Para pegulat Jawa Timur memulai perburuan medali emas PON Papua dengan dominan, memborong dua medali emas yang diperebutkan pada hari pertama gulat di GOR Futsal Dispora, Merauke, Jumat.

Shintia Eka mempersembahkan medali emas pertama gulat pertama untuk Jawa Timur setelah menjuarai nomor gaya bebas kelas 50 kg putri.

Pada laga final itu, Shintia meraih kemenangan mutlak atas pegulat Kalimantan Timur Annisa Safitria.

Shintia tampil cukup tenang menghadapi Annisa yang belum lama naik ke kelas senior.

Sebanyak delapan poin dikumpulkan Shintia lewat dua bantingan keras atas lawannya di babak pertama, ditambah dua poin tambahan membuatnya menang mutlak.

"Untuk permainan tadi di final saya yang pertama saya yakin Allah bersama saya," kata Shintia yang baru pertama kali menghadapi atlet dari Kaltim.

"Saya yakin saya bisa, enggak ada pikiran sekalipun saya kalah dan saya main seperti biasanya, seperti latihan... dengarkan instruksi pelatih dan saya yakin pasti bisa.

"Saya bangga dengan diri saya sendiri atas latihan berat selama ini dan sudah ditempuh. Akhirnya saya bisa mewujudkan cita-cita saya untuk medali emas ini," kata Shintia.

Pada perebutan tempat ketiga, Elvi Siska berhak membawa pulang medali perunggu ke Sumatera Barat setelah menang dengan jatuhan atas wakil tuan rumah Dewi Sartika.

Emas kedua gulat Jatim disumbangkan oleh Candra Marimar yang membuat kejutan di nomor gaya bebas kelas 53kg.

Marimar menang dengan teknik jatuhan atas wakil Jawa Barat Eka Setiawati yang harus puas dengan perak.

Di partai puncak, peraih perak kejuaraan South Asian Championship Kadet/Yunior di Thailand 2017 itu tak gentar menghadapi wakil Jabar dan langsung bermain agresif berupaya menjegal lawannya.

Tak butuh lama bagi Candra mengumpulkan empat poin berkat bantingan keras ke lawannya di babak pertama.

Eka mencoba menjegal namun manuver itu justru menjadi bumerang saat Candra membalikkan keadaan dan menahan sang lawan di atas matras demi menang dengan jatuhan.

Candra, yang baru bergabung dengan Puslatda gulat Jatim pada Desember tahun lalu, dengan mudah di babak penyisihan mengatasi pegulat senior Dewi Ulfa asal Kaltim yang harus puas menutup PON pemungkasnya dengan medali perunggu.

"Ini PON pertama, perasaan gugup pasti ada," kata Candra, pegulat 20 tahun asal Tuban itu.

"Saya enggak bisa berhenti menangis, enggak menyangka mendapatkan emas."

Sebanyak 18 medali emas diperebutkan dalam perhelatan cabang olahraga gulat PON Papua yang akan memainkan nomor gaya bebas dan Greco-Roman di GOR Futsal Dispora, Merauke selama sepekan pada 8-14 Oktober.

Sebelumnya, laga semifinal sempat tertunda cukup lama menyusul protes dari salah satu kontingen yang keberatan dengan peraturan tidak adanya perunggu ganda.

Technical Delegate gulat PON Papua Yahya Madjid sekali lagi menegaskan cabang olahraga gulat digelar mengikuti peraturan internasional yang berarti medali perunggu harus diperebutkan oleh mereka yang kalah di semifinal.

"Mau WO silahkan tapi pertandingan gulat akan tetap dilaksanakan," kata Yahya.
 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021