Sejumlah pihak menyesalkan penyebaran informasi negatif yang mempersepsikan migrasi Bisfenol A (BPA) yang ada dalam kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat.
"Isu ini memang sangat sensitif. Karenanya jika ada hal-hal yang diusulkan oleh pihak-pihak tertentu terkait BPA ini, harus melihat mengenai standar yang dikeluarkan regulator terkait keamanan kemasan," ujar Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mempunyai satu standar yang bisa digunakan dan konteksnya lengkap, seperti pemerintah, perindustrian, BPOM, masyarakat/konsumen, produsen, dan juga ada akademisi.
Oleh karena itu, penyebaran informasi negatif tersebut disesalkan oleh Kemenperin, pakar polimer, pakar keamanan pangan, dokter kandungan dan dokter anak pada webinar bertema "Standar Keamanan Kemasan Pangan dan Kesehatan Konsumen" pada Selasa (21/9).
Hadir juga pada diskusi tersebut Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan bahan Penyegar Edy Sutopo, Ahli Polimer ITB Ahmad Zainal, Dosen IPB dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Aziz Boing Sitanggang, Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) dr Alamsyah Aziz, dan Dokter Spesialis Anak Farabi El Fouz.
Putu dengan tegas meminta agar pihak-pihak tertentu yang menghembuskan isu tidak benar terkait BPA ini untuk tidak merusak pemulihan industri di tengah pasar yang belum bagus.
Kemenperin, kata dia, tidak mau masyarakat terkena dampak akibat adanya isu hoaks mengenai kandungan BPA dari galon ulang.
Sementara itu, Direktur Minuman dan Bahan Penyegar Edy Sutopo menambahkan industri kemasan galon guna ulang ini sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita perlu menjaga industri ini, jangan sampai ada isu-isu yang bisa mempengaruhi kinerja industri makanan dan minuman yang selanjutnya bisa berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian nasional," katanya.
Pakar polimer dari ITB DR Ahmad Zainal juga menyayangkan adanya narasi salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC) yang dihembuskan pihak-pihak tertentu akhir-akhir ini.
Sebagai pakar polimer, dia melihat PC itu merupakan bahan plastik yang aman.
Hal senada disampaikan Aziz Boing Sitanggang, pakar teknologi pangan dari IPB yang menyampaikan bahwa BPA punya tolerable daily intake (TDI), yaitu jumlah maksimum kontaminan yang dapat terkonsumsi setiap hari seumur hidup tanpa menimbulkan risiko bagi kesehatan.
"BPA itu kontaminasinya kecil sekali. Jadi sebaiknya siapapun yang menyebarkan informasi mengenai BPA ini harus paham sebelum menyebarkannya," tutur dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Isu ini memang sangat sensitif. Karenanya jika ada hal-hal yang diusulkan oleh pihak-pihak tertentu terkait BPA ini, harus melihat mengenai standar yang dikeluarkan regulator terkait keamanan kemasan," ujar Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mempunyai satu standar yang bisa digunakan dan konteksnya lengkap, seperti pemerintah, perindustrian, BPOM, masyarakat/konsumen, produsen, dan juga ada akademisi.
Oleh karena itu, penyebaran informasi negatif tersebut disesalkan oleh Kemenperin, pakar polimer, pakar keamanan pangan, dokter kandungan dan dokter anak pada webinar bertema "Standar Keamanan Kemasan Pangan dan Kesehatan Konsumen" pada Selasa (21/9).
Hadir juga pada diskusi tersebut Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan bahan Penyegar Edy Sutopo, Ahli Polimer ITB Ahmad Zainal, Dosen IPB dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Aziz Boing Sitanggang, Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) dr Alamsyah Aziz, dan Dokter Spesialis Anak Farabi El Fouz.
Putu dengan tegas meminta agar pihak-pihak tertentu yang menghembuskan isu tidak benar terkait BPA ini untuk tidak merusak pemulihan industri di tengah pasar yang belum bagus.
Kemenperin, kata dia, tidak mau masyarakat terkena dampak akibat adanya isu hoaks mengenai kandungan BPA dari galon ulang.
Sementara itu, Direktur Minuman dan Bahan Penyegar Edy Sutopo menambahkan industri kemasan galon guna ulang ini sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita perlu menjaga industri ini, jangan sampai ada isu-isu yang bisa mempengaruhi kinerja industri makanan dan minuman yang selanjutnya bisa berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian nasional," katanya.
Pakar polimer dari ITB DR Ahmad Zainal juga menyayangkan adanya narasi salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC) yang dihembuskan pihak-pihak tertentu akhir-akhir ini.
Sebagai pakar polimer, dia melihat PC itu merupakan bahan plastik yang aman.
Hal senada disampaikan Aziz Boing Sitanggang, pakar teknologi pangan dari IPB yang menyampaikan bahwa BPA punya tolerable daily intake (TDI), yaitu jumlah maksimum kontaminan yang dapat terkonsumsi setiap hari seumur hidup tanpa menimbulkan risiko bagi kesehatan.
"BPA itu kontaminasinya kecil sekali. Jadi sebaiknya siapapun yang menyebarkan informasi mengenai BPA ini harus paham sebelum menyebarkannya," tutur dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021