Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, terus berupaya memacu pertumbuhan ekonomi daerah melalui penggunaan produk lokal dengan menggalakkan gerakan 4T, yakni "Tresno Trenggalek Tumbas Trenggalek".
"Kami sudah melakukan penggunaan produk lokal pada pemakaian seragam. Aksi afirmasi seperti itulah yang terus kita dorong. Jangan sampai kita membeli produk dari luar, kalau di lokal (Trenggalek) saja ada,” kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Selasa.
Gerakan 4T ini sebenarnya mirip dengan gerakan "Dari Trenggalek, Oleh Trenggalek, dan Untuk Trenggalek". Artinya, unsur kebanggaan daerah terus digaungkan agar masyarakat memiliki kecintaan dan kebanggaan terhadap produk lokal Trenggalek.
Melalui gebrakan itu diharapkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bumi Menak Sopal tumbuh subur karena masyarakat yang bernaung pada sektor UMKM di Trenggalek cukup tinggi.
"Kita semua wajib melaksanakan perintah Presiden bahwa 40 persen dari APBD harus dibelanjakan untuk produk dalam negeri. Dengan begitu, pemerintah meyakini bisa membawa perputaran ekonomi lebih tinggi,” imbuhnya.
Perputaran ekonomi yang dimaksud adalah dari Trenggalek untuk warga Kabupaten Trenggalek.
Kebijakan itu salah satunya diterapkan pada penggunaan pakaian ASN setiap Kamis dan Jumat yang mengusung konsep pakaian adat Jawa dan kasual menggunakan produk UMKM lokal.
"Di dalam perbup-nya mewajibkan untuk produk UMKM. Penggunaan produk UMKM untuk pakaian dinas ini diharapkan mampu menggeliatkan ekonomi lokal, karena ada perputaran uang melalui pelaku UMKM,” ujarnya.
"Di dalam perbup-nya mewajibkan untuk produk UMKM. Penggunaan produk UMKM untuk pakaian dinas ini diharapkan mampu menggeliatkan ekonomi lokal, karena ada perputaran uang melalui pelaku UMKM,” ujarnya.
Selain sebagai ajang promosi ke luar daerah agar lebih dikenal secara luas, keberpihakan pemerintah terhadap pelaku UMKM lokal itu dilakukan untuk menggeliatkan kembali sektor ekonomi yang sempat terpuruk karena pandemi COVID19.
Untuk itu, gerakan "Tresno Trenggalek Tumbas Trenggalek" terus digaungkan pemerintah setempat pada berbagai macam produk daerah dalam setiap kesempatan.
Merujuk Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) periode 2016-2021, target pertumbuhan ekonomi di Trenggalek belum tercapai. Dari target 5 persen, baru terealisasi sekitar 3,65 persen.
Kondisi ini dipengaruhi dampak pandemi COVID-19 yang melumpuhkan banyak sektor perekonomian.
Melalui aksi afirmasi bangga buatan Indonesia itu diyakini bakal menggeliatkan sektor ekonomi lokal.
"Oleh karena itu, diharapkan ada peningkatan ekonomi, nanti itu naik 1,7 persen di tahun berikutnya. Sampai 31 Mei secara nasional Pak Presiden menargetkan ada transaksi Rp400 triliun untuk barang-barang dalam negeri,” katanya.
"Oleh karena itu, diharapkan ada peningkatan ekonomi, nanti itu naik 1,7 persen di tahun berikutnya. Sampai 31 Mei secara nasional Pak Presiden menargetkan ada transaksi Rp400 triliun untuk barang-barang dalam negeri,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022