Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap proses uji klinis Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) dan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia lancar sehingga pada semester kedua tahun 2022 vaksin tersebut telah diproduksi. 

"Saya berdoa mudah-mudahan proses uji klinis lancar sehingga pada semester kedua tahun depan, Vaksin Merah Putih telah bisa diproduksi," kata Menkes dalam Sidang Terbuka Dies Natalis Unair ke-67, Selasa. 

Budi mengatakan uji praklinik vaksin produksi Unair terhadap hewan menunjukkan hasil yang bagus dan memiliki efisiensi yang tinggi. Sehingga, untuk tahap selanjutnya yakni terkait uji klinik kepada manusia diserahkan kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa uji klinik tahap pertama digunakan untuk melihat aspek keamanan (safety) dari vaksin dan membutuhkan 100 orang sebagai sampel. 

Kemudian, uji klinik tahap kedua yang akan melibatkan sekitar 400 orang guna melihat aspek terkait imunogenisitasnya. Serta, uji klinik tahap ketiga yang akan melibatkan sekitar 3.000 orang untuk melihat efikasi vaksin itu sendiri. 

"Hal ini juga sangat bergantung pada bantuan dari Ibu Gubernur Jawa Timur, karena rencananya akan dilakukan di Surabaya," katanya.

Terkait skenario uji klinik tahap ketiga, sambung Budi, masih dalam tahap penyusunan. Jadi, selain digunakan untuk proses vaksinasi yang diberikan sebanyak dua kali, skenario lain yang sedang disusun adalah terkait penggunaan vaksin sebagai booster dan juga untuk anak-anak.

"Jadi, skenario pertama digunakan untuk suntik vaksin sebanyak dua kali, kemudian untuk skenario kedua vaksin akan disuntikkan sebanyak satu kali sebagai booster sehingga dapat menguatkan vaksin sebelumnya dan skenario ketiga vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan sasaran anak-anak dibawah 12 tahun," kata Budi.

Dalam kesempatan yang sama Budi juga menyaksikan penyerahan seed vaksin dari Rektor Unair kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia.

Menurutnya, apa yang telah dilakukan Unair dan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia adalah hal yang luar biasa karena dapat menyelesaikan proses penelitian hingga uji praklinik kurang dari satu tahun.

Sejak awal pengembangan, tambah Budi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah dilibatkan. Sehingga, semua pihak bersama-sama melakukan percepatan dalam mengembangkan vaksin pertama buatan dalam negeri.

"Sekali lagi, saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi terhadap rekan-rekan di Unair karena menjadi yang pertama dalam menciptakan produksi vaksin dalam negeri. Saya juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia," katanya. 

"Saya doakan mudah-mudahan Unair saat ini menjadi lebih baik dari sebelumnya dan akan menjadi lebih baik ke depan dari pada kondisi sekarang," ujarnya. (*) 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021