Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, meminta pengusaha ikut serta mendukung langkah pemkot guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 terutama varian Omicron yang diklaim penyebarannya lebih cepat.
Sekda Kota Kediri Bagus Alit mengemukakan kewaspadaan ditingkatkan di segala lini. Untuk itu, diharapkan ada sinergi yang bagus, sehingga virus ini diharapkan bisa dicegah penyebarannya.
"Seperti yang kita telah tahu bahwa COVID-19 varian Omicron ini memiliki gejala yang relatif ringan, namun perlu diwaspadai penyebaran dari varian ini sangat cepat. Jadi perlu sinergi dari semua guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 di Kota Kediri," katanya saat pertemuan dengan para pelaku usaha di Kediri, Kamis.
Dalam acara yang digelar luring maupun daring tersebut, Sekda meminta agar para pelaku usaha baik dari sektor perdagangan, industri, kafe/restoran, hotel, jasa wisata, pusat perbelanjaan, dealer supaya tertib dalam penegakan disiplin protokol kesehatan terutama penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
"Wajib menegakkan protokol kesehatan, terutama masker. Selain itu, sesuai arahan dari pusat dan Wali Kota Kediri, penggunaan aplikasi PeduliLindungi harus dijalankan dengan baik. Jika ternyata ada yang belum vaksin, jangan diizinkan untuk masuk. Memang berat, untuk itu perlu sinergi dari kita bersama untuk menyukseskan hal ini," kata Bagus.
Pihaknya juga sosialisasi kebijakan-kebijakan PPKM Level 3 Kota Kediri yang tertuang dalam SK Wali Kota Kediri Nomor 188.45/60/419.033/2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 COVID-19.
"Saat ini yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah anak-anak, sebab belakangan ini anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan tertular. Untuk itulah kenapa Pemerintah Kota Kediri mengambil kebijakan penutupan taman-taman/tempat bermain hingga pelaksanaan pembelajaran secara daring," ujar dia.
Namun, ia menambahkan kebijakan yang diambil ini tetap membolehkan para pelaku usaha untuk membuka usahanya, dengan pengetatan dan pembatasan-pembatasan yang harus dipatuhi mulai dari kapasitas pengunjung hingga waktu operasional.
"Pemerintah pusat memprediksi gelombang COVID-19 ini akan mencapai puncaknya akhir Februari 2022, sehingga perlu sinergi dari masyarakat terutama para pelaku usaha untuk menyukseskan upaya penanganan COVID-19 ini supaya semua segera terkendali dan keadaan bisa kembali normal," kata Bagus Alit.
Di Kota Kediri, kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Rabu (9/2) ada 117 orang yang dirawat. Pada Rabu, ada tambahan 55 orang pasien yang positif COVID-19. Jumlah pasien yang positif juga terus bertambah. Pada Selasa (8/2) ada 20 orang positif terpapar COVID-19, dan jumlah yang dirawat ada 75 orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Sekda Kota Kediri Bagus Alit mengemukakan kewaspadaan ditingkatkan di segala lini. Untuk itu, diharapkan ada sinergi yang bagus, sehingga virus ini diharapkan bisa dicegah penyebarannya.
"Seperti yang kita telah tahu bahwa COVID-19 varian Omicron ini memiliki gejala yang relatif ringan, namun perlu diwaspadai penyebaran dari varian ini sangat cepat. Jadi perlu sinergi dari semua guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 di Kota Kediri," katanya saat pertemuan dengan para pelaku usaha di Kediri, Kamis.
Dalam acara yang digelar luring maupun daring tersebut, Sekda meminta agar para pelaku usaha baik dari sektor perdagangan, industri, kafe/restoran, hotel, jasa wisata, pusat perbelanjaan, dealer supaya tertib dalam penegakan disiplin protokol kesehatan terutama penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
"Wajib menegakkan protokol kesehatan, terutama masker. Selain itu, sesuai arahan dari pusat dan Wali Kota Kediri, penggunaan aplikasi PeduliLindungi harus dijalankan dengan baik. Jika ternyata ada yang belum vaksin, jangan diizinkan untuk masuk. Memang berat, untuk itu perlu sinergi dari kita bersama untuk menyukseskan hal ini," kata Bagus.
Pihaknya juga sosialisasi kebijakan-kebijakan PPKM Level 3 Kota Kediri yang tertuang dalam SK Wali Kota Kediri Nomor 188.45/60/419.033/2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 COVID-19.
"Saat ini yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah anak-anak, sebab belakangan ini anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan tertular. Untuk itulah kenapa Pemerintah Kota Kediri mengambil kebijakan penutupan taman-taman/tempat bermain hingga pelaksanaan pembelajaran secara daring," ujar dia.
Namun, ia menambahkan kebijakan yang diambil ini tetap membolehkan para pelaku usaha untuk membuka usahanya, dengan pengetatan dan pembatasan-pembatasan yang harus dipatuhi mulai dari kapasitas pengunjung hingga waktu operasional.
"Pemerintah pusat memprediksi gelombang COVID-19 ini akan mencapai puncaknya akhir Februari 2022, sehingga perlu sinergi dari masyarakat terutama para pelaku usaha untuk menyukseskan upaya penanganan COVID-19 ini supaya semua segera terkendali dan keadaan bisa kembali normal," kata Bagus Alit.
Di Kota Kediri, kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Rabu (9/2) ada 117 orang yang dirawat. Pada Rabu, ada tambahan 55 orang pasien yang positif COVID-19. Jumlah pasien yang positif juga terus bertambah. Pada Selasa (8/2) ada 20 orang positif terpapar COVID-19, dan jumlah yang dirawat ada 75 orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022