Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengusulkan Desa Parengan di Kabupaten Lamongan menjadi desa devisa untuk memenuhi kuota program yang diinisiasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Sabtu, Khofifah mengatakan Desa Parengan, Maduran, memiliki produk unggulan berupa tenun ikat dan kain songket.
"Lamongan ini punya tenun ikat yang sentranya ada di Desa Parengan yang memang diproduksi oleh penduduk desa ini," kata Gubernur Khofifah yang beberapa waktu lalu mengunjungi Butik Kerajinan Tenun Ikat Paradila di Desa Parengan, Lamongan.
Tenun ikat yang berasal dari Desa Parengan, Kecamatan Maduran, telah dikenal masyarakat dengan nama tenun ikat Parengan.
Menurut Khofifah, tenun ikat Parengan dibuat langsung di sentra industri yang bernama Paradila. Selain tenun ikat, Paradila juga menyediakan tenun ikat doby, tenun ikat doby tiker, songket sido, songket payet, songket ancak, dan tenun ikat spesial, dan telah berdiri sejak 1989 menaungi warga Desa Parengan dan sekitarnya untuk menjaga kelestarian tenun ikat di Lamongan.
Oleh karena itu, Khofifah mengatakan Desa Parengan patut diusulkan menjadi desa devisa karena beberapa kriteria sudah ada, termasuk menghasilkan kerajinan tenun ikat.
Menurut Khofifah, dengan menyandang predikat sebagai desa devisa, daya saing produksi tenun ikat asal Desa Parengan akan semakin meningkat sebab program desa devisa ini salah satunya memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor.
Khofifah menegaskan program desa devisa ini sangat strategis meningkatkan kualitas produk, utamanya dalam mendorong produk asal desa masuk ke rantai pasok global. Pada akhirnya, ekonomi masyarakat akan meningkat dan kesejahteraan akan turut mengikutinya.
"Kuota Provinsi Jatim dari LPEI sebanyak 15 desa, saat ini kami terus melakukan hunting dan identifikasi mana-mana saja desa yang memenuhi kriteria untuk masuk dalam kuota tersebut. Desa Parengan ini menurut saya sangat layak dan sudah diusulkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Sabtu, Khofifah mengatakan Desa Parengan, Maduran, memiliki produk unggulan berupa tenun ikat dan kain songket.
"Lamongan ini punya tenun ikat yang sentranya ada di Desa Parengan yang memang diproduksi oleh penduduk desa ini," kata Gubernur Khofifah yang beberapa waktu lalu mengunjungi Butik Kerajinan Tenun Ikat Paradila di Desa Parengan, Lamongan.
Tenun ikat yang berasal dari Desa Parengan, Kecamatan Maduran, telah dikenal masyarakat dengan nama tenun ikat Parengan.
Menurut Khofifah, tenun ikat Parengan dibuat langsung di sentra industri yang bernama Paradila. Selain tenun ikat, Paradila juga menyediakan tenun ikat doby, tenun ikat doby tiker, songket sido, songket payet, songket ancak, dan tenun ikat spesial, dan telah berdiri sejak 1989 menaungi warga Desa Parengan dan sekitarnya untuk menjaga kelestarian tenun ikat di Lamongan.
Oleh karena itu, Khofifah mengatakan Desa Parengan patut diusulkan menjadi desa devisa karena beberapa kriteria sudah ada, termasuk menghasilkan kerajinan tenun ikat.
Menurut Khofifah, dengan menyandang predikat sebagai desa devisa, daya saing produksi tenun ikat asal Desa Parengan akan semakin meningkat sebab program desa devisa ini salah satunya memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor.
Khofifah menegaskan program desa devisa ini sangat strategis meningkatkan kualitas produk, utamanya dalam mendorong produk asal desa masuk ke rantai pasok global. Pada akhirnya, ekonomi masyarakat akan meningkat dan kesejahteraan akan turut mengikutinya.
"Kuota Provinsi Jatim dari LPEI sebanyak 15 desa, saat ini kami terus melakukan hunting dan identifikasi mana-mana saja desa yang memenuhi kriteria untuk masuk dalam kuota tersebut. Desa Parengan ini menurut saya sangat layak dan sudah diusulkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022