Ratusan ibu Tim Penggerak PKK Surabaya mendapat sosialisasi mitigasi bencana dari Basarnas (Badan SAR Nasional) dan Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Surabaya di Convention Hall Arief Rahman Hakim, Kota Surabaya, Kamis.

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani mengatakan, bencana merupakan suatu kejadian yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Namun, ada baiknya, bila masyarakat Kota Surabaya bisa mempersiapkan diri untuk melakukan antisipasi. 

"Para ibu-ibu ini sebagian besar melakukan pekerjaan rumah, maka kami ingin para ibu juga bisa peka, cepat dan tanggap dalam mengantisipasi, maupun mengatasi sebuah bencana," kata Rini. 

Melalui sosialisasi ini, Rini meyakini, bahwa ibu selalu memiliki kekuatan lebih dalam menjalankan tugasnya dalam waktu yang bersamaan. Bahkan, dalam masa pandemi COVID-19, ibu selalu berusaha mempertahankan keluarganya agar tetap sehat.

"Lewat Sosialisasi Mitigasi Bencana ini, saya yakin apapun masalahnya, apabila kita tenang, maka kita bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Kita sampaikan ini kepada ibu, karena ibu yang selalu menjaga di rumah," ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya Risdiana Kusumawati mengatakan, sosialisasi mitigasi bencana bagi kader PKK adalah memberikan edukasi seputar bencana yang mengancam di Kota Surabaya.

"Surabaya merupakan daerah rawan bencana, karena secara geografis terletak diantara dua lempengan aktif, yang bisa menimbulkan potensi gempa. Selain itu, Surabaya terletak di dekat laut dengan ketinggian 3-5 meter dari permukaan laut, sehingga bisa mengalami banjir rob dan genangan, terutama saat musim hujan," kata Risdiana.

Pada musim hujan bulan November, Risdiana mengatakan, adanya prediksi curah hujan lebat dan mengalami peningkatan di wilayah Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya, sehingga perlu adanya peningkatan kewaspadaan. Kemudian, Kota Surabaya juga terancam dengan bencana kebakaran. 

"Hal ini disebabkan oleh tingkat kepadatan penduduk yang penyebarannya tidak merata. Sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pusat dengan rumah bertingkat dan jalan masuk yang kecil (gang sempit). Ketika terjadi kebakaran, akses mobil kebakaran menjadi terhambat," kata dia.

Oleh karena itu, ia berharap, 154 peserta perwakilan TP PKK tingkat kelurahan se-Kota Surabaya yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, mampu menentukan langkah awal untuk melakukan penyelamatan. Serta mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anggota Tim Penggerak PKK, agar tanggap dan tangguh dalam menghadapi bencana.

"Terkait hal itu Pemerintah Kota Surabaya memberikan penyuluhan sosialisasi terkait mitigasi bencana agar tanggap dan tangguh dalam menghadapi bencana," katanya. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021