Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, terus memantau temuan dua klaster baru penularan atau infeksi virus corona di lingkungan pendidikan daerah tersebut.

"Kami masih terus memantau perkembangan. Belum ada perubahan kebijakan terkait sistem pembelajaran tatap muka yang saat ini sudah berjalan," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Jumat.

Dua klaster pendidikan yang teridentifikasi masing-masing di lingkungan sekolah menengah atas dan pondok pesantren.

Di lingkungan SMA tim pelacak Dinkes Tulungagung menemukan sembilan siswa positif COVID-19 berdasar hasil tes usap PCR. Sementara di lingkungan pondok pesantren temuan kasus lebih banyak lagi, mencapai 22 anak yang mayoritas merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Tulungagung.

"Itu kita tunggu dari pusat, kita 'sampling' yang lain masih negatif," kata Maryoto.

Selain melakukan penelusuran terhadap siswa dan santriwati yang menjadi kontak erat, Dinkes Tulungagung juga mengirim enam sampel dari enam penderita dari penghuni ponpes putri yang sudah dinyatakan positif COVID-19, karena muncul kecurigaan virus itu merupakan varian Omicron.

“Hasilnya belum, mudah-mudahan enggak ada (varian) Omicron,” kata Maryoto.

Dalam dua hari terakhir, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Tulungagung meningkat tajam. Per hari penambahan kasus mencapai 12-13 kasus.

“Protokol kesehatan nomor satu, prokes tetap dijalankan," kata Maryoto.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmat mengatakan kenaikan ini merupakan tanda gelombang ketiga COVID-19 di Tulungagung.

"Bisa jadi. Ya seperti yang disampaikan pak Bupati, mau tidak mau gelombang ketiga pasti akan datang,” katanya.

Meski demikian, Kasil nyatakan gelombang ketiga ini diprediksi lebih ringan. Sebab mayoritas masyarakat sudah divaksin, dan sebagian sudah mempunyai kekebalan alami lantaran terpapar COVID-19.

"Kemungkinan dampaknya tidak seberapa besar," katanya. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022