Masyarakat yang bermukim di tepian Sungai Kapuas saat ini terus mempersiapkan permainan "meriam karbit" untuk menyambut dan sekaligus memeriahkan malam Lebaran Idul Fitri 2022 di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
"Kami sudah melakukan persiapannya sejak dua minggu yang lalu, targetnya malam ini sudah selesai semua," kata Koordinator Meriam Karbit Gang Landak, Alpian di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan, ada sebanyak 12 meriam karbit yang disediakan di Gang Landak itu yang terbuat dari paralon kemudian diberi ornamen khas Melayu Pontianak yakni lukisan corak insang.
Permainan meriam karbit telah menjadi warisan budaya tak benda di Kota Pontianak, karena itu harus tetap dilestarikan. Namun karena masih adanya pandemi COVID-19 jadi jumlah meriam karbit yang ada masih terbatas.
"Persiapan pembuatan meriam karbit ini kurang lebih satu bulan dari awal Ramadhan. Pada malam-malam Ramadhan, sesekali meriam karbit juga dihidupkan untuk diuji coba sekaligus meriahkan malam Ramadhan," ujarnya.
Menurut dia pembuatan meriam karbit di gang ini telah dilakukan turun-temurun, proses pembuatan meriam karbit tersebut pun hasil dari kerja gotong-royong masyarakat Gang Landak.
Dia menjelaskan cara bermain meriam karbit dimulai dengan menutup lubang pada moncong meriam karbit menggunakan kertas koran bekas, selanjutnya meriam diisi air serta karbit dengan takaran yang menyesuaikan besaran dari meriamnya, ketika meriam sudah dipastikan siap dibunyikan, lubang yang telah disediakan di bawah meriam disulut dengan api hingga terdengar bunyi dentuman.
"Selain meriam karbit, nanti kami juga akan membuat boneka kuntilanak yang merupakan ikon kota Pontianak dan diletakkan di atas meriam tersebut menggunakan kawat," sambung dia.
Dia berharap pandemi COVID-19 cepat selesai sehingga tahun berikutnya bisa menyambut Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan lebih meriah lagi dan festival meriam karbit dapat diadakan kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kami sudah melakukan persiapannya sejak dua minggu yang lalu, targetnya malam ini sudah selesai semua," kata Koordinator Meriam Karbit Gang Landak, Alpian di Pontianak, Sabtu.
Dia menjelaskan, ada sebanyak 12 meriam karbit yang disediakan di Gang Landak itu yang terbuat dari paralon kemudian diberi ornamen khas Melayu Pontianak yakni lukisan corak insang.
Permainan meriam karbit telah menjadi warisan budaya tak benda di Kota Pontianak, karena itu harus tetap dilestarikan. Namun karena masih adanya pandemi COVID-19 jadi jumlah meriam karbit yang ada masih terbatas.
"Persiapan pembuatan meriam karbit ini kurang lebih satu bulan dari awal Ramadhan. Pada malam-malam Ramadhan, sesekali meriam karbit juga dihidupkan untuk diuji coba sekaligus meriahkan malam Ramadhan," ujarnya.
Menurut dia pembuatan meriam karbit di gang ini telah dilakukan turun-temurun, proses pembuatan meriam karbit tersebut pun hasil dari kerja gotong-royong masyarakat Gang Landak.
Dia menjelaskan cara bermain meriam karbit dimulai dengan menutup lubang pada moncong meriam karbit menggunakan kertas koran bekas, selanjutnya meriam diisi air serta karbit dengan takaran yang menyesuaikan besaran dari meriamnya, ketika meriam sudah dipastikan siap dibunyikan, lubang yang telah disediakan di bawah meriam disulut dengan api hingga terdengar bunyi dentuman.
"Selain meriam karbit, nanti kami juga akan membuat boneka kuntilanak yang merupakan ikon kota Pontianak dan diletakkan di atas meriam tersebut menggunakan kawat," sambung dia.
Dia berharap pandemi COVID-19 cepat selesai sehingga tahun berikutnya bisa menyambut Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan lebih meriah lagi dan festival meriam karbit dapat diadakan kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022