Almarhum dr. Achmad Yurianto, mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, yang meninggal dunia pada Sabtu (21/5) memiliki pesan terakhir yang disampaikan kepada keluarganya.
Adik kandung almarhum Achmad Yurianto, Edy Suhartono, usai prosesi pemakaman di Kota Batu, Jawa Timur, Minggu, mengatakan bahwa pesan terakhir yang disampaikan Achmad Yurianto, ia merindukan sosok ibundanya Rr. Mientarti dan ingin pulang ke Kota Batu.
"Beliau ketika sakit, hanya satu permintaannya, kangen dengan ibunda, ingin pulang," kata Edy.
Edy menjelaskan permintaan anak ketujuh dari sembilan bersaudara itu, pihak keluarga memutuskan untuk memindahkan perawatan mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang.
"Dengan segala risiko kita geser (perawatan) ke Malang," katanya.
Sebelumnya, Achmad Yurianto dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta akibat kanker usus. Ayah dari dua orang anak laki-laki tersebut meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari di RSUD Saiful Anwar Malang.
Ia menambahkan Yuri, panggilan akrab Achmad Yurianto merupakan sosok yang sangat dekat dengan ibunda Rr Mientarti yang meninggal dunia pada 2014. Kemana pun Yuri akan bertugas, ia selalu pulang ke Kota Batu untuk berpamitan kepada orang tuanya.
"Beliau sangat dekat dengan ibunda. Setiap akan berangkat bertugas selalu pulang untuk berpamitan. Jika tidak bisa pulang, selalu menelepon," katanya.
Sesuai dengan kesepakatan keluarga, jenazah Yuri dimakamkan tepat di samping pusara ibunda Rr Mientarti di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadaprejo, Kota Batu. Proses pemakaman dilakukan dengan upacara militer.
Almarhum Achmad Yurianto merupakan purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Kolonel CKM. Ia mengawali karir pada 1987 sebagai dokter militer dan menjadi Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya.
Pada 2008, Almarhum dipercaya untuk menjabat Wakil Kepala Rumah Sakit Tingkat II Dustira Cimahi, Jawa Barat dan menjadi Wakil Kepala Kesehatan Derah Militer IV Diponegoro, Semarang hingga tahun 2011.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022