Lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani, Relawan HaloPuan, terus melanjutkan program "Gerakan Melawan Stunting" yang kali ini digelar di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Selasa, Koordinator Relawan HaloPuan, Poppy Astari, menjelaskan alasan Puan Maharani memperhatikan masalah karena bukan sekadar masalah anak gagal tumbuh, sehingga pendek dan sangat pendek.
"Lebih daripada itu, stunting bisa membuat bangsa Indonesia kehilangan generasi di masa depan. Sebab, anak-anak akan mengalami kesulitan dalam belajar dan bekerja saat dewasa," ujarnya.
Poppy juga mengatakan, Puan Maharani menyadari bahwa stunting atau kekersilan tak bisa diatasi oleh pemerintah semata, tapi membutuhkan peran masyarakat.
"Kita harus menyadari bahwa ini merupakan masalah kronis, yang berarti berlangsung dalam periode waktu panjang. Stunting bisa datang dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak-anak jika tak serius memperhatikan keseimbangan asupan gizi dan nutrisi mereka dalam jangka waktu itu," ucapnya.
Kegiatan ini, kata Poppy, menjadi penting karena memberi informasi asupan gizi seimbang bagi kaum ibu dan balita dalam periode 1.000 hari tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan Puan Maharani menggali gagasan dari warga dengan memperkenalkan bubuk daun kelor sebagai alternatif makanan tambahan super bagi ibu dan balita.
"Kelor sebenarnya banyak tumbuh di tanah Nusantara, tapi belum banyak dimanfaatkan, padahal daun kelor sudah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO sebagai salah satu makanan super karena kekayaan nutrisinya," katanya.
Daun kelor menurut sejumlah penelitian mengandung 7 kali vitamin C pada jeruk, 4 kali vitamin A pada wortel, 2 kali protein pada yoghurt, 4 kali kalsium pada susu, dan 3 kali potasium pada pisang.
Sementara itu, kegiatan diakhiri dengan pemberian paket makanan tambahan plus satu kantong bubuk kelor seberat 450 gram. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Selasa, Koordinator Relawan HaloPuan, Poppy Astari, menjelaskan alasan Puan Maharani memperhatikan masalah karena bukan sekadar masalah anak gagal tumbuh, sehingga pendek dan sangat pendek.
"Lebih daripada itu, stunting bisa membuat bangsa Indonesia kehilangan generasi di masa depan. Sebab, anak-anak akan mengalami kesulitan dalam belajar dan bekerja saat dewasa," ujarnya.
Poppy juga mengatakan, Puan Maharani menyadari bahwa stunting atau kekersilan tak bisa diatasi oleh pemerintah semata, tapi membutuhkan peran masyarakat.
"Kita harus menyadari bahwa ini merupakan masalah kronis, yang berarti berlangsung dalam periode waktu panjang. Stunting bisa datang dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak-anak jika tak serius memperhatikan keseimbangan asupan gizi dan nutrisi mereka dalam jangka waktu itu," ucapnya.
Kegiatan ini, kata Poppy, menjadi penting karena memberi informasi asupan gizi seimbang bagi kaum ibu dan balita dalam periode 1.000 hari tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan Puan Maharani menggali gagasan dari warga dengan memperkenalkan bubuk daun kelor sebagai alternatif makanan tambahan super bagi ibu dan balita.
"Kelor sebenarnya banyak tumbuh di tanah Nusantara, tapi belum banyak dimanfaatkan, padahal daun kelor sudah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO sebagai salah satu makanan super karena kekayaan nutrisinya," katanya.
Daun kelor menurut sejumlah penelitian mengandung 7 kali vitamin C pada jeruk, 4 kali vitamin A pada wortel, 2 kali protein pada yoghurt, 4 kali kalsium pada susu, dan 3 kali potasium pada pisang.
Sementara itu, kegiatan diakhiri dengan pemberian paket makanan tambahan plus satu kantong bubuk kelor seberat 450 gram. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021