Momen Asosisasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Outlook yang digelar di Denpasar, Bali dimanfaatkan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari untuk memperkenalkan kekayaan budaya Majapahit.
Pasalnya, Bali memiliki kelekatan sejarah dengan Majapahit. Bahkan sebagian masyarakat Bali mempercayai dirinya memiliki darah Majapahit, khususnya masyarakat kalangan tri wangsa.
"Masyarakat Bali ada korelasi sejarah dengan masyarakat Kota Mojokerto yakni sama-sama keturunan Majapahit. Karena terbukti berbagai warisan budaya yang ada di Bali ini sama persis yang ada di Mojopahit kala itu," ujar Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto saat meninjau Stand Exhibision Dekranasda Kota Mojokerto, di Segara Village, Sanur - Denpasar, Sabtu (18/12)
Ning Ita juga mencontohkan, jika kedekatan itu tak hanya dari hubungan darah, tapi juga diimplementasikan ke desain arsitektur Bali yang menyerupai desain arsitektur Majapahit saat itu.
"Bangunan di Bali rata-rata menggunakan batu bata merah, ini kan sama persis dengan candi-candi peninggalan kerajaan Majapahit yang tersebar di Mojokerto. Ini yang menurut kami satu ikatan sejarah yang cukup kuat," tegasnya.
Tak hanya itu, lanjut Ning Ita, Kota Mojokerto dan Bali juga memiliki catatan sejarah nasional yang sama terkait keberadaan sang Proklamator, Soekarno.
"Soekarno ini kan keturunan dari Bali, karena ibunda beliau berasal dari Bali. Dan pada tahun 1907 hingga 1915, Soekarno kecil hijrah ke Kota Mojokerto mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai pengawas di salah satu sekolah di Kota Mojokerto. Bahkan Soekarno kecil juga sempat menimba ilmu pendidikan dasar di sekolah Ongko Loro serta ILS," terangnya.
Jejak dua tempat Soekarno itu, Lanjut Ning Ita, sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Bahkan di dua sekolah yang saat ini berubah menjadi SDN Purwotengah dan SMP Negeri 2 Kota Mojokerto ini sudah dibangunkan patung Soekarno versi usia 12 tahun dengan pakaian khas akulturasi budaya jawa dan belanda.
Ke depan, ujar Ning Ita, SDN Purwotengah akan dijadikan sebagai Galeri Soekarno dan programnya sudah masuk dalam Kemendibud Ristek.
"Tahun depan akan mulai dibangun konten-konten digital yang bisa dijadikan sebagai tempat mendapatkan ilmu terkait Soekarno namun dengan cara yang lebih menarik supaya anak-anak generasi millenial lebih tertarik mempelajari sejarah," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pasalnya, Bali memiliki kelekatan sejarah dengan Majapahit. Bahkan sebagian masyarakat Bali mempercayai dirinya memiliki darah Majapahit, khususnya masyarakat kalangan tri wangsa.
"Masyarakat Bali ada korelasi sejarah dengan masyarakat Kota Mojokerto yakni sama-sama keturunan Majapahit. Karena terbukti berbagai warisan budaya yang ada di Bali ini sama persis yang ada di Mojopahit kala itu," ujar Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto saat meninjau Stand Exhibision Dekranasda Kota Mojokerto, di Segara Village, Sanur - Denpasar, Sabtu (18/12)
Ning Ita juga mencontohkan, jika kedekatan itu tak hanya dari hubungan darah, tapi juga diimplementasikan ke desain arsitektur Bali yang menyerupai desain arsitektur Majapahit saat itu.
"Bangunan di Bali rata-rata menggunakan batu bata merah, ini kan sama persis dengan candi-candi peninggalan kerajaan Majapahit yang tersebar di Mojokerto. Ini yang menurut kami satu ikatan sejarah yang cukup kuat," tegasnya.
Tak hanya itu, lanjut Ning Ita, Kota Mojokerto dan Bali juga memiliki catatan sejarah nasional yang sama terkait keberadaan sang Proklamator, Soekarno.
"Soekarno ini kan keturunan dari Bali, karena ibunda beliau berasal dari Bali. Dan pada tahun 1907 hingga 1915, Soekarno kecil hijrah ke Kota Mojokerto mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai pengawas di salah satu sekolah di Kota Mojokerto. Bahkan Soekarno kecil juga sempat menimba ilmu pendidikan dasar di sekolah Ongko Loro serta ILS," terangnya.
Jejak dua tempat Soekarno itu, Lanjut Ning Ita, sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Bahkan di dua sekolah yang saat ini berubah menjadi SDN Purwotengah dan SMP Negeri 2 Kota Mojokerto ini sudah dibangunkan patung Soekarno versi usia 12 tahun dengan pakaian khas akulturasi budaya jawa dan belanda.
Ke depan, ujar Ning Ita, SDN Purwotengah akan dijadikan sebagai Galeri Soekarno dan programnya sudah masuk dalam Kemendibud Ristek.
"Tahun depan akan mulai dibangun konten-konten digital yang bisa dijadikan sebagai tempat mendapatkan ilmu terkait Soekarno namun dengan cara yang lebih menarik supaya anak-anak generasi millenial lebih tertarik mempelajari sejarah," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021