Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyebutkan food loss atau jumlah bahan pangan yang berkurang karena proses produksi serta food waste atau makanan konsumsi yang terbuang di Indonesia bisa mencapai 184 kg per orang dalam setahun.
"Ternyata angka 184 kg per orang per tahun juga termasuk perhitungan dari food loss, dari sisi produksi. Mulai dari beras ditanam sampai ke piring kita, totalnya semua 184 kg per orang per tahun," kata Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam dalam webinar mengenai food waste dipantau di Jakarta, Selasa.
Medrilzam menyebutkan angka tersebut hasil dari kajian tim yang dibentuk oleh Kementerian PPN/Bappenas bersama para pakar di bidang pangan. Hasil tersebut mengoreksi jumlah food waste Indonesia yang disebut oleh Economist Intelegence Unit sebanyak 300 kg per orang per tahun.
Namun Medrilzam menyatakan jumlah food loss dan food waste sebesar 184 kg per orang per tahun tetap saja jumlah yang besar dan sangat tidak efisien serta merugikan jika dilihat dari sisi ekonomi.
"Ini secara ekonomi merugikan sekali, banyak sekali makanan terbuang kalau dihitung bisa sampai 4-5 persen PDB kita. Dan yang terbuang itu setara dengan memberi makan 61 juta sampai dengan 125 juta orang," kata dia.
Sementara jika dikaitkan dengan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), makanan yang terbuang tersebut bisa menghasilkan 1,73 giga ton CO2 secara akumulasi, atau rata-rata 7 persen dari total emisi GRK Indonesia dalam setahun.
Medrilzam juga mengungkapkan hasil kajian yang menyebutkan bahwa jumlah food loss pada tahun 2019 lebih sedikit jika dibandingkan pada tahun 2000. Menurutnya, menurunya food loss dikarenakan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sistem produksi pangan sehingga hasil produksi semakin efisien.
Kendati demikian, jumlah food waste atau makanan yang terbuang saat proses distribusi hingga konsumsi masyarakat sekarang ini semakin bertambah jika dibandingkan pada tahun 2000.
"Terjadi pergeseran, belakangan food waste yang besar. Itu dikarenakan ada intervensi teknologi, food processing kita makin lama makin efisien, tapi perilaku kita tidak berubah. Masyarakat kalau makan masih buang-buang makanan, sehingga food waste lumayan tinggi," kata dia.
Medrilzam mengatakan pemerintah berupaya untuk menurunkan food waste di Indonesia di samping peningkatan dari sisi produksi. Dia menyebut pemerintah telah membuat food estate untuk meningkatkan produksi pangan di beberapa wilayah Indonesia, oleh karena itu dari sisi konsumsi harus lebih efisien dengan mengurangi food waste. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ternyata angka 184 kg per orang per tahun juga termasuk perhitungan dari food loss, dari sisi produksi. Mulai dari beras ditanam sampai ke piring kita, totalnya semua 184 kg per orang per tahun," kata Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam dalam webinar mengenai food waste dipantau di Jakarta, Selasa.
Medrilzam menyebutkan angka tersebut hasil dari kajian tim yang dibentuk oleh Kementerian PPN/Bappenas bersama para pakar di bidang pangan. Hasil tersebut mengoreksi jumlah food waste Indonesia yang disebut oleh Economist Intelegence Unit sebanyak 300 kg per orang per tahun.
Namun Medrilzam menyatakan jumlah food loss dan food waste sebesar 184 kg per orang per tahun tetap saja jumlah yang besar dan sangat tidak efisien serta merugikan jika dilihat dari sisi ekonomi.
"Ini secara ekonomi merugikan sekali, banyak sekali makanan terbuang kalau dihitung bisa sampai 4-5 persen PDB kita. Dan yang terbuang itu setara dengan memberi makan 61 juta sampai dengan 125 juta orang," kata dia.
Sementara jika dikaitkan dengan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), makanan yang terbuang tersebut bisa menghasilkan 1,73 giga ton CO2 secara akumulasi, atau rata-rata 7 persen dari total emisi GRK Indonesia dalam setahun.
Medrilzam juga mengungkapkan hasil kajian yang menyebutkan bahwa jumlah food loss pada tahun 2019 lebih sedikit jika dibandingkan pada tahun 2000. Menurutnya, menurunya food loss dikarenakan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sistem produksi pangan sehingga hasil produksi semakin efisien.
Kendati demikian, jumlah food waste atau makanan yang terbuang saat proses distribusi hingga konsumsi masyarakat sekarang ini semakin bertambah jika dibandingkan pada tahun 2000.
"Terjadi pergeseran, belakangan food waste yang besar. Itu dikarenakan ada intervensi teknologi, food processing kita makin lama makin efisien, tapi perilaku kita tidak berubah. Masyarakat kalau makan masih buang-buang makanan, sehingga food waste lumayan tinggi," kata dia.
Medrilzam mengatakan pemerintah berupaya untuk menurunkan food waste di Indonesia di samping peningkatan dari sisi produksi. Dia menyebut pemerintah telah membuat food estate untuk meningkatkan produksi pangan di beberapa wilayah Indonesia, oleh karena itu dari sisi konsumsi harus lebih efisien dengan mengurangi food waste. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021