Produk kendang jimbe dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berpotensi untuk diikutsertakan dalam pameran di ajang Presidensi G20.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Senin, mengemukakan saat ini pihaknya sedang berupaya memenuhi kuota 15 desa devisa yang disiapkan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Desa Minggisari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, adalah salah satu desa yang sudah dimasukkan sebagai salah satu calon desa devisa.

Di tempat ini ada produk UMKM kendang jimbe yang menjadi andalan.

"Saya berharap pekan depan dari LPEI pusat akan menyempatkan ke sini, karena ini bisa langsung didisplai di G20. Jadi yang sudah masuk kategori desa devisa, kesempatan utama displai dalam G20 (Presidensi G20)," katanya saat mengunjungi UMKM kendang jimbe di Blitar.

Ia mengungkapkan Presidensi G20 sebenarnya sudah akan berlangsung mulai Maret sampai akhir tahun ini. Seluruh produk UMKM yang telah disurvei dan lolos oleh LPEI bisa didisplai di pertemuan tersebut.

"G20 (Presidensi G20) sudah akan dilaksanakan mulai Maret ini sampai akhir tahun nanti. Jadi, tentu akan bisa langsung diakses oleh tamu dari berbagai negara yang hadir dalam event di G20. Market akses oleh LPEI dan kami harapkan pasar baru bagi seluruh pelaku industri kreatif termasuk kendang jimbe ini," kata Gubernur.

Khofifah mengatakan dirinya sudah mendapatkan informasi terkait dengan produk kendang jimbe ini, namun ia ingin survei langsung, mendapatkan penjelasan produk sehingga datang menemui pemilik usaha kendang jimbe di Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ini.

Ia berharap dari LPEI pusat akan datang pekan depan melakukan survei. Proses survei guna menentukan apakah laik atau perlu dievaluasi.

Menurut Gubernur, ada syarat yang harus dipenuhi untuk proses approval atau disetujui LPEI pusat di antaranya produknya harus unik, kedua adalah produk sendiri bukan menjualkan produk dari desa lain, ketiga adalah satu desa ada beberapa unit perajinnya, keempat adalah di desa itu unit perajin sudah terasosiasi dalam koperasi atau asosiasi.

Untuk perbedaan sebelum dan sesudah menjadi desa devisa, Gubernur menjelaskan yakni pertama akan dibantu pembiayaan, lalu dibantu desainernya, dan dibantu akses pasarnya.

Sementara itu, Basuki, pemilik CV Maharani Abadi yang memroduksi kendang jimbe di Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar mengaku konsep yang ditawarkan itu tentu saja bisa sangat membantu UMKM seperti dirinya.

"Inti konsepnya sangat bisa membantu untuk UMKM. Semoga programnya bisa terealisasi sehingga bisa menggairahkan produk UMKM di Jatim. Kami bisa ekspor lagi," kata Basuki.

Basuki mengatakan, usahanya ini sudah dirintis sejak 2016 hingga sekarang. Saat ini, ada sekitar 20 orang pekerja yang bekerja membuat kendang jimbe. Pandemi COVID-19, memang sempat membuat permintaan turun, namun ia tetap mempekerjakan seluruh karyawan.

Ia juga menambahkan, usahanya selama ini memang sudah bisa menembus pasar ekspor di China. Sebelum pandemi COVID-19 setiap bulan rata-rata mengirim delapan kontainer.

"Per bulan sebelum pandemi bisa delapan kontainer, sekarang satu kontainer. Untuk isi satu kontainer itu 3.800 kendang jimbe, itu diekspor ke China. Saat ini, kami masih kembangkan ke Brazil, kebetulan kami difasilitasi dengan kedutaan Brazil disana," kata Basuki.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022