Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Timur mewaspadai dampak ekonomi dari konflik Ukraina-Rusia, sebab kini sudah mulai dirasakan dalam anatomi inflasi wilayah setempat.
Wakil Ketua TPID Jatim, Budi Hanoto di Surabaya, Rabu mengatakan kenaikan harga komoditas pangan dan energi global, diduga akan menjadi sumber tekanan bagi Jawa Timur melalui transmisi kenaikan harga BBM, gandum, kedelai, hingga pupuk pertanian.
Tekanan tersebut, kata dia, semakin meningkat seiring dengan pola inflasi musiman yang berasal dari peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri.
"Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dalam meredakan tekanan inflasi tersebut," kata Budi yang juga menjabat sebagai Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jatim.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil E Dardak, dalam rapat koordinasi wilayah TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur mengatakan inflasi Jatim menunjukkan tren meningkat, tetapi masih terkendali dalam sasaran inflasi nasional.
Oleh karena itu, Emil mendorong anggota TPID memperkuat dan mengoptimalkan strategi pengendalian inflasi melalui sinergi dan inovasi pada pilar 4K TPID, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Selain itu, Emil mendorong dilakukannya lima strategi pengendalian inflasi hasil rapat koordinasi TPID, yakni pertama pemantauan ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis melalui perluasan distribusi produksi komoditas dengan kerja sama antardaerah (KAD) untuk mengurangi disparitas harga komoditas antar kota/kabupaten di Jatim.
Kedua, penguatan rantai nilai komoditas dari sektor hulu hingga hilir. Ketiga, imbauan bagi korporasi untuk berbagi beban atas kenaikan bahan baku dengan menahan kenaikan harga jual yang dibebankan pada konsumen.
Keempat, optimalisasi utilisasi teknologi digital, baik untuk peningkatan produktivitas pertanian melalui digital farming maupun perluasan elektronifikasi pembayaran digital.
Dan kelima, melaksanakan pengendalian inflasi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H seperti pasar murah, sidak produsen dan pabrikan, pemberian subsidi angkutan perintis daerah terluar, pembatasan angkutan barang lebaran dengan pengecualian angkutan barang pokok, hingga memastikan kecukupan pasokan BBM.
Sementara itu, saat ini kondisi geopolitik global memberikan dampak pada pemulihan ekonomi Jawa Timur, meski demikian inflasi Jatim pada triwulan I-2022 masih terpantau stabil dalam kisaran target inflasi sebesar 3,04 persen (year on year).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wakil Ketua TPID Jatim, Budi Hanoto di Surabaya, Rabu mengatakan kenaikan harga komoditas pangan dan energi global, diduga akan menjadi sumber tekanan bagi Jawa Timur melalui transmisi kenaikan harga BBM, gandum, kedelai, hingga pupuk pertanian.
Tekanan tersebut, kata dia, semakin meningkat seiring dengan pola inflasi musiman yang berasal dari peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri.
"Oleh karena itu, diperlukan langkah konkret dalam meredakan tekanan inflasi tersebut," kata Budi yang juga menjabat sebagai Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jatim.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil E Dardak, dalam rapat koordinasi wilayah TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur mengatakan inflasi Jatim menunjukkan tren meningkat, tetapi masih terkendali dalam sasaran inflasi nasional.
Oleh karena itu, Emil mendorong anggota TPID memperkuat dan mengoptimalkan strategi pengendalian inflasi melalui sinergi dan inovasi pada pilar 4K TPID, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Selain itu, Emil mendorong dilakukannya lima strategi pengendalian inflasi hasil rapat koordinasi TPID, yakni pertama pemantauan ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis melalui perluasan distribusi produksi komoditas dengan kerja sama antardaerah (KAD) untuk mengurangi disparitas harga komoditas antar kota/kabupaten di Jatim.
Kedua, penguatan rantai nilai komoditas dari sektor hulu hingga hilir. Ketiga, imbauan bagi korporasi untuk berbagi beban atas kenaikan bahan baku dengan menahan kenaikan harga jual yang dibebankan pada konsumen.
Keempat, optimalisasi utilisasi teknologi digital, baik untuk peningkatan produktivitas pertanian melalui digital farming maupun perluasan elektronifikasi pembayaran digital.
Dan kelima, melaksanakan pengendalian inflasi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H seperti pasar murah, sidak produsen dan pabrikan, pemberian subsidi angkutan perintis daerah terluar, pembatasan angkutan barang lebaran dengan pengecualian angkutan barang pokok, hingga memastikan kecukupan pasokan BBM.
Sementara itu, saat ini kondisi geopolitik global memberikan dampak pada pemulihan ekonomi Jawa Timur, meski demikian inflasi Jatim pada triwulan I-2022 masih terpantau stabil dalam kisaran target inflasi sebesar 3,04 persen (year on year).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022