Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, dinobatkan sebagai ketua Forikan terbaik di Jawa Timur.

Prestasi itu diberikan atas keberhasilan Kabupaten Trenggalek dalam menurunkan angka stunting lewat Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) tahun 2021.

"Tentunya bukan capaian saya pribadi. Semua tim penggerak PKK Trenggalek, dinas perikanan juga telah berupaya luar biasa bersama pihak-pihak lainnya," kata Novita Hardini, dalam siaran pers Humas Pemkab Trenggalek, Jumat.

Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Ketua Forikan Jawa Timur Arumi Bachsin dalam sarasehan Hari Ikan Nasional 2021 di Surabaya, Kamis (9/12).

Safari Gemarikan yang terus dikampanyekan Novita disebut sukses meningkatkan angka konsumsi ikan (AKI) Trenggalek setiap tahunnya.

Misalnya, AKI tahun 2019 sebesar 30,10 kg/kapita/tahun meningkat menjadi 31,34 kg/kapita/tahun.

Novita berharap angka konsumsi ikan bisa semakin meningkat, terlebih Kabupaten Trenggalek menjadi sentra produksi ikan laut. "Intinya harus tetap memberikan yang terbaik buat Kabupaten Trenggalek. Terus harus tetap memotivasi diri untuk terus berinovasi," ujarnya.

Untuk menunjang kegiatan Safari Gemarikan, Novita meluncurkan program putri lintas selatan, kepanjangan dari peduli lingkungan catin bumil bulin tuntaskan dan selamatkan balita stunting sebagai upaya untuk menurunkan stunting.

Tak hanya melakukan sosialisasi tentang ragam manfaat mengonsumsi ikan untuk pencegahan stunting.

Namun, lanjut Novita, pemerintah setempat juga menyalurkan bantuan paket ikan dan olahan ke lokasi-lokasi stunting. Selain itu, untuk meningkatkan konsumsi ikan, pemerintah setempat juga memberikan bantuan budidaya ikan lele untuk keluarga (kolega).

Seperti bantuan kolega yang di salurkan kepada 40 kepala keluarga di Desa Mlinjon Kecamatan Suruh pada tahun 2019 dan bantuan serupa disalurkan untuk 40 kepala keluarga di Desa Nglebo Kecamatan Suruh pada tahun berikutnya.

Berdasarkan data lokus stunting tahun 2021, Kecamatan Suruh memiliki 224 anak stunting dengan tingkat prevalensi 20,39 persen hingga 28,03 persen.

“Kita punya program harus dieksekusi dengan baik serta dibutuhkan konsisten dari saya sebagai Ketua Forikan Trenggalek untuk bisa memberikan inspirasi dan contoh kepada seluruh organisasi yang ada di Trenggalek. Dan saya mengucapkan terima kasih karena saya memiliki tim yang sangat tangguh,” kata dia.

Dari ketangguhan tim itu, kata Novita, sukses menurunkan angka stunting dari 14,9 persen pada tahun 2018 menurun jadi 13,4 persen di tahun 2019.

Bahkan di tahun 2020 lalu, angka stunting menurun menjadi 11,4 persen. Pemerintah setempat menargetkan Trenggalek bisa zero stunting. Untuk mewujudkan itu, Novita mengajak kolaborasi semua pihak.

“Diharapkan dengan upaya-upaya keras, upaya kolaboratif yang dilakukan dengan melibatkan semua stakeholder terkait, angka stunting di Kabupaten Trenggalek bisa diturunkan hingga nol persen,” pungkasnya.
(*)
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021