Jamaah calon haji asal Lamongan, Jawa Timur, tepergok petugas Embarkasi Surabaya membawa sejumlah barang terlarang seperti paku, palu, hingga cobek dalam tas tenteng saat hendak berangkat menuju Tanah Suci.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Husnul Maram mengungkapkan barang-barang tersebut ditemukan saat pemeriksaan menggunakan alat deteksi X-ray ketika jamaah akan bertolak dari Asrama Haji Surabaya menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Mereka jamaah dari kloter 5 yang berangkat ke Tanah Suci pada Selasa malam, 7 Juni. Ternyata ada yang bawa cobek. Mungkin mau dibuat ngulek sambel di sana," katanya kepada wartawan di Surabaya, Rabu, seraya tersenyum.
Cobek tersebut akhirnya diamankan petugas haji daerah dan dibawa pulang kembali ke Lamongan.
Menurut Maram, barang-barang yang disita itu bisa diambil kembali oleh pemiliknya saat kembali dari Tanah Suci di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) daerah setempat.
"Cobek tidak boleh dibawa di dalam kabin pesawat. Takutnya kan bila ada apa-apa, barang-barang seperti cobek disalahgunakan untuk melempar atau tindakan anarkis lainnya dalam pesawat, kan berbahaya," ujarnya.
Selain cobek, dari tas tenteng yang dibawa jamaah calon haji asal Lamongan lainnya ditemukan berisi tampar. Ada pula yang membawa palu, paku, serta benda tajam lainnya.
Temuan-temuan tersebut disita petugas karena dianggap membahayakan penerbangan internasional.
"Jamaah yang ingin membawa gunting, silet, pisau, silakan dimasukkan koper bagasi saja. Jangan ditaruh di tas tenteng," tutur Maram.
Menurutnya, rombongan kloter 5, yang di antaranya memuat sebanyak 146 calon haji asal Kota Surabaya, sebenarnya sudah tertib dalam hal barang-barang bawaannya. Indikasinya sudah tidak ada yang membawa barang-barang mengandung cairan di atas 100 mililiter.
"Petugas tidak mengamankan cairan atau gel sama sekali. Hanya mengamankan benda tajam, seperti gunting, silet, paku, dan palu. Selain juga tampar dan cobek," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Husnul Maram mengungkapkan barang-barang tersebut ditemukan saat pemeriksaan menggunakan alat deteksi X-ray ketika jamaah akan bertolak dari Asrama Haji Surabaya menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Mereka jamaah dari kloter 5 yang berangkat ke Tanah Suci pada Selasa malam, 7 Juni. Ternyata ada yang bawa cobek. Mungkin mau dibuat ngulek sambel di sana," katanya kepada wartawan di Surabaya, Rabu, seraya tersenyum.
Cobek tersebut akhirnya diamankan petugas haji daerah dan dibawa pulang kembali ke Lamongan.
Menurut Maram, barang-barang yang disita itu bisa diambil kembali oleh pemiliknya saat kembali dari Tanah Suci di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) daerah setempat.
"Cobek tidak boleh dibawa di dalam kabin pesawat. Takutnya kan bila ada apa-apa, barang-barang seperti cobek disalahgunakan untuk melempar atau tindakan anarkis lainnya dalam pesawat, kan berbahaya," ujarnya.
Selain cobek, dari tas tenteng yang dibawa jamaah calon haji asal Lamongan lainnya ditemukan berisi tampar. Ada pula yang membawa palu, paku, serta benda tajam lainnya.
Temuan-temuan tersebut disita petugas karena dianggap membahayakan penerbangan internasional.
"Jamaah yang ingin membawa gunting, silet, pisau, silakan dimasukkan koper bagasi saja. Jangan ditaruh di tas tenteng," tutur Maram.
Menurutnya, rombongan kloter 5, yang di antaranya memuat sebanyak 146 calon haji asal Kota Surabaya, sebenarnya sudah tertib dalam hal barang-barang bawaannya. Indikasinya sudah tidak ada yang membawa barang-barang mengandung cairan di atas 100 mililiter.
"Petugas tidak mengamankan cairan atau gel sama sekali. Hanya mengamankan benda tajam, seperti gunting, silet, paku, dan palu. Selain juga tampar dan cobek," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022