Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendorong pemanfaatan limbah kotoran sapi oleh kelompok peternak yang mendapatkan program pengembangan desa melalui korporasi sapi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian untuk diolah menjadi pupuk dan biogas, sehingga mempunyai manfaat lebih.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Jumat, mengemukakan pemanfaatan kotoran sapi menjadi beragam produk tentunya banyak manfaat yang didapatkan.

Salah satu kelompok peternak yang sudah mencoba membuatnya adalah Kelompok Banjarsari, Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, yang membuat biogas untuk gas kompor, lampu, hingga penanak nasi.

"Saya mengapresiasi keberhasilan teman-teman kelompok ternak yang sudah dapat mengolah limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk," katanya di Kediri.

Pengolahan kotoran sapi ini sudah mulai digalakkan lima kelompok peternak yang menjalankan program pengembangan desa korporasi sapi tersebut.

Namun, ia tetap meminta kepada kelompok tani lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.

Selain mengolah limbah kotoran sapi ini, kelompok peternak lainnya juga diharapkan mampu membagi kerja di setiap unit sehingga dapat mengelola sapi-sapi yang didapatkan agar lebih berkembang.

"Selain mengolah limbah, harus juga dipikirkan bagaimana mendapatkan off taker untuk hasil dari pengembangan desa korporasi sapi," kata Mas Bup, sapaan akrabnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tutik Purwaningsih mengatakan limbah terbesar dari budi daya sapi adalah kotoran. Setiap kandang komunal per-hari bisa mencapai 20-25 kilogram kotoran yang dihasilkan.

"Bisa dibayangkan dari ratusan sapi harus benar-benar dipikirkan pengolahannya, sehingga tidak akan terjadi polusi di masyarakat sekitar," kata Tutik.

Tutik menerangkan, dalam program korporasi sapi ini sudah disediakan instalasi biogas. Sedangkan untuk limbah padat yang dihasilkan, kelompok tani akan memroses untuk diolah menjadi pupuk organik.

Pemerintah Kabupaten juga terus mendampingi dan memfasilitasi kelompok-kelompok tani dalam program pengembangan desa korporasi sapi ini untuk mendapatkan pelatihan pemanfaatan limbah yang dihasilkan.

Tutik berharap, ke depannya limbah ini akan terus bisa diolah sehingga menjadi nilai tambah bagi peternak.

Ketua Kelompok Tani Banjarsari, Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Bahrul Basith mengatakan, di kelompoknya telah terbagi menjadi beberapa unit kerja termasuk unit kerja pengolahan limbah.

Pihaknya mengakui dituntut untuk kreatif, sekaligus mencari solusi dari limbah yang dihasilkan ternak sapi.

"Kami terus berinovasi mengolah limbah-limbah ini sehingga bisa menjadi berkah," kata dia.

Ia juga menambahkan, dari 17 anggota di kelompok diterapkan sistem shifting sehingga lebih efisien. Namun ketika sapi-sapi ada yang dinyatakan bunting, pengecekan dilakukan lebih ekstra. Bahkan setiap dua jam sekali, memastikan sapi-sapi itu dalam keadaan baik.

Kelompok peternak sapi di Kabupaten Kediri mendapatkan bantuan 1.000 ekor sapi melalui program korporasi sapi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.

Ternak sapi ini diberikan kepada lima kelompok peternak dari empat desa di Kecamatan Ngadiluwih. Pendistribusian sapi bantuan itu dilakukan secara berkala, masing-masing kelompok mendapatkan 200 ekor sapi. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022