Universitas 17 Agustus 1845 Surabaya menutup pelaksanaan program Matching Fund selama lebih kurang tiga bulan di Kabupaten Ponorogo melalui kegiatan "Gebyar Matching Fund Plunturan".

Ketua penanggung jawab program, Y.B. Agung Prasaja melalui keterangannya, Senin mengatakan Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Untag Surabaya sejak bulan September lalu telah melaksanakan 17 topik kegiatan Program Matching Fund 2021.

"Kegiatan tersebut di antaranya pelatihan untuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis), implementasi Sapta Pesona Wisata, pelatihan penyusunan proposal anggaran kegiatan, pelatihan storybtelling hingga pelatihan hospitality dengan mengembangkan rumah-rumah penduduk sebagai penginapan," ujarnya.

Seluruh program tersebut, kata Agung Prajasa, dicanangkan dalam mewujudkan Desa Plunturan menjadi Desa Wisata Budaya.

"Karena kami dari prodi Sastra Inggris, dari seluruh topik kegiatan, pelatihan berbahasa inggris dan juga hospitality menjadi program unggulan kami," katanya.

Disebutkan oleh Agung, seluruh Dosen prodi Sastra Inggris dan 63 mahasiswa terlibat aktif dalam pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut.

"Pada program ini kita gerakkan mahasiswa dalam skema MBKM, yang mulai tahun ini mahasiswa diwajibkan berkegiatan di luar kampus," ungkapnya.

Dengan telah berlangsungnya seluruh program, prodi Sastra Inggris akan tetap melakukan pemantauan. Bahkan rencananya akan mengajukan proposal Matching Fund kembali di tahun depan dengan tempat pelaksanaan yang sama.

Sementara itu Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA mengatakan sebagai salah satu desa mitra, Untag Surabaya sudah mendampingi desa Plunturan selama hampir tiga tahun.

"Hingga saat ini, sudah cukup banyak perkembangan yang ada. Namun, kami akan terus mendampingi agar benar-benar siap menjadi desa wisata," ucapnya.

Kepala Desa Plunturan Dwi Bintoro berterima kasih atas berbagai program yang dilaksanakan oleh tim Matching Fund Prodi Sastra Inggris.

Disampaikannya, masyarakat mendapat banyak manfaat dalam rangka upaya pembentukan Desa Wisata Budaya.

"Dari belum mengetahui mengenai desa wisata, saat ini masyarakat sudah paham apa yang harus disiapkan dan dilakukan untuk menjadi desa wisata budaya," ungkapnya.

Ia mengungkapkan pihak desa akan selalu siap untuk berkolaborasi pada kegiatan-kegiatan berikutnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021