Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut pertumbuhan industri game di Indonesia cukup potensial karena merupakan cabang baru di bidang olahraga yang banyak digemari generasi muda.

"Pada 2017, perputaran ekonominya mencapai Rp12 triliun atau tumbuh 25 persen. Ke depan, industri game ini diprediksi semakin meningkat," kata Khofifah saat menutup East Java Student Championship 2021 cabang Mobile Legend di Surabaya, Sabtu (9/10) malam.

Electronic sports atau e-sports, kata dia, telah menjelma sebagai cabang baru di bidang olahraga yang banyak digemari generasi muda. e-sports hadir seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian canggih.

Dia mengatakan sebagai cabang baru di bidang olahraga e-sports memiliki tantangan tersendiri, yakni kebutuhan terhadap sumber daya manusia dan teknologi yang memadai.

"Karena itu, perlu ditumbuhkan iklim e-sports yang memadai di Indonesia, terutama Jawa Timur," ujar mantan Menteri Sosial itu

"Saya ingin lewat e-sport ini, anak-anak kita bisa membangun kearifan. Mudah-mudahan anak-anak semua menjadi champion dan bisa membawa nama baik Jawa Timur dan bawa harum bangsa Indonesia," katanya, menambahkan.

Dalam turnamen yang Dinas Pendidikan dan Pengprov E-Sports Indonesia (ESI) Jatim itu, Kevin Susanto bersama empat temannya dari tim Pinandhita Legends dari SMAN 2 Lumajang berhasil mengalahkan delapan tim lain di grand final. 

Di sekolah, dikatakan Kevin, ia dan teman-temannya secara mandiri membentuk komunitas pecinta e-sport dan mulai beberapa bulan lalu rutin mengikuti kompetisi e-sport di berbagai komunitas dan institusi.

Untuk bisa menjadi juara kali ini, Kevin mengaku mulai latihan intensif sejak pendaftaran lomba.

"Bahkan pernah latihan tiap hari hingga menginap di rumah salah satu teman saat akhir pekan," ujarnya

Meskipun e-sport belum populer bagi sebagian orang, namun Kevin dan timnya mendapat dukungan dari keluarga maupun sekolah karena mereka berkomitmen mendahulukan tugas sekilah daripada latihan. Sehingga sejauh ini tidak mengganggu pelajaran.

"Karena kami tetap meluangkan waktu mengerjakan tugas," katanya.

Kevin mengaku sempat menghadapi sejumlah kesulitan di kompetisi tim yang menuntut strategi dan kerja sama ini. Timnya banyak mengalami kekalahan saat sparring dengan tim lain ketika latihan.

"Kalau kalah pastinya memicu pertengkaran, tapi kami bisa bersatu dan bekerja sama lagi. Termasuk dalam final ini," ujarnya.

Rizky Fisabilillah, guru pendamping Kevin dan timnya mengaku meskipun Kevin dan teman-temannya baru tergabung dalam komunitas yang belum diresmikan pihak sekolah. Tapi mereka sering ditunjuk mewakili sekolah untuk kompetisi e-sport

"Karena ada potensi anak-anak di bidang e-sport ini, kami coba-coba ikut lomba dan bisa lolos. Akhirnya sekolah mendukung dan bisa diusahakan menjadi ekstra kurikiler jika semakin banyak rpestasi yang diukir," kata Rizky.

Sejak marak kompetisi e-sport, Kevin dan teman-temannya secara individu membentuk komunitas yang memiliki hobi main game daring.

Bahkan menjuarai kompetisi nasional e-sport yang diadakan IPB dan juga komunitas. Namun belum pernah mendapat juara pertama, sehingga hal ini memotivasi timnya untuk mengukir juara pertama.

"Di sekolah, peminatnya semakin banyak. Apalagi saat ini sudah ada cabang olah raganya di PON. Jadi, kami yakin bisa mengembangkan bidang e-sport di sekolah ke depannya," katanya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021