Pegiat lingkungan Greenpeace Indonesia mengajak masyarakat untuk tidak lagi mengkonsumsi air mineral dalam kemasan galon sekali pakai, sebab ditemukan migrasi mikroplastik dari galon tersebut ke dalam produk airnya.
 
Plastic Researcher Greenpeace Indonesia, Afifa Rahmi Andini, dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Jumat mengatakan, dari hasil uji yang dilakukan di Laboratrium Kimia Anorganik Universitas Indonesia (UI) ditemukan bahwa air galon sekali pakai mengandung atau terkontaminasi dengan mikroplastik.

Saat itu, kata dia, sampel air galon sekali pakai diambil dari tiga wilayah yaitu Jakarta, Depok, dan Bogor.

"Mikroplastik yang ditemukan dalam air galon sekali pakai itu sebagian besar berbentuk fragmen dengan ukuran 2,44-63,65 mikrometer," ujarnya
 
Menurut Afifa, mikroplastik yang ditemukan dalam air galon sekali pakai itu didominasi jenis PET, yaitu polimer pembuat kemasan galon. 

Dia mengatakan konsentrasinya memang tidak terlalu besar hanya sekitar 0,2 mg sampai 5 mg per liter.

"Tapi kalau kami lihat jumlah partikelnya sangat banyak. Ada 85-95 juta  partikel per liter atau 570 juta – 1.275 juta per galon," katanya mengungkapkan.
 
Kata Afifa, migrasi mikroplastik galon sekali pakai ke dalam produk air berpotensi masuk ke dalam tubuh para konsumen.  Dari kuesioner yang disebarkan Greenpeace kepada 38 konsumen galon sekali pakai, diperoleh hasil bahwa rata-rata mereka mengonsumsi air galon sekali pakai sekitar 1,89 liter per hari.

"Setelah kami hitung, dengan konsumsi sebanyak itu, mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh konsumen sekitar 0,378 mg -9,45 mg per hari," paparnya.
 
Kadar itu, kata dia, memang masih berada di bawah batas aman dari WHO. Tapi WHO juga memberikan catatan bahwa penelitian terkait dampak kesehatan mikroplastik ini masih terus dikembangkan.

"Jadi, WHO juga memberikan early warning atau reminder terhadap penggunaan jangka panjang yang bisa memberikan resiko yang sangat besar,” ujarnya.

Baca juga: KLHK bantah dukung kemasan galon sekali pakai

Baca juga: Petisi tolak galon sekali pakai tembus 27 ribu dukungan
 
Kalau mikroplastik itu terakumulasi dalam jaringan atau organ tubuh manusia, menurut Afifa, bisa memberikan beberapa masalah dalam sistem syaraf dan hormonal.

"Tidak hanya itu, mikroplastik dalam tubuh manusia itu juga dikawatirkan dapat menimbulkan resiko ke arah karsinogenik,” tuturnya.
 
Karenanya, dia mengajak masyarakat untuk mewaspadai pemakaian air minum galon sekali pakai ini. "Kalau bisa nggak usah mengonsumsi air galon sekali pakai ini,” ucapnya.
 
Selain dampak terhadap kesehatan, menurut Afifa, galon sekali pakai ini juga akan menambah masalah baru bagi lingkungan. 

"Kondisi sampah plastik kita yang sudah sampai di titik krisis  saat ini, seharusnya jangan ditambah lagi dengan terus berinovasi menciptakan produk-produk plastik sekali pakai yang baru, yang justru akan memperberat masalah sampah plastik kita," katanya.
 
Peneliti Plastik Ecoton, Eka Chlara Budiarti mengatakan, cemaran mikroplastik dari sampah plastik sekali pakai ini banyak ditemukan di wilayah muara sungai. Kondisi ini akan mengkontaminasi ikan-ikan termasuk kerang hijau yang ada di sana.

"Nah, mikroplastik itu otomatis akan masuk ke tubuh para konsumen yang memakannya, yang akhirnya bisa menyebabkan penyakit," ujarnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021