RSI Aisyiah Nganjuk, Jawa Timur, memanfaatkan digitalisasi layanan kesehatan kepada pasien yang datang, sehingga semua data dapat dikelola secara transparan. 

"Sebetulnya komitmen kami sudah lama untuk digitalisasi layanan ini, dan kami semua sedang mengarah ke sana. Ke depannya kami akan meningkatkan layanan digital yang terintegrasi di semua lini sehingga semua data dapat ditunjukkan secara transparan," kata Direktur RSI Aisyiah Nganjuk Agus Pribadi di Kediri, Sabtu.

Pihaknya sadar bahwa digitalisasi layanan kesehatan merupakan hal yang penting. Bahkan, untuk meningkatkan kualitas layanan di rumah sakitnya, pihaknya sering melakukan benchmark ke rumah sakit lain yang lebih maju, bahkan hingga ke Taiwan.  

Dicontohkan, tiga tahun lalu jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah ini melakukan studi banding ke rumah sakit maju yang ada di Taiwan.

Pada tahun ini pihaknya telah menerapkan beberapa inovasi yang memudahkan pasien. Inovasi tersebut di antaranya adalah Apem (Anjungan Pendaftaran Mandiri), Paparasi (Pendaftaran Pasien RSI Aisyiah Nganjuk), dan layanan antar obat yang bekerjasama dengan jasa ojek daring lokal di Nganjuk (Heeh Jek). 

Semua inovasi tersebut, kata dia, telah dinikmati oleh pasien RSI Aisyiah Nganjuk yang mayoritas merupakan peserta JKN-KIS.

"Pasien yang datang langsung bisa mendaftarkan diri melalui Apem, ini layanan offline. Untuk yang daring pasien bisa mendaftarkan diri melalui Paparasi. Platformnya berupa website yang mudah digunakan. Informasi dan data pelayanan yang dibutuhkan dapat diakses disana. Setelah berobat, pasien dapat menggunakan layanan Heeh Jek untuk mengantarkan obatnya," ujar Agus.

Pihaknya juga bangga BPJS Kesehatan memberikan penghargaan kepada RSI Aisyiah Nganjuk sebagai "Fasilitas kesehatan paling berkomitmen terhadap pelayanan bagi peserta JKN-KIS kategori RS Tipe D Tahun 2021" dalam "BPJS Kesehatan Award". Hal itu tentunya menjadi penyemangat untuk terus memperbaiki layanan. 

Kegiatan "BPJS Kesehatan Award" tersebut digelar secara daring dan dihadiri oleh Menko PMK, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, dan Direktur Mutu dan Akreditasi Kementerian Kesehatan.

Dalam keynote speech-nya Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa digitalisasi layanan harus didukung oleh kualitas pengelolaan data. Data layanan ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menyusun kebijakan strategis Pemerintah.

"Digitalisasi layanan diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kualitas layanan. Lebih jauh, kualitas data yang mumpuni akan membentuk Big Data untuk membantu Pemerintah dalam menyusun berbagai kebijakan ke depannya," kata Muhadjir. (*)
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021