PT Telkom Indonesia menggandeng SMK Telkom Malang mencetuskan ide Ternak Digital (TeDi) atau proses penggemukan sapi berbasis Internet of Think (IoT), yakni melakukan pemantauan kandang melalui sistem internet
Executive Vice President Regional 5 Jatim, Balinus, Pontjo Suharwono, dalam siaran persnya di Malang, Rabu mengatakan, penerapan IoT dilakukan di peternak sapi Desa Panggungrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Dengan menerapkan sistem IoT, kata dia, para peternak tidak perlu lagi tidur serumah dengan sapinya untuk melakukan pemantauan, sebab tidak nyaman untuk kesehatan.
Pontjo mengatakan, melalui IoT beberapa ekor sapi milik peternak dikumpulkan, dan bukan saja dirawat tapi dilakukan pengontrolan sistem.
"Sebelumnya para peternak tidak bisa mengontrol perkembangan sapinya. Dan saat di jual, harganya pun murah karena berdasarkan kira-kira, maka yang paling dirugikan adalah peternak," katanya.
Dengan IoT, peternak mudah memantau perkembangan sapi, dan memberikan jumlah pakan serta mengetahui setiap saat kondisi sapi, termasuk harga pokok bila sapi akan dijual kapan pun.
"Kehadiran IoT di kandang sapi menjadi terobosan, kolaborasi pentahelix antara pemerintah daerah, industri/pelaku industri, sekolah atau akademis dengan masyarakat khususnya peternak sapi," katanya.
Diharapkan, dapat terus berlanjut dan bisa melibatkan swasta di manapun.
Sebelumnya, program inovasi itu telah membuat Menteri BUMN Erick Thohir tertarik mengunjungi dan menuliskan apresianya di IG-nya.
"Inilah wujud salah satu transformasi yang dilakukan Telkom Indonesia lewat inovasi TEDI (Ternak Digital). Diharapkan dengan inovasi TEDI pengelolaan ternak lebih efisien, transparan, professional dan terukur, sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan Nasional," kata Erick di IG-nya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Executive Vice President Regional 5 Jatim, Balinus, Pontjo Suharwono, dalam siaran persnya di Malang, Rabu mengatakan, penerapan IoT dilakukan di peternak sapi Desa Panggungrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Dengan menerapkan sistem IoT, kata dia, para peternak tidak perlu lagi tidur serumah dengan sapinya untuk melakukan pemantauan, sebab tidak nyaman untuk kesehatan.
Pontjo mengatakan, melalui IoT beberapa ekor sapi milik peternak dikumpulkan, dan bukan saja dirawat tapi dilakukan pengontrolan sistem.
"Sebelumnya para peternak tidak bisa mengontrol perkembangan sapinya. Dan saat di jual, harganya pun murah karena berdasarkan kira-kira, maka yang paling dirugikan adalah peternak," katanya.
Dengan IoT, peternak mudah memantau perkembangan sapi, dan memberikan jumlah pakan serta mengetahui setiap saat kondisi sapi, termasuk harga pokok bila sapi akan dijual kapan pun.
"Kehadiran IoT di kandang sapi menjadi terobosan, kolaborasi pentahelix antara pemerintah daerah, industri/pelaku industri, sekolah atau akademis dengan masyarakat khususnya peternak sapi," katanya.
Diharapkan, dapat terus berlanjut dan bisa melibatkan swasta di manapun.
Sebelumnya, program inovasi itu telah membuat Menteri BUMN Erick Thohir tertarik mengunjungi dan menuliskan apresianya di IG-nya.
"Inilah wujud salah satu transformasi yang dilakukan Telkom Indonesia lewat inovasi TEDI (Ternak Digital). Diharapkan dengan inovasi TEDI pengelolaan ternak lebih efisien, transparan, professional dan terukur, sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan Nasional," kata Erick di IG-nya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021