Jenazah pekerja migran Indonesia Sri Mindari (41) yang menjadi korban kapal tenggelam di Perairan Johor, Malaysia tiba di rumah duka di Desa Kaliboto Kidul, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu.
Di Bandara Juanda, jenazah Sri Mindari diterima Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Kusumo Wahyu Bintoro dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Surabaya Happy Mei Ardeni di Terminal Kargo T1 Angkasa Pura, Juanda.
Kedatangan peti jenazah korban kapal tenggelam ke rumah duka dengan pengawalan polisi dan sampai di rumah duka. Kedatangan peti jenazah disambut isak tangis keluarga dan tetangga.
"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan duka yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Ibu Sri Mindari sebagai korban kecelakaan kapal tenggelam di Perairan Malaysia," kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati di rumah duka.
Berdasarkan keterangan dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Surabaya, korban Sri Mindari juga termasuk salah satu korban kejahatan para pelaku sindikat pengiriman pekerja migran Indonesia secara ilegal.
Wabup yang akrab disapa Bunda Indah mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya calon pekerja migran agar menggunakan jalur resmi, sehingga bisa teridentifikasi dan mendapat perlindungan dari negara.
"Untuk selanjutnya masyarakat berhati-hati dan tidak lagi menjadi pekerja migran yang ilegal agar bisa teridentifikasi dan terlindungi dengan baik antar-dua negara," tuturnya.
Sementara Kepala UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Surabaya Happy Mei Ardeni mengatakan tercatat dua pekerja migran di Jawa Timur yang menjadi korban kecelakaan kapal tenggelam di perairan Johor Malaysia, yakni pekerja migran asal Kabupaten Lumajang dan Jember.
"Pekerja migran yang menjadi korban kapal karam asal Jatim ada dua yakni dari Jember dan Lumajang. Pekerja migran asal Jember sudah kami fasilitasi pemulangan, dan kini giliran warga Lumajang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Di Bandara Juanda, jenazah Sri Mindari diterima Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Kusumo Wahyu Bintoro dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) Surabaya Happy Mei Ardeni di Terminal Kargo T1 Angkasa Pura, Juanda.
Kedatangan peti jenazah korban kapal tenggelam ke rumah duka dengan pengawalan polisi dan sampai di rumah duka. Kedatangan peti jenazah disambut isak tangis keluarga dan tetangga.
"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan duka yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Ibu Sri Mindari sebagai korban kecelakaan kapal tenggelam di Perairan Malaysia," kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati di rumah duka.
Berdasarkan keterangan dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Surabaya, korban Sri Mindari juga termasuk salah satu korban kejahatan para pelaku sindikat pengiriman pekerja migran Indonesia secara ilegal.
Wabup yang akrab disapa Bunda Indah mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya calon pekerja migran agar menggunakan jalur resmi, sehingga bisa teridentifikasi dan mendapat perlindungan dari negara.
"Untuk selanjutnya masyarakat berhati-hati dan tidak lagi menjadi pekerja migran yang ilegal agar bisa teridentifikasi dan terlindungi dengan baik antar-dua negara," tuturnya.
Sementara Kepala UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Surabaya Happy Mei Ardeni mengatakan tercatat dua pekerja migran di Jawa Timur yang menjadi korban kecelakaan kapal tenggelam di perairan Johor Malaysia, yakni pekerja migran asal Kabupaten Lumajang dan Jember.
"Pekerja migran yang menjadi korban kapal karam asal Jatim ada dua yakni dari Jember dan Lumajang. Pekerja migran asal Jember sudah kami fasilitasi pemulangan, dan kini giliran warga Lumajang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022