Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur menyebut tingkat kunjungan mal di Kota Surabaya pada pekan ketiga Februari 2022 merangkak naik hingga 70 persen.
Ketua APPBI Jawa Timur Sutandi Purnomosidi di Surabaya, Senin, menceritakan, pada saat memasuki bulan Oktober 2021, pemulihan ekonomi di Kota Surabaya bisa dinyatakan 100 persen.
"Artinya, pada saat itu tingkat kunjungan mal di Kota Surbaya sama dengan di tahun 2019," kata Sutandi yang juga Direktur Marketing Pakuwon Group ini.
Namun, lanjut dia, sampai dengan Desember 2021 sampai Januari 2022, mal yang ada di bawah pengelolaan Pakuwon Group, tingkat kunjungan berhasil merangkak naik signifikan hingga 100 persen.
Ketika Pemerintah Pusat mengumumkan DKI Jakarta kembali masuk ke PPKM level 3, sedangkan Surabaya level 2 pada minggu kedua Februari 2022, tingkat kunjungan mal kembali drop hingga ke angka 50 persen.
Penurunan itu tidak bertahan lama, setelah sepekan kemudian, tepatnya di minggu ketiga bulan Februari 2022, kunjungan mal di Surabaya kembali merangkak naik hingga 70 persen.
"Kami berharap, kenaikan kasus Omicron ini tidak disertai dengan peningkatan kasus kematian maupun bed occupation rate (BOR) tinggi," ujarnya.
Jika tidak disertai dengan hal itu, lanjut dia, kemungkinan pada Maret 2022 sudah normal kembali, masyarakat berani lagi beraktifitas di luar. Ia berharap pandemi bisa segera menjadi endemik di Indonesia khususnya Kota Surabaya.
Tidak hanya itu, Sutandi mengatakan, pemulihan ekonomi di Surabaya juga tidak lepas dari kebijakan dan terobosan baru yang dikeluarkan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan Armuji.
Dalam setahun terakhir Eri-Armuji menjabat, Sutandi memberikan penilaian terhadap kinerja pasangan Eri Cahyadi dan Armuji yang energik dan berani mengambil keputusan untuk kebangkitan ekonomi di tengah terpaan pandemi.
"Kenapa saya mengatakan demikian, bisa dilihat yang beliau (Eri-Armuji) lakukan adalah bagaimana menekan angka penularan COVID-19 serendah mungkin, namun perekonomian tetap berjalan. Kami lihat di saat PKKM, antara keseimbangan kesehatan dengan keseimbangan ekonomi ini bisa berjalan beriringan dengan baik di Surabaya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Ketua APPBI Jawa Timur Sutandi Purnomosidi di Surabaya, Senin, menceritakan, pada saat memasuki bulan Oktober 2021, pemulihan ekonomi di Kota Surabaya bisa dinyatakan 100 persen.
"Artinya, pada saat itu tingkat kunjungan mal di Kota Surbaya sama dengan di tahun 2019," kata Sutandi yang juga Direktur Marketing Pakuwon Group ini.
Namun, lanjut dia, sampai dengan Desember 2021 sampai Januari 2022, mal yang ada di bawah pengelolaan Pakuwon Group, tingkat kunjungan berhasil merangkak naik signifikan hingga 100 persen.
Ketika Pemerintah Pusat mengumumkan DKI Jakarta kembali masuk ke PPKM level 3, sedangkan Surabaya level 2 pada minggu kedua Februari 2022, tingkat kunjungan mal kembali drop hingga ke angka 50 persen.
Penurunan itu tidak bertahan lama, setelah sepekan kemudian, tepatnya di minggu ketiga bulan Februari 2022, kunjungan mal di Surabaya kembali merangkak naik hingga 70 persen.
"Kami berharap, kenaikan kasus Omicron ini tidak disertai dengan peningkatan kasus kematian maupun bed occupation rate (BOR) tinggi," ujarnya.
Jika tidak disertai dengan hal itu, lanjut dia, kemungkinan pada Maret 2022 sudah normal kembali, masyarakat berani lagi beraktifitas di luar. Ia berharap pandemi bisa segera menjadi endemik di Indonesia khususnya Kota Surabaya.
Tidak hanya itu, Sutandi mengatakan, pemulihan ekonomi di Surabaya juga tidak lepas dari kebijakan dan terobosan baru yang dikeluarkan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan Armuji.
Dalam setahun terakhir Eri-Armuji menjabat, Sutandi memberikan penilaian terhadap kinerja pasangan Eri Cahyadi dan Armuji yang energik dan berani mengambil keputusan untuk kebangkitan ekonomi di tengah terpaan pandemi.
"Kenapa saya mengatakan demikian, bisa dilihat yang beliau (Eri-Armuji) lakukan adalah bagaimana menekan angka penularan COVID-19 serendah mungkin, namun perekonomian tetap berjalan. Kami lihat di saat PKKM, antara keseimbangan kesehatan dengan keseimbangan ekonomi ini bisa berjalan beriringan dengan baik di Surabaya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022