Pemerintah Kota Surabaya dan Tim Penggerak (TP) PKK setempat menggalakkan program “Jago Centing” atau Jagongan Cegah Stunting sebagai upaya mencegah stunting di Kota Pahlawan, Jatim.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Minggu, mengatakan, program Jago Stunting ini memberikan sosialisasi, membedah masalah, dan memberikan solusi agar segera bisa memberikan penanganan yang dibutuhkan.

“Program ini menyasar setiap kecamatan dan kelurahan,” kata Feny panggilan akrab Febria Rachmanita.

Bahkan, Feny mengaku, bahwa sejak remaja putri telah mengalami haid, pihak Puskesmas akan memberikan tablet Zat Besi (Fe), sebagai penambah darah dan menjaga kesehatan reproduksi. 

Selain itu, lanut dia, pihaknya juga terus memberikan pendampingan untuk mempersiapkan remaja putri tetap sehat.
 
"Pendampingan terus kita lakukan, baik sebelum menikah hingga sudah menikah. Kami juga terus memberikan pengertian dan mendorong para ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi mereka sebagai upaya pencegahan stunting," katanya.
 
Selain itu, Feny mengatakan, para ibu bisa melakukan pengecekan kesehatan secara gratis dengan memanfaatkan program yang telah dibuat oleh Pemkot Surabaya, seperti fasilitas Universal Health Coverage (UHC), yang bisa diakses menggunakan BPJS secara gratis.
 
“Kami memiliki program UHC BPJS. Jadi tidak perlu takut lagi untuk memeriksakan kesehatan, karena saat ini bisa dilakukan secara gratis atau tanpa dipungut biaya," katanya. 
 
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, menjelaskan, stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak. Ia menerangkan, apabila tidak tertangani dengan tepat, maka bisa menyebabkan kematian.
 
"Stunting tidak hanya disebabkan karena faktor kesehatan. Tapi bisa karena faktor ekonomi, perilaku hidup bersih, pola asuh, dan lingkungan," ujarnya.
 
Oleh karena itu, ia bersama dengan seluruh Kepala OPD Pemkot Surabaya, Puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan kader-kader PKK berkolaborasi untuk mengatasi stunting. Sebab, menurutnya, untuk mengatasi stunting membutuhkan banyak kolaborasi dengan banyak pihak.
 
"Jika semua sudah punya pemahaman yang sama, visi yang sama, dan kita isi saling bantu, saling isi dalam bekerja. Insya Allah harapan kita akan diijabahi Allah SWT,” ujar dia. (*)




 


 
 
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021