Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang menutup rangkaian acara peringatan HUT Ke-9 menggelar webinar edukasi bincang sehat berskala nasional bertajuk "Focusing in Infertility",

"Edukasi ini maksudnya fokus dalam penanganan ketidaksuburan pasangan suami istri yang belum dikaruniai bayi," ujar Direktur RS Siloam Sriwijaya dr. Bona Fernando di sela pembukaan.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa malam, menjelaskan bahwa  momentum pelayanan yang diberikan salah satunya program bayi tabung melalui Klinik Blastula IVF yang telah dimiliki sejak 21 Januari 2021.

"Kami telah berhasil menghasilkan 105 kehamilan sekaligus kelahiran  bayi kembar melalui program di klinik. Terima kasih atas peran dan dukungan semua pihak," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, dr. Dwi Silvia Indrasari SpOG(k) FER mengatakan bahwa ketidaksuburan dari pasangan suami istri adalah masalah medis, yaitu tidak terjadi kehamilan setelah pasangan melakukan intercourse tanpa kontrasepsi selama setahun.

"Bila istri tidak kunjung hamil, hal ideal adalah pasutri  harus bersama melakukan pemeriksaan. Sangat tidak adil bila suami atau orang tua menuduh wanita sebagai pihak yang memiliki kekurangan," katanya.

Ia menejelaskan, penyebab gagalnya kehamilan dengan 2,9 persen infertilitas primer, dan 10,8 infertilitas sekunder yang berupa unexplained infertility, subfertilitas sperma derajat ringan, endometriosis ringan, kelainan ovulasi, kelainan ejakulasi, kelainan lendir serviks, hingga faktor imunilogis serta yang disebut kombinasi Infertility.

Sementara itu, dr. Oriza SpOG (k) FER., mengulas polycystic ovarium syndrome atau umum dikenal  adalah suatu keadaan yang sering ditandai dengan kumpulan beberapa gejala berupa gangguan haid, gangguan ovulasi (pematangan sel telur), dan hiperandrogenisme atau kelebihan hormon pada pria.

Umumnya, kata dia, disebabkan gaya hidup, obesitas, stres, mikrobienta, polusi lingkungan, dioksin dan lainnya yang masih terus diteliti para ahli. 

"Ada pula penyebab ketidaksuburan dari pasutri yang disebabkan dari faktor medis tertentu dan faktor psikologis. Misalnya terjadinya gangguan ovulasi pada pasangan wanita dan gaya hidup tidak sehat dari pria," kata dokter spesialis kandungan tersebut.

"Untuk jangka pendek, penanganan ketidak suburan melalui menginduksi ovulasi, mengurangi kadar androgen dalam sirkulasi," tambah dr Oriza. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021