Para kader kesehatan di Kota Surabaya diminta berinovasi saat memberikan makanan dan camilan kepada anak stunting di Kota Pahlawan, Jatim.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa, mengatakan, selama ini, ada keluhan dari orang tua anak stunting yang merasa kesulitan saat membujuk anak-anaknya untuk makan makanan berat atau karbohidrat. 

"Anak-anak  lebih memilih memakan camilan atau buah-buahan, ketimbang memakan makanan berat," katanya. 

Untuk itu, lanjut dia, makanan harus diberikan variasi agar anak-anak mau makan, bisa cemilannya dengan biskuit, buah-buahan, atau bahkan nugget sayuran. 

"Nanti harus dipastikan juga nilai gizinya untuk anak," katanya.

Tak hanya itu, Wali Kota Eri juga memberikan pesan kepada para orang tua dari anak stunting, untuk ikut menjaga kesehatan anak, dengan tidak merokok, serta memperhatikan pola makan dengan aktivitas anak sehari-hari. 

"Karena ada yang susah makan, tapi dia sangat enerjik, jadi diperlukan perhatian lebih. Kemudian vitamin ini juga harus diminum secara rutin, harapannya Insya Allah satu bulan anak-anak bisa lulus stunting," ujarnya. 

Sementara itu, Kader Kesehatan Kelurahan Kertajaya Lilik Sundari mengatakan, pihaknya selalu melakukan pendampingan dan pemantauan secara maksimal. Selama dua hari sekali, kata dia, pihaknya selalu datang ke rumah balita stunting. 

"Meninjau bagaimana anak itu makan dari permakanan yang kita kirimkan, dimakan atau tidak. Kalau tidak dimakan atau tidak habis, maka kita akan ganti dengan menu yang lainnya dengan menyesuaikan dengan kebutuhan gizi anak tersebut," kata Lilik. 

Lilik mengaku, bahwa pihaknya juga beker jasama dengan Bidan Kelurahan (Bikel) beserta bagian gizi, untuk melakukan pengecekan setiap satu minggu sekali, yakni mengacu pada tinggi dan berat badan anak.

"Kami cek perkembangan anak tersebut dan juga mengirimkan vitamin dan sisi. Jadi di Kelurahan Kertajaya ini ada 8 anak stunting, tapi 1 anak telah lulus, maka totalnya menjadi 7 anak," katanya. (*)


 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021