Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan "moveable bridge" (MB) IV di Pelabuhan LCM Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Movable bridge merupakan jembatan yang dapat bergerak mengikuti pasang surut air laut, agar kendaraan dapat berpindah tempat dari kapal ke dermaga dan sebaliknya.
"Pengembangan dermaga MB IV ini bertujuan untuk menunjang kelancaran operasional penyeberangan dari Pulau Jawa ke Indonesia Bagian Timur," ujar Gubernur Khofifah kepada wartawan di Banyuwangi.
Gubernur juga berharap dengan dermaga moveable bridge akan berdampak besar pada perkembangan konektivitas antara Jawa Timur khususnya, dan Nusa Tenggara Barat dalam mendukung pembangunan daerah.
"Sekaligus penurunan biaya logistik dikarenakan akses Jawa ke NTB kini dapat ditempuh secara langsung, tidak perlu lewat Pulau Bali lagi," katanya.
Saat ini terdapat pelayaran Long Distance Ferry (LDF) Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Lembar NTB yang dilayani oleh empat kapal yang setiap hari rutin melakukan pelayaran.
Khofifah mengaku sengaja dikembangkan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi karena pelabuhan tersbeut termasuk lintasan penyeberangan strategis dengan tingkat kepadatan penyeberangan komersial yang cukup tinggi.
"Dengan dikembangkan dan dioperasikannya dermaga MB IV di Pelabuhan Ketapang ini, kami harapkan mampu mendukung peningkatan kinerja pelayanan angkutan penyeberangan manusia maupun barang. Keberadaan dermaga MB IV akan memberikan kemudahan, lebih murah, efisiensi, dan efektifitas terhadap mobilisasi barang dan jasa, serta masyarakat dari Jawa menuju NTB," paparnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jatim yang terus mendukung pengembangan perekonomian di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi. Dengan meningkatnya infrastruktur, katanya, penyeberangan yang ada di Banyuwangi akan berdampak positif bagi Jawa Timur, khususnya Banyuwangi.
"Pengembangan infrastruktur pelabuhan ini ini sangatlah strategis, apalagi Banyuwangi sebagai pintu gerbang Pulau Jawa dari sisi timur. Ini akan membuka peluang besar bagi perdagangan, pariwisata dan investasi antara Indonesia Timur dengan Jawa," ujar Ipuk.
Ia menambahkan, potensi dermaga MB IV ini akan semakin penting seiring dengan rencana pembangunan tol Probowangi.
"Konektivitas darat dan laut akan semakin terhubung dengan baik dengan dibangunnya dermaga ini. Tidak hanya di sektor logistik, namun juga akan memicu sektor pariwisata juga karena meningkatnya fasilitas yang ada. Terima kasih Ibu Gubernur yang terus memberikan dukungan untuk Banyuwangi," katanya.
Direktur Teknik dan Fasilitas PT ASDP Indonesia Ferry, Kusnadi Chandra Wijaya mengatakan hadirnya MB IV di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi akan meningkatkan konektivitas dan memudahkan transpotasi di sektor logistik melalui pelayaran jarak jauh Ketapang – Lembar.
"Perannya sangat vital. MB IV ini sangat mendukung peningkatan konektivitas antar pulau dan kelancaran pasokan logistik ke Lembar. Dengan LDF direct perjalanan Ketapang-Lembar via jalur laut bisa ditempuh dalam 12 jam perjalanan, sangat memangkas waktu daripada harus lewat Bali," katanya.
Dermaga MB IV merupakan aset Pemprov Jatim yang dibangun sejak 2017. Dermaga ini sebelumnya merupakan dermaga pantai yang kemudian dikembangkan menjadi dermaga gerak atau moveable bridge. Kapasitas dermaga MB ini 60 ton dan dapat disandari kapal dengan ukuran 5000 GT. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Movable bridge merupakan jembatan yang dapat bergerak mengikuti pasang surut air laut, agar kendaraan dapat berpindah tempat dari kapal ke dermaga dan sebaliknya.
"Pengembangan dermaga MB IV ini bertujuan untuk menunjang kelancaran operasional penyeberangan dari Pulau Jawa ke Indonesia Bagian Timur," ujar Gubernur Khofifah kepada wartawan di Banyuwangi.
Gubernur juga berharap dengan dermaga moveable bridge akan berdampak besar pada perkembangan konektivitas antara Jawa Timur khususnya, dan Nusa Tenggara Barat dalam mendukung pembangunan daerah.
"Sekaligus penurunan biaya logistik dikarenakan akses Jawa ke NTB kini dapat ditempuh secara langsung, tidak perlu lewat Pulau Bali lagi," katanya.
Saat ini terdapat pelayaran Long Distance Ferry (LDF) Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Lembar NTB yang dilayani oleh empat kapal yang setiap hari rutin melakukan pelayaran.
Khofifah mengaku sengaja dikembangkan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi karena pelabuhan tersbeut termasuk lintasan penyeberangan strategis dengan tingkat kepadatan penyeberangan komersial yang cukup tinggi.
"Dengan dikembangkan dan dioperasikannya dermaga MB IV di Pelabuhan Ketapang ini, kami harapkan mampu mendukung peningkatan kinerja pelayanan angkutan penyeberangan manusia maupun barang. Keberadaan dermaga MB IV akan memberikan kemudahan, lebih murah, efisiensi, dan efektifitas terhadap mobilisasi barang dan jasa, serta masyarakat dari Jawa menuju NTB," paparnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jatim yang terus mendukung pengembangan perekonomian di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi. Dengan meningkatnya infrastruktur, katanya, penyeberangan yang ada di Banyuwangi akan berdampak positif bagi Jawa Timur, khususnya Banyuwangi.
"Pengembangan infrastruktur pelabuhan ini ini sangatlah strategis, apalagi Banyuwangi sebagai pintu gerbang Pulau Jawa dari sisi timur. Ini akan membuka peluang besar bagi perdagangan, pariwisata dan investasi antara Indonesia Timur dengan Jawa," ujar Ipuk.
Ia menambahkan, potensi dermaga MB IV ini akan semakin penting seiring dengan rencana pembangunan tol Probowangi.
"Konektivitas darat dan laut akan semakin terhubung dengan baik dengan dibangunnya dermaga ini. Tidak hanya di sektor logistik, namun juga akan memicu sektor pariwisata juga karena meningkatnya fasilitas yang ada. Terima kasih Ibu Gubernur yang terus memberikan dukungan untuk Banyuwangi," katanya.
Direktur Teknik dan Fasilitas PT ASDP Indonesia Ferry, Kusnadi Chandra Wijaya mengatakan hadirnya MB IV di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi akan meningkatkan konektivitas dan memudahkan transpotasi di sektor logistik melalui pelayaran jarak jauh Ketapang – Lembar.
"Perannya sangat vital. MB IV ini sangat mendukung peningkatan konektivitas antar pulau dan kelancaran pasokan logistik ke Lembar. Dengan LDF direct perjalanan Ketapang-Lembar via jalur laut bisa ditempuh dalam 12 jam perjalanan, sangat memangkas waktu daripada harus lewat Bali," katanya.
Dermaga MB IV merupakan aset Pemprov Jatim yang dibangun sejak 2017. Dermaga ini sebelumnya merupakan dermaga pantai yang kemudian dikembangkan menjadi dermaga gerak atau moveable bridge. Kapasitas dermaga MB ini 60 ton dan dapat disandari kapal dengan ukuran 5000 GT. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021