Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memastikan harga minyak goreng di pasaran sesuai kebijakan pemerintah, dengan meninjau operasi pasar murah minyak goreng di Kantor UPT Bapenda Jatim, Jalan Panglima Sudirman, Kabupaten Gresik, Jumat.

"Sejak tanggal 14 Januari 2022, pemerintah pusat telah membuat kebijakan satu harga minyak goreng Rp14 ribu. Dan per 1 Februari diterapkan kebijakan baru berupa HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp14 ribu. Kami datang untuk memastikan implementasi kebijakan tersebut di lapangan," kata Khofifah, di Gresik, Jumat.

Ia mengakui, sejak penetapan satu harga dan HET dirinya sudah turun ke sejumlah daerah, dan hasilnya, banyak retail modern yang sudah mengikuti kebijakan tersebut.

"Akan tetapi, saya tidak memungkiri kalau masih ada yang menjual minyak goreng di atas harga yang telah ditentukan," kata Khofifah, yang juga mantan Menteri Sosial itu.

Berdasarkan pengamatannya, Khofifah menyebut, mahalnya harga minyak goreng dipicu ketersediaan barang di lapangan, padahal pasokan minyak di Jatim masih surplus jika mengacu hitung-hitungan yang ada.

"Produksi di Jawa Timur 62.000 ton per bulan, sementara kebutuhan masyarakat 59.000. Artinya, seharusnya kita masih surplus," katanya.

Oleh karena itu, dia memastikan kelangkaan minyak goreng bukan karena persoalan pasokan, sebab produksi di Jatim sudah mencukupi bahkan lebih. 

"Ini pasti ada missing link di rantai distribusi. Ini yang akan kami coba urai dengan mendorong regulasi. Untuk menjaga harga agar sesuai ketetapan, apalagi pemerintah pusat sudah menganggarkan subsidi Rp. 3 triliun," katanya.

Sementara dalam operasi pasar di Gresik, Pemprov Jatim menyediakan 1.000 paket minyak goreng murah.

Per paketnya berisi dua liter minyak dengan harga per liter Rp12.500. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022