Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta seluruh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk meningkatkan kepekaan dan nilai sosial.
"Doa untuk kepentingan umum itu lebih mudah dikabulkan ketimbang mendoakan diri sendiri. Sayangnya, kita lebih sering berdoa untuk diri sendiri. Jarang kita memanjatkan doa untuk kebaikan bersama, memajukan masyarakat yang mungkin belum sejahtera," kata Muhadjir saat memberikan tausiah dan motivasi dalam halal bihalal dengan seluruh sivitas akademika UMM di kampus setempat di Malang, Jatim, Minggu.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan bahwa Idul Fitri dapat diartikan sebagai kembali ke fitrah dan suci. Jadi, ketika bersih, doa-doa yang dipanjatkan akan lebih mudah dikabulkan oleh Tuhan, terutama doa-doa yang menyangkut kepentingan umum.
Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan diri sebagai orang yang bertakwa, perlu adanya pembiasaan diri untuk berdoa di lingkup yang lebih besar.
Menurutnya, Tuhan merupakan zat yang Maha Sosial. Bahkan, dalam beberapa ayat Alquran menganjurkan manusia memiliki jiwa sosial tinggi. "Allah itu menyukai mereka yang berjiwa sosial tinggi. Berderma, baik dalam keadaan susah maupun senang, menjaga amarahnya, serta memaafkan sesama meski tidak diminta,” kata mantan Rektor UMM tersebut.
Muhadjir juga membahas tantangan yang dihadapi di era digital. Bagaimana keburukan-keburukan justru dieksploitasi dan dijadikan keuntungan. Masyarakat yang dulunya bukan siapa-siapa menjadi orang yang terkenal berkat keberanian melewati batas akhlak.
Meski begitu, Muhadjir mengajak sivitas akademika UMM untuk yakin bahwa kebenaran akan datang. Sementara kebatilan akan hilang, sehingga kehidupan manusia menjadi lebih baik lagi.
Ia juga mengingatkan Kampus Putih (UMM) untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri dan merasa sudah besar. Ketika UMM berusaha maju, sudah tentu perguruan tinggi lain melakukan hal yang sama.
“Maka, perlu adanya terobosan yang baik dibarengi dengan visi yang baik pula. Apalagi, di era yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidakstabilan seperti saat ini,” tutur Muhadjir.
Sementara itu, Rektor UMM Dr Fauzan mengatakan bahwa Ramadhan boleh berlalu, tapi nilai spiritual yang sudah dibangun harus terus dipertahankan. Utamanya dalam rangka menyempurnakan kehidupan yang sudah dijalani.
Menurut Fauzan, kinerja yang sudah sivitas akademika Kampus Putih lakukan merupakan bagian dan cara untuk menjadi muttaqin. Apalagi, jika mampu mengisi kinerja dengan nilai spiritualitas.
“Insya Allah jika sivitas akademika UMM menggunakan cara pandang spiritual dalam mengembangkan pekerjaan, tentu Allah akan menurunkan hidayah dan nikmatnya yang melimpah,” kata Fauzan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Doa untuk kepentingan umum itu lebih mudah dikabulkan ketimbang mendoakan diri sendiri. Sayangnya, kita lebih sering berdoa untuk diri sendiri. Jarang kita memanjatkan doa untuk kebaikan bersama, memajukan masyarakat yang mungkin belum sejahtera," kata Muhadjir saat memberikan tausiah dan motivasi dalam halal bihalal dengan seluruh sivitas akademika UMM di kampus setempat di Malang, Jatim, Minggu.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan bahwa Idul Fitri dapat diartikan sebagai kembali ke fitrah dan suci. Jadi, ketika bersih, doa-doa yang dipanjatkan akan lebih mudah dikabulkan oleh Tuhan, terutama doa-doa yang menyangkut kepentingan umum.
Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan diri sebagai orang yang bertakwa, perlu adanya pembiasaan diri untuk berdoa di lingkup yang lebih besar.
Menurutnya, Tuhan merupakan zat yang Maha Sosial. Bahkan, dalam beberapa ayat Alquran menganjurkan manusia memiliki jiwa sosial tinggi. "Allah itu menyukai mereka yang berjiwa sosial tinggi. Berderma, baik dalam keadaan susah maupun senang, menjaga amarahnya, serta memaafkan sesama meski tidak diminta,” kata mantan Rektor UMM tersebut.
Muhadjir juga membahas tantangan yang dihadapi di era digital. Bagaimana keburukan-keburukan justru dieksploitasi dan dijadikan keuntungan. Masyarakat yang dulunya bukan siapa-siapa menjadi orang yang terkenal berkat keberanian melewati batas akhlak.
Meski begitu, Muhadjir mengajak sivitas akademika UMM untuk yakin bahwa kebenaran akan datang. Sementara kebatilan akan hilang, sehingga kehidupan manusia menjadi lebih baik lagi.
Ia juga mengingatkan Kampus Putih (UMM) untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri dan merasa sudah besar. Ketika UMM berusaha maju, sudah tentu perguruan tinggi lain melakukan hal yang sama.
“Maka, perlu adanya terobosan yang baik dibarengi dengan visi yang baik pula. Apalagi, di era yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidakstabilan seperti saat ini,” tutur Muhadjir.
Sementara itu, Rektor UMM Dr Fauzan mengatakan bahwa Ramadhan boleh berlalu, tapi nilai spiritual yang sudah dibangun harus terus dipertahankan. Utamanya dalam rangka menyempurnakan kehidupan yang sudah dijalani.
Menurut Fauzan, kinerja yang sudah sivitas akademika Kampus Putih lakukan merupakan bagian dan cara untuk menjadi muttaqin. Apalagi, jika mampu mengisi kinerja dengan nilai spiritualitas.
“Insya Allah jika sivitas akademika UMM menggunakan cara pandang spiritual dalam mengembangkan pekerjaan, tentu Allah akan menurunkan hidayah dan nikmatnya yang melimpah,” kata Fauzan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022