Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Kemendikbudristek Prof. Nizam memberikan kuliah umum secara luring terbatas dan daring tentang Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) kepada segenap dosen Universitas Jember (Unej) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.

"Program MBKM ibarat perkawinan antara kampus sebagai institusi pendidikan yang melahirkan intelektual dengan kampus kehidupan yang bisa bernama industri, program sosial kemanusiaan, riset bersama atau berwirausaha," katanya di Jember.

Ia mengatakan namanya sebuah perkawinan maka dua pasangan tersebut harus berjalan seiring setujuan dan program MBKM didesain untuk memerdekakan mahasiswa dan dosen.

"Bagi mahasiswa, memiliki kesempatan melaksanakan riset, berwirausaha, magang, mengajar hingga melakukan aksi sosial selama tiga semester," tuturnya.

Ia berharap mahasiswa akan mendapatkan pengalaman di kampus kehidupan sambil mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, sehingga mahasiswa pun diberi kebebasan belajar ilmu pengetahuan di luar disiplin ilmu yang ditekuninya.

"Pihak kampus mengundang para profesional untuk mengajar di kampus sehingga perguruan tinggi bisa mendapatkan masukan sehingga mampu mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja," katanya.

Sebagai contoh, lanjut dia, pihak kampus butuh pengolah data, analis data hingga pembuat program. Jika kebutuhan itu diupayakan pemenuhannya memakai cara lama dengan membuka program studi tertentu maka paling dalam waktu empat tahun paling hanya menghasilkan lima puluh hingga seratus lulusan.

"Namun dengan program MBKM, dalam satu semester saja sudah menghasilkan ribuan pengolah data, analis data dan pembuat program melalui kerja sama pelatihan bersertifikat bagi mahasiswa dari beragam latar belakang pendidikan yang tertarik dengan dunia TIK bersama lembaga TIK ternama seperti Cisco, Google dan Huawei," ujarnya.

Sementara bagi dosen, lanjut dia, program MBKM membuka banyak peluang, contohnya bekerja sama dengan mahasiswa yang melakukan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat.

"Dengan masa penelitian atau pengabdian masyarakat yang bisa dilakukan hingga tiga semester tentunya akan menambah bobot penelitian atau pengabdian kepada masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan seorang dosen tidak mungkin melakukan banyak hal dalam jangka waktu yang bersamaan, maka mahasiswa yang melakukan penelitian atau pengabdian kepada masyarakat bisa menjadi kepanjangan tangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sang dosen.

"Oleh karena itu, kami menganjurkan agar perguruan tinggi mulai merancang menambah ragam mata kuliah pilihan agar mahasiswa memiliki opsi dalam memilih program MBKM yang akan diikutinya," ujarnya.

Ia mencontohkan misalnya saja mahasiswa Fakultas Kedokteran bisa mengambil mata kuliah di Fakultas Ilmu Komputer karena diperkirakan di masa depan telemedicine dan penggunaan big data dalam mengobservasi berbagai masalah kesehatan akan berkembang dengan pesat, namun tentu saja pondasi keilmuan kedokterannya sebagai dasar harus diperkuat terlebih dahulu.

Kunjungan Plt Dirjen Dikti Kemendikbudristek ke Universitas Jember juga dalam rangka menyaksikan penyerahan berupa 14 fasilitas yang dibangun oleh PT. Hutama Karya-Nindya Karya (PT. HK-NK).

Keempat belas fasilitas tersebut berupa laboratorium, auditorium dan kompleks Agrotechnopark di daerah Jubung yang dibangun atas bantuan Islamic Development Bank (IsDB) dalam program 4 in 1. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021