Penegakan protokol kesehatan sebagai upaya mengantisipasi varian baru Omicron menjelang tahun baru 2022 di Kota Surabaya, Jatim, dinilai lebih efektif daripada mengaktifkan kampung tangguh.
“Tidak perlu aktif kembali kampung tangguh, terpenting prokes ketat semoga Surabaya tidak kemasukan virus Omicron,” kata anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Surabaya Ghofar Ismail di Surabaya, Senin.
Menurut dia, masyarakat sudah sadar dengan penerapan protokol kesehatan (prokes), seperti halnya saat keluar luar rumah menggunakan masker, menjaga jarak saat beraktivitas dan tidak berkerumun.
“Jika prokes tetap dijalankan saya yakin Surabaya terus di Level 1 PPKM," katanya.
Ia kembali menegaskan saat ini Pemkot Surabaya harus fokus pada peningkatan ekonomi masyarakat di tengah recovery ekonomi, yaitu bagaimana mendorong pendapatan masyarakat bisa meningkat dengan dibukanya akses ekonomi seluas-luasnya.
“Kalau menurut saya, dibanding mengaktifkan kampung tangguh, lebih baik mempercepat pemulihan ekonomi. Itu juga untuk mencegah virus Omicron terpenting prokes ketat tetap dijalankan,” katanya.
Adapun untuk memonitor prokes ketat di masyarakat, lanjut dia, kerja Satgas COVID-19 Kota Surabaya perlu ditingkatkan lagi. Ia berharap jangan sampai kinerja satgas kendor dalam memantau prokes khususnya menjelang tahun baru.
“Jadi jika ada warga yang tidak menggunakan masker, Satgas COVID-19 wajib memberi peringatan dan menegurnya,” katanya.
Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto sebelumnya mengatakan, Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo tetap diberdayakan untuk tetap waspada, kemudian mengantisipasi, dan melaporkan warganya, terutama yang melakukan perjalanan dari luar kota dan juga luar negeri.
"Jadi, kami lebih menggencarkan prokes, dan itu dibantu oleh Kapolrestabes, TNI, dan jajaran 3 pilar. Operasi prokes dan tes usap massal tetap kita lakukan pada waktu-waktu tertentu," kata Irvan yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
“Tidak perlu aktif kembali kampung tangguh, terpenting prokes ketat semoga Surabaya tidak kemasukan virus Omicron,” kata anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Surabaya Ghofar Ismail di Surabaya, Senin.
Menurut dia, masyarakat sudah sadar dengan penerapan protokol kesehatan (prokes), seperti halnya saat keluar luar rumah menggunakan masker, menjaga jarak saat beraktivitas dan tidak berkerumun.
“Jika prokes tetap dijalankan saya yakin Surabaya terus di Level 1 PPKM," katanya.
Ia kembali menegaskan saat ini Pemkot Surabaya harus fokus pada peningkatan ekonomi masyarakat di tengah recovery ekonomi, yaitu bagaimana mendorong pendapatan masyarakat bisa meningkat dengan dibukanya akses ekonomi seluas-luasnya.
“Kalau menurut saya, dibanding mengaktifkan kampung tangguh, lebih baik mempercepat pemulihan ekonomi. Itu juga untuk mencegah virus Omicron terpenting prokes ketat tetap dijalankan,” katanya.
Adapun untuk memonitor prokes ketat di masyarakat, lanjut dia, kerja Satgas COVID-19 Kota Surabaya perlu ditingkatkan lagi. Ia berharap jangan sampai kinerja satgas kendor dalam memantau prokes khususnya menjelang tahun baru.
“Jadi jika ada warga yang tidak menggunakan masker, Satgas COVID-19 wajib memberi peringatan dan menegurnya,” katanya.
Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto sebelumnya mengatakan, Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo tetap diberdayakan untuk tetap waspada, kemudian mengantisipasi, dan melaporkan warganya, terutama yang melakukan perjalanan dari luar kota dan juga luar negeri.
"Jadi, kami lebih menggencarkan prokes, dan itu dibantu oleh Kapolrestabes, TNI, dan jajaran 3 pilar. Operasi prokes dan tes usap massal tetap kita lakukan pada waktu-waktu tertentu," kata Irvan yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021