Pabrik Aqua Banyuwangi (PT Tirta Investama) memperoleh anugerah Sertifikat Emas LEED Bangunan Hijau (Green Building LEED Gold Certificate) dari Green Business Certification Inc (GBCI).

Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Selasa, anugerah Sertifikat Emas ini diserahkan secara daring oleh Director Green Business Certification Inc (GBCI) Gopalakrishnan Padmanabhan kepada Frederic Maetz dari Danone Aqua, yang juga disaksikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.

"Green Building LEED Gold Certificate diberikan kepada perusahaan yang telah menerapkan praktik bangunan ramah lingkungan. Untuk kategori manufaktur, Aqua Banyuwangi adalah industri pertama di Indonesia yang menerima anugerah ini," kata Gopalakrishnan.

Managing Director Green Business Certification Inc (GBCI) dan The U.S. Green Building Council (USGBC) Asia Pasific dan Middle East Markets Country Gopalakrishnan Padmanabhan menyebutkan bahwa Sertifikasi LEED Danone Aqua menunjukkan perkembangan bangunan hijau yang luar biasa di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa bangunan yang mencapai sertifikasi LEED telah menurunkan emisi karbon dan mengurangi biaya operasi, serta memprioritaskan praktik berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Selain itu, proyek tersebut juga menyatukan dua institusi dunia dalam visi bersama untuk menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian.

"Aqua Banyuwangi merupakan industri pertama di Indonesia yang mampu lolos melewati penilaian emas sejak proyek dimulai hingga beroperasi saat ini. Proses audit dilakukan sejak proses konsolidasi lahan pada tahun 2019 hingga pabrik beroperasi. Tidak hanya aspek efisiensi, tetapi juga keamanan, pengolahan limbah, inovasi, sistem transportasi hingga kualitas," paparnya.
Pabrik Aqua Banyuwangi. (ANTARA/HO-istimewa)

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi sertifikasi Aqua Banyuwangi yang sejalan dengan visi Kabupaten Banyuwangi sebagai wilayah yang maju dengan keberlanjutan lingkungan atau harmoni bersama alam.

"Dengan pendekatan efisiensi energi dan lingkungan, sertifikasi ini relevan sekali karena mendorong industri untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik pada sumber daya manusianya," kata Emil Dardak.

Menurut Emil, Provinsi Jatim peringkat kedua kontribusi ekonomi di Indonesia, dengan total penduduk sekitar 40 juta, dan lebih besar dari Malaysia atau bahkan Australia.

"Sudah saatnya kita semua bertumpu pada sumber daya manusianya (SDM), bukan lagi pada sumber daya alamnya (SDA)," tuturnya.

President Operations Danone Aqua Frederic Maetz mengatakan Danone Aqua telah berkolaborasi dengan banyak pihak dalam menjalankan komitmen menjaga kelestarian masyarakat dan lingkungan.

"Hal tersebut adalah perwujudan visi kami One Planet One Health, secara proaktif kami berkontribusi positif pada inisiatif mitigasi perubahan iklim. kami melalui inisiatif Blue Operations berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang netral karbon dalam seluruh rantai pasokan perusahaan pada 2050. Sejumlah inisiatif telah dilakukan yaitu efisiensi energi di seluruh lini operasional, pemanfaatan energi terbarukan, serta inovasi kemasan memanfaatkan daur ulang dari sampah plastik," katanya.

Fredric menambahkan, anugerah sertifikat emas itu menjadi capaian bagi Aqua Banyuwangi sebagai bagian dari upaya mendukung Pemerintah Indonesia untuk mendorong implementasi dan kebijakan industri hijau serta PROPER dan target pengurangan emisi sebanyak 29 persen pada tahun 2030 serta Net Zero pada tahun 2060.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap melalui pencapaian Aqua Banyuwangi ini bisa menginspirasi industri lain di Banyuwangi, untuk berlomba melakukan hal yang sama.

"Sertifikasi ini melengkapi prestasi Banyuwangi sampai saat ini. Banyuwangi telah mengembangkan fasilitas umum yang mendukung kekuatan pariwisata dengan pendekatan yang ramah lingkungan. Peran untuk berkontribusi bagi kelestarian lingkungan bisa diambil oleh semua pihak, menjadi aksi kolektif dan tanggung jawab bersama," kata Ipuk.

Aqua Banyuwangi mulai beroperasi sejak 2020, dan telah menerapkan inisiatif dan praktik-praktik efisiensi energi. Dari komposisi 80 persen area terbuka, saat ini bangunan pabrik telah terpasang PLTS Atap untuk industri sebesar 378 Kwp, yang dapat memasok 25 persen dari kebutuhan operasional.

Penerangan telah menggunakan 100 persen lampu LED di seluruh area pabrik. Sedangkan untuk siang hari cahaya matahari dioptimalkan dengan penerapan skylight untuk penerangan di dalam pabrik. Penggunaan insulasi atap dan ventilasi alami yang optimal juga mengurangi penggunaan AC dan menjaga sirkulasi udara alami yang sehat untuk aktifitas karyawan.

Untuk area yang mensyaratkan penggunaan AC, Aqua Banyuwangi sudah memakai freon R32 yang lebih ramah lingkungan. Seluruh proses pemakaian energi dan operasional pabrik tersebut dapat dimonitor secara online dan real time dengan digitalisasi yang terintegrasi.

Aqua Banyuwangi juga dinilai baik dalam pemanfaatan panen air hujan dengan kapasitas 5.000 liter yang dapat digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan air domestik. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021