah satunya Kabupaten Sidoarjo dengan inovasi-inovasi yang sudah dipaparkan kemarin," katanya di Sidoarjo, Kamis.
 
Ia mengatakan, sebelumnya telah dilakukan penilaian administrasi kepada enam Asman TOGA dan Akupresur Kabupaten di Jawa Timur salah satunya Asman TOGA dan Akupresur Kabupaten Sidoarjo.
 
Tahap selanjutnya dia bersama tim akan melihat langsung pelaksanaan Asman TOGA dan Akupresur di masing-masing kabupaten yang dipilih. 
 
Tim penilaian kelompok Asman Pemanfaatan TOGA dan Akupresur Jatim terdiri dari beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Jawa Timur.
 
Selain dari Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Seksi Kefarmasian Dinkes Jatim, juga terdapat tim penilaian dari Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Jatim, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Tim Penggerak PKK Jatim, UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu serta Sentra Pengembangan, Penerapan dan Pengobatan Tradisional Jawa Timur.
 
"Hari ini tim kami lengkap, inilah yang nantinya akan memverifikasi lapangan," ucapnya.
 
Ia menyampaikan penilaian lapangan akan dilakukan mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan sampai desa. Di tingkat kabupaten akan melihat seperti apa kebijakan kabupaten dalam mendukung program kelompok Asman pemanfaatan TOGA dan Akupresur.
 
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Kabupaten Sidoarjo untuk yang kedua kalinya sebagai nominator tingkat Provinsi Jatim. Ia berharap hasil verifikasi lapangan di Kabupaten Sidoarjo dapat menghasilkan yang terbaik.
 
"Kami berharap semoga hasil verifikasi lapangan di Kabupaten Sidoarjo sesuai dengan yang diharapkan bahkan lebih baik dari profil yang sudah disampaikan," katanya.
 
Ia mengatakan peraturan pemerintah tentang pelayanan kesehatan tradisional telah ditindaklanjuti Kabupaten Sidoarjo dengan kebijakan-kebijakan pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional.
 
Pemkab Sidoarjo juga sudah mendukung dengan anggaran untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional, pelatihan fasilitator, sosialisasi, pembinaan serta monitoring evaluasi. 
 
"Berbagai peraturan pemerintah tentang pelayanan kesehatan tradisional telah ditindaklanjuti pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan berbagai kebijakan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional termasuk pembinaan pada kelompok Asuhan Mandiri pemanfaatan Toga dan Akupresur," ujarnya.
 
Kabupaten Sidoarjo saat ini sudah terbentuk 215 kelompok Asman yang tersebar di 18 kecamatan.
 
Jumlah tersebut setara dengan 62 persen dari jumlah desa atau kelurahan di Kabupaten Sidoarjo dengan target capaian 3 tahun ke depan akan ada 353 kelompok Asman di Kabupaten Sidoarjo.
 
Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah desa atau kelurahan yang ada. Atau minimal satu desa atau kelurahan di Kabupaten Sidoarjo terdapat satu kelompok Asman.
 
"Mudah-mudahan dengan kegiatan peninjauan lapangan penilaian kelompok Asman Toga dan Akupresur tingkat Provinsi Jawa Timur yang dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo akan menjadi pendorong berkembangnya pelayanan kesehatan tradisional di Kabupaten Sidoarjo," katanya.
 
Ia mengatakan kelompok Asman Temulawak Desa Singopadu Kecamatan Tulangan adalah juara 1 tingkat Kabupaten Sidoarjo. Oleh karenanya dipilih untuk mewakili Kabupaten Sidoarjo pada penilaian kelompok Asman Toga dan Akupresur tahun 2022 tingkat Provinsi Jawa Timur.
 
Menurut dia, kelompok Asman Temulawak Desa Singopadu mempunyai program inovasi yang didukung oleh program terkait, di antaranya program Temu Hati (Asman Temulawak Peduli Hipertensi).

Program inovasi tersebut muncul karena banyaknya penderita hipertensi yang ditemukan dari hasil survey PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga).
 
"Ada 1.046 KK (95 KK atau 9,08 persen mengalami hipertensi) belum melakukan pengobatan rutin karena banyak sebab. Di bawah binaan Puskesmas Tulangan, kelompok Asman Temulawak membuat sebuah terobosan dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga dan akupresur dengan program inovasi “Temuhati” dengan berbagai kegiatan," katanya.
 
Adapula program Gertak Tato atau Gerakan Serentak Penanaman Toga di halaman rumah seluruh warga dan di tiap jalan serta pengadaan Toga di setiap wilayah RT/RW.
 
Selanjutnya ada program Telaga atau Tempat Pengenalan Toga. Melalui program tersebut taman Toga yang ada menjadi sarana edukasi Toga bagi generasi muda dan anak sekolah. Program lainnya adalah Jagadaus atau Jualan Olahan Toga Dapat Fulus.
 
Progran tersebut merupakan kegiatan untuk mengapresiasi masyarakat yang telah mampu membuat olahan Toga untuk di pasarkan sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga.
 
Ia mengatakan pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional di Kabupaten Sidoarjo dapat terwujud dengan baik karena adanya dukungan semua pihak. Dinas Kesehatan sebagai leading sektor dalam pelaksanaan Asuhan Mandiri pemanfaatan Toga dan Akupresur didukung oleh dinas terkait lainnya.
 
Seperti Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta didukung sektor lain yang tidak mengikat seperti adanya CSR dari perusahaan swasta.
 
"Semoga dengan kegiatan penilaian ini Sidoarjo mampu mengangkat nama Jawa Timur dan menjadi perwakilan di tingkat nasional," ucapnya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022