Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya memberikan anugerah guru besar mitra (Adjunct Professor Inauguration) kepada ahli plasenta akreta tanpa pengangkatan rahim asal Argentina Profesor Jose M. Palacios-Jaraqueemada, M.D., Ph.D. 

"Kehadiran Profesor Jose sebagai guru besar mitra mampu memberikan edukasi kepada para ahli obgyn dari FK Unair maupun dari berbagai kota di Indonesia, sehingga kemampuan yang dimiliki Profesor Jose bisa diterapkan di Indonesia," kata Dekan FK Unair Prof. Budi Santoso usai prosesi Adjunct Professor Inauguration di kampus setempat, Rabu. 

Kehadiran Prof. Jose, lanjut Dekan, diharapkan membantu menekan tren kematian ibu karena pendarahan akibat plasenta akreta.

Dekan menuturkan, Prof. Jose merupakan Adjunct Professor ke-8 yang dimiliki di FK Unair pada tahun ini. Setelah beberapa kali mengundang untuk memberikan kuliah tamu, FK Unair mempertimbangkan Prof. Jose sebagai adjunct professor. Usulan ini disetujui universitas. 

Rozi Aditya Aryananda, Sp.OG., inisiator acara menuturkan penanganan plasenta akreta diperlukan manajemen yang baik sejak awal, mulai dari deteksi, sistem rujukan rumah sakit hingga tata laksana operasi.

Untuk itu, diharapkan melalui adjunct professor ini, dokter dari FK Unair-RSUD Dr. Soetomo bisa mempelajari tata laksana operasi kelahiran ibu plasenta akreta yang baik, tanpa perlu melakukan tindakan pengangkatan rahim seperti yang dilakukan oleh Prof. Jose. 

"Profesor Jose merupakan orang pertama yang menangani kasus pasenta akreta tanpa mengangkat rahim. Sejak tahun 1990, beliau telah menangani lebih dari seribu kasus kelahiran dengan plasenta akreta dan 80 persen di antaranya tanpa mengangkat dinding rahim," katanya. 

Dokter dari Divisi Fetomaternal terkhusus plasenta akreta RSUD Dr. Soetomo ini memaparkan di rumah sakit setempat, kelahiran dengan plasenta akreta biasanya dilakukan sampai mengangkat rahim.

Jalan untuk penyelamatan ibu, menurut rekomendasi luar negeri adalah pengangkatan rahim. 

"Namun setelah kami melakukan diskusi dan sharing pengetahuan mengenai tata laksana plasenta akreta sejak tahun 2016 dengan Profesor Jose, kita menimbang bahwa penanganan plasenta akreta bisa lebih baik tanpa perlu mengangkat rahim," ujarnya. 

Dokter Rozi menambahkan dengan kerja sama ini, Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unair-RSUD Dr. Soetomo berencana menjadi pionir dalam pelatihan tata laksana dan manajemen kelahiran dengan plasenta akreta tanpa pengangkatan rahim dengan negara berkembang lain. 
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021