Kementerian Perindustrian melepas ekspor porang olahan produk industri kecil menengah (IKM) Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sebagai percontohan ekspor produk jadi yang mempunyai nilai tinggi.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Gresik, Rabu, mengatakan pihaknya terus mendorong agar pelaku IKM melakukan ekspor porang dalam bentuk olahan, sebab nilainya cukup tinggi.
Ia mencatat harga komoditas ekspor porang biasa sekitar Rp5 ribu per kilogram, sedangkan berupa chip atau potongan porang Rp40 ribu sampai Rp50 ribu, dan dalam bentuk tepung porang harganya bisa mencapai Rp200 ribu.
"Untuk produk ekspor porang paling tinggi adalah glukomanan yang harganya bisa mencapai Rp400 ribu rupiah per kilogram," kata Reni, kepada wartawan, saat pelepasan ekspor porang olahan IKM PT Hayumi Agro di Desa Domas, Menganti, Kabupaten Gresik.
Ia menjelaskan dorongan ekspor produk porang sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas tentang Pengembangan Budi daya Tanaman Porang.
"Kementerian Perindustrian bertugas membantu petani dalam meningkatkan nilai tambah komoditas ini melalui fasilitasi penguatan teknologi, dan kami di Kemenperin melalui Ditjen IKMA mendukung pengembangan IKM khususnya olahan porang melalui pendampingan IKM, peningkatan teknologi dan kapasitas produksi, pengembangan produk turunan porang melalui pengembangan inovasi IKM, serta promosi melalui pameran, marketplace, link and match," ucap Reni.
Sementara itu, untuk ekspor yang dilakukan IKM PT Hayumi Agro di Desa Domas, Menganti, mencapai rata-rata 60 ton dalam bentuk tepung porang dengan tujuan China.
Ekspor itu merupakan kali pertama dilakukan untuk tingkat IKM dalam bentuk porang olahan, dan selama sekitar enam bulan terakhir rerata mengekspor 50 ton produk chip dan tepung porang dengan tujuan China, Jepang, Vietnam, Taiwan dan Hong Kong.
PT Hayumi Agro berdiri sejak tahun 2018, dan fokus memproduksi porang olahan yang bahan bakunya diperoleh dari petani di Desa Klangon, Kabupaten Madiun, Jawa TImur.
IKM itu telah mendapat pendampingan Kemenperin sejak awal tahun 2021, dan pembinaan melalui fasilitas restrukturisasi mesin dan peralatan serta sertifikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Gresik, Rabu, mengatakan pihaknya terus mendorong agar pelaku IKM melakukan ekspor porang dalam bentuk olahan, sebab nilainya cukup tinggi.
Ia mencatat harga komoditas ekspor porang biasa sekitar Rp5 ribu per kilogram, sedangkan berupa chip atau potongan porang Rp40 ribu sampai Rp50 ribu, dan dalam bentuk tepung porang harganya bisa mencapai Rp200 ribu.
"Untuk produk ekspor porang paling tinggi adalah glukomanan yang harganya bisa mencapai Rp400 ribu rupiah per kilogram," kata Reni, kepada wartawan, saat pelepasan ekspor porang olahan IKM PT Hayumi Agro di Desa Domas, Menganti, Kabupaten Gresik.
Ia menjelaskan dorongan ekspor produk porang sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas tentang Pengembangan Budi daya Tanaman Porang.
"Kementerian Perindustrian bertugas membantu petani dalam meningkatkan nilai tambah komoditas ini melalui fasilitasi penguatan teknologi, dan kami di Kemenperin melalui Ditjen IKMA mendukung pengembangan IKM khususnya olahan porang melalui pendampingan IKM, peningkatan teknologi dan kapasitas produksi, pengembangan produk turunan porang melalui pengembangan inovasi IKM, serta promosi melalui pameran, marketplace, link and match," ucap Reni.
Sementara itu, untuk ekspor yang dilakukan IKM PT Hayumi Agro di Desa Domas, Menganti, mencapai rata-rata 60 ton dalam bentuk tepung porang dengan tujuan China.
Ekspor itu merupakan kali pertama dilakukan untuk tingkat IKM dalam bentuk porang olahan, dan selama sekitar enam bulan terakhir rerata mengekspor 50 ton produk chip dan tepung porang dengan tujuan China, Jepang, Vietnam, Taiwan dan Hong Kong.
PT Hayumi Agro berdiri sejak tahun 2018, dan fokus memproduksi porang olahan yang bahan bakunya diperoleh dari petani di Desa Klangon, Kabupaten Madiun, Jawa TImur.
IKM itu telah mendapat pendampingan Kemenperin sejak awal tahun 2021, dan pembinaan melalui fasilitas restrukturisasi mesin dan peralatan serta sertifikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021