Pengerjaan revitalisasi destinasi Agrowisata Tamansuruh (AWT) Banyuwangi, Jawa Timur, yang mengusung konsep budaya Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi) telah mencapai 70 persen.
Agrowisata Tamansuruh merupakan destinasi seluas 10,5 hektare yang terletak di lereng Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. Destinasi ini menyuguhkan hamparan ragam komoditas pertanian yang kini ditata lebih menarik dengan dukungan dari pemerintah pusat.
"Terima kasih pemerintah pusat terus mendukung pengembangan Banyuwangi, termasuk melakukan penataan AWT. Semoga destinasi ini bisa menjadi magnet baru untuk memicu pemulihan ekonomi. Selain proses pengerjaannya yang telah menciptakan lapangan kerja, semoga nanti ketika beroperasi bisa menumbuhkan geliat usaha warga di sekitar, yang tentu saja juga membutuhkan tenaga kerja," kata Bupati Ipuk Fiestiandani saat di Banyuwangi, Rabu.
Di lokasi wisata itu dibangun jajaran rumah Suku Osing yang indah. Berjejer dengan hamparan lahan pertanian dan Agrowisata Tamansuruh menjadi kental dengan perpaduan nuansa budaya dan pesona alam.
Dibangun pula sejumlah fasilitas, di antaranya area parkir bus, pedestrian, jalan untuk akses kendaraan, dan mobil, tiket kendaraan, ruang tunggu pengemudi, mekanikal, elektrikal dan plumbing (MEP), serta area parkir mobil dan motor. Selain itu, ada bangunan inti dan kolam, ground water tank, toilet publik, mushalla serta tempat pembuangan sampah (TPS), plasa, dan sanggar tari.
"AWT sedang dikembangkan menjadi sebuah destinasi yang bisa mendokumentasikan Banyuwangi di masa lalu, masa kini dan masa depan. Ditampilkan perpaduan antara kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi di kawasan wisata tersebut," tuturnya.
Secara rutin terjadwal, kata Ipuk, di destinasi ini bakal digelar kegiatan adat dan atraksi budaya. Tanpa menghilangkan identitas aslinya sebagai taman bunga dan etalase komoditas pertanian unggulan Banyuwangi.
"Ini akan menjadi destinasi yang memperlihatkan kekayaan lokal Banyuwangi. Tak hanya menampilkan budaya dan potensi pertanian lokal, AWT juga menawarkan view cantik pegunungan dan Selat Bali. Semoga semuanya lancar dan bisa cepat selesai," ujarnya.
Di lokasi wisata itu, Bupati Ipuk berkeliling meninjau langsung pembangunan sejumlah fasilitas. Ipuk memastikan pengerjaannya tetap mengusung kearifan lokal Banyuwangi, yakni konsep desa wisata (kampung Osing) yang menampilkan keaslian budayanya.
"Pengerjaannya sudah mencapai 70 persen. Targetnya selesai pada Agustus mendatang,' ucap Bupati Ipuk.
Sisa pekerjaan sebesar 30 persen adalah penyelesaian tahap akhir, seperti pembangunan pedestrian, pemasangan dinding rumah Osing, dan penataan lansekap. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Agrowisata Tamansuruh merupakan destinasi seluas 10,5 hektare yang terletak di lereng Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. Destinasi ini menyuguhkan hamparan ragam komoditas pertanian yang kini ditata lebih menarik dengan dukungan dari pemerintah pusat.
"Terima kasih pemerintah pusat terus mendukung pengembangan Banyuwangi, termasuk melakukan penataan AWT. Semoga destinasi ini bisa menjadi magnet baru untuk memicu pemulihan ekonomi. Selain proses pengerjaannya yang telah menciptakan lapangan kerja, semoga nanti ketika beroperasi bisa menumbuhkan geliat usaha warga di sekitar, yang tentu saja juga membutuhkan tenaga kerja," kata Bupati Ipuk Fiestiandani saat di Banyuwangi, Rabu.
Di lokasi wisata itu dibangun jajaran rumah Suku Osing yang indah. Berjejer dengan hamparan lahan pertanian dan Agrowisata Tamansuruh menjadi kental dengan perpaduan nuansa budaya dan pesona alam.
Dibangun pula sejumlah fasilitas, di antaranya area parkir bus, pedestrian, jalan untuk akses kendaraan, dan mobil, tiket kendaraan, ruang tunggu pengemudi, mekanikal, elektrikal dan plumbing (MEP), serta area parkir mobil dan motor. Selain itu, ada bangunan inti dan kolam, ground water tank, toilet publik, mushalla serta tempat pembuangan sampah (TPS), plasa, dan sanggar tari.
"AWT sedang dikembangkan menjadi sebuah destinasi yang bisa mendokumentasikan Banyuwangi di masa lalu, masa kini dan masa depan. Ditampilkan perpaduan antara kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi di kawasan wisata tersebut," tuturnya.
Secara rutin terjadwal, kata Ipuk, di destinasi ini bakal digelar kegiatan adat dan atraksi budaya. Tanpa menghilangkan identitas aslinya sebagai taman bunga dan etalase komoditas pertanian unggulan Banyuwangi.
"Ini akan menjadi destinasi yang memperlihatkan kekayaan lokal Banyuwangi. Tak hanya menampilkan budaya dan potensi pertanian lokal, AWT juga menawarkan view cantik pegunungan dan Selat Bali. Semoga semuanya lancar dan bisa cepat selesai," ujarnya.
Di lokasi wisata itu, Bupati Ipuk berkeliling meninjau langsung pembangunan sejumlah fasilitas. Ipuk memastikan pengerjaannya tetap mengusung kearifan lokal Banyuwangi, yakni konsep desa wisata (kampung Osing) yang menampilkan keaslian budayanya.
"Pengerjaannya sudah mencapai 70 persen. Targetnya selesai pada Agustus mendatang,' ucap Bupati Ipuk.
Sisa pekerjaan sebesar 30 persen adalah penyelesaian tahap akhir, seperti pembangunan pedestrian, pemasangan dinding rumah Osing, dan penataan lansekap. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022