Sejumlah warga tidak mengetahui ada prosedur khusus saat penukaran uang pecahan baru yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dalam layanan kas keliling menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022.
"Jadi, ini kan kebijakan Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Kebijakannya itu, untuk penukaran lewat aplikasi. Ini kami lakukan karena saat ini masih pandemi," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Wihujeng Ayu Rengganis di Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Wihujeng yang ditemui saat penukaran uang di Pasar Setonobetek, Kota Kediri, itu mengatakan kebijakan untuk penukaran di kas keliling harus sesuai dengan aturan.
Walaupun saat ini di beberapa daerah sudah level satu, kebijakan tetap dilakukan untuk penukaran uang baru dengan aplikasi Pintar tersebut.
Menurut dia, adanya masyarakat yang ternyata belum mengetahui bahwa penukaran uang harus lewat aplikasi Pintar menjadi bahan evaluasi.
"Tidak semua bisa mengakses atau terinformasi hal tersebut. Itu jadi bahan evaluasi juga agar ke depan jauh-jauh hari kami sudah edukasi dan sampaikan tata cara penukaran," kata dia.
Namun, dia juga mengatakan masyarakat yang ingin menukar uang juga bisa terlayani di perbankan umum. Di wilayah BI Kediri, ada 70 titik penukaran yang bisa melayani permintaan penukaran dengan jadwal dari perbankan masing-masing.
Selain itu, BI juga menambah jumlah kuota penukaran. Jika sebelumnya hanya ada dua titik untuk kas keliling yakni di Pasar Setonobetek dan Pasar Bandar, Kota Kediri dengan kuota penukaran 100 paket, saat ini ditambah menjadi total lima lokasi dengan jumlah paket juga ditambah.
"Ini antusiasme dari penukar yang banyak, kami tambahkan jadi lima jadwal penukaran dengan kuota ditambah dari 100 menjadi 200. Kami ingin sedapat mungkin bisa akomodasi warga," kata dia.
Sementara itu, Vita, warga Kediri mengaku cukup kecewa dengan sistem penukaran harus lewat aplikasi itu. Ia datang ke Pasar Setonobetek, Kota Kediri lebih awal dengan harapan tidak ada antrean, tapi ternyata memakai aplikasi. Ia pun akhirnya memilih pulang.
"Saya sudah ke bank-bank umum dan semuanya jadwal terakhir dan kuota habis. Ini saya mencoba ikut antrean BI Kediri, tapi ternyata memakai aplikasi," kata Vita dengan kecewa.
Indri, salah seorang warga Kediri mengaku dirinya bisa dapat kuota untuk penukaran uang pecahan. Ia sudah daftar satu pekan sebelumnya saat tengah malam.
"Saya satu pekan lalu daftar, itu pun tengah malam, jam 00.00 WIB. Dengan aplikasi sebenarnya lebih dimudahkan, karena tidak perlu antre banyak. Kalau ke bank kan harus antre banyak," kata Indri yang sepakat penukaran uang dengan aplikasi itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Jadi, ini kan kebijakan Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Kebijakannya itu, untuk penukaran lewat aplikasi. Ini kami lakukan karena saat ini masih pandemi," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Wihujeng Ayu Rengganis di Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Wihujeng yang ditemui saat penukaran uang di Pasar Setonobetek, Kota Kediri, itu mengatakan kebijakan untuk penukaran di kas keliling harus sesuai dengan aturan.
Walaupun saat ini di beberapa daerah sudah level satu, kebijakan tetap dilakukan untuk penukaran uang baru dengan aplikasi Pintar tersebut.
Menurut dia, adanya masyarakat yang ternyata belum mengetahui bahwa penukaran uang harus lewat aplikasi Pintar menjadi bahan evaluasi.
"Tidak semua bisa mengakses atau terinformasi hal tersebut. Itu jadi bahan evaluasi juga agar ke depan jauh-jauh hari kami sudah edukasi dan sampaikan tata cara penukaran," kata dia.
Namun, dia juga mengatakan masyarakat yang ingin menukar uang juga bisa terlayani di perbankan umum. Di wilayah BI Kediri, ada 70 titik penukaran yang bisa melayani permintaan penukaran dengan jadwal dari perbankan masing-masing.
Selain itu, BI juga menambah jumlah kuota penukaran. Jika sebelumnya hanya ada dua titik untuk kas keliling yakni di Pasar Setonobetek dan Pasar Bandar, Kota Kediri dengan kuota penukaran 100 paket, saat ini ditambah menjadi total lima lokasi dengan jumlah paket juga ditambah.
"Ini antusiasme dari penukar yang banyak, kami tambahkan jadi lima jadwal penukaran dengan kuota ditambah dari 100 menjadi 200. Kami ingin sedapat mungkin bisa akomodasi warga," kata dia.
Sementara itu, Vita, warga Kediri mengaku cukup kecewa dengan sistem penukaran harus lewat aplikasi itu. Ia datang ke Pasar Setonobetek, Kota Kediri lebih awal dengan harapan tidak ada antrean, tapi ternyata memakai aplikasi. Ia pun akhirnya memilih pulang.
"Saya sudah ke bank-bank umum dan semuanya jadwal terakhir dan kuota habis. Ini saya mencoba ikut antrean BI Kediri, tapi ternyata memakai aplikasi," kata Vita dengan kecewa.
Indri, salah seorang warga Kediri mengaku dirinya bisa dapat kuota untuk penukaran uang pecahan. Ia sudah daftar satu pekan sebelumnya saat tengah malam.
"Saya satu pekan lalu daftar, itu pun tengah malam, jam 00.00 WIB. Dengan aplikasi sebenarnya lebih dimudahkan, karena tidak perlu antre banyak. Kalau ke bank kan harus antre banyak," kata Indri yang sepakat penukaran uang dengan aplikasi itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022