Atlet selam laut Mohammad Syamsul Arifin menambah pundi-pundi emas Jawa Timur setelah memenangi nomor orientasi bawah air (OBA) M Course putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua meski mengalami kendala arus kencang dan visibilitas bawah air.
"Alhamdulillah, memang di sini arusnya agak kencang, visibility juga kurang baik, tapi alhamdulillah tadi pas kebetulan arus agak tenang, terus visibility juga agak lumayan sekitar 7 meter," kata Syamsul kepada Antara usai Upacara Penghormatan Pemenang di arena selam laut Teluk Yos Sudarso Jayapura, Rabu.
Cuaca Papua, menurut Syamsul, juga menjadi tantangan dalam menyelesaikan pertandingan. Selain panas, cuaca yang cepat sekali berubah dapat berdampak buruk bagi kondisi tubuh. "Artinya, daya tahan yang sangat dibutuhkan di sini," ujar dia.
Ini menjadi kali pertama bagi Syamsul mendapatkan emas setelah PON sebelumnya ia harus puas dengan medali perunggu.
Persiapan untuk membawa pulang medali juga tak tanggung-tanggung. Hampir dua tahun lebih Syamsul di bawah Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Timur untuk melakukan persiapan.
Dia juga mengikuti program pemusatan latihan daerah Puslatda New Normal (PNN) selama pandemi COVID-19.
"Jadi setelah PON 2016, sempat tertunda PON satu tahun, tapi tetap dua tahun lebih kita melakukan persiapan di Jawa Timur," tutur Syamsul.
"Latihan intensif kami PNN hampir satu tahun, sejak ada COVID-19 itu kita benar-benar latihan tertutup, tidak bisa kemana-mana, tapi tetap latihan," tambahnya.
Syamsul finis dalam waktu 11:41,17 dengan nilai rambu 501 dan nilai deviasi 731. Memiliki total nilai 1232, Syamsul berada di urutan pertama mengungguli wakil Sulawesi Selatan Abdul Rahman yang mencatatkan total nilai 501 untuk meraih medali perak.
Sementara wakil Bali Mohamad Alfian Rosyadi membawa pulang medali perunggu dengan mencatatkan total nilai 500.
Cabang olahraga selam laut mempertandingkan delapan nomor yang akan bergulir selama empat hari, mulai Senin (11/10) hingga Kamis (14/10).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Alhamdulillah, memang di sini arusnya agak kencang, visibility juga kurang baik, tapi alhamdulillah tadi pas kebetulan arus agak tenang, terus visibility juga agak lumayan sekitar 7 meter," kata Syamsul kepada Antara usai Upacara Penghormatan Pemenang di arena selam laut Teluk Yos Sudarso Jayapura, Rabu.
Cuaca Papua, menurut Syamsul, juga menjadi tantangan dalam menyelesaikan pertandingan. Selain panas, cuaca yang cepat sekali berubah dapat berdampak buruk bagi kondisi tubuh. "Artinya, daya tahan yang sangat dibutuhkan di sini," ujar dia.
Ini menjadi kali pertama bagi Syamsul mendapatkan emas setelah PON sebelumnya ia harus puas dengan medali perunggu.
Persiapan untuk membawa pulang medali juga tak tanggung-tanggung. Hampir dua tahun lebih Syamsul di bawah Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Timur untuk melakukan persiapan.
Dia juga mengikuti program pemusatan latihan daerah Puslatda New Normal (PNN) selama pandemi COVID-19.
"Jadi setelah PON 2016, sempat tertunda PON satu tahun, tapi tetap dua tahun lebih kita melakukan persiapan di Jawa Timur," tutur Syamsul.
"Latihan intensif kami PNN hampir satu tahun, sejak ada COVID-19 itu kita benar-benar latihan tertutup, tidak bisa kemana-mana, tapi tetap latihan," tambahnya.
Syamsul finis dalam waktu 11:41,17 dengan nilai rambu 501 dan nilai deviasi 731. Memiliki total nilai 1232, Syamsul berada di urutan pertama mengungguli wakil Sulawesi Selatan Abdul Rahman yang mencatatkan total nilai 501 untuk meraih medali perak.
Sementara wakil Bali Mohamad Alfian Rosyadi membawa pulang medali perunggu dengan mencatatkan total nilai 500.
Cabang olahraga selam laut mempertandingkan delapan nomor yang akan bergulir selama empat hari, mulai Senin (11/10) hingga Kamis (14/10).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021