Mahasiswa Program Studi Biologi Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya Linus Nara Pradhana mengolah buah jamblang atau yang biasa dikenal juwet menjadi tablet effervescent.

"Rasa buah jamblang ini sangat khas sehingga tidak semua orang bisa mengonsumsi buah secara langsung karena sepat dan masam. Oleh karena itu, saya membuat effervescent dari buah jamblang sehingga lebih praktis, rasa lebih enak karena ada campuran sodanya dan bisa diterima masyarakat luas," kata Linus Nara Pradana di Surabaya, Selasa.

"Cara mengonsumsinya cukup mudah dengan memasukkan effervescent ke dalam air, setelah larut bisa langsung diminum," kata dia.

Mahasiswa yang akan diwisuda 30 Oktober mendatang ini mengungkapkan bahwa keinginannya adalah memperkenalkan buah jamblang melalui produk minuman kekinian dalam bentuk tablet effervescent.

Pembuatan produk effervescent dari buah jamblang merupakan skripsi milik Linus yang berjudul "Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Jamblang Te rhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Serbuk Effervescent Buah Jamblang".

Proses pengerjaan skripsi ini berjalan selama tiga sampai empat bulan mulai dari pengumpulan riset, proses produksi hingga uji organoleptik terhadap 40 orang terkait warna, rasa, bau dan sensasi soda pada produk.

"Proses pembuatan effervescent dari buah jamblang membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Buah jamblang yang sudah matang dicuci bersih dengan air mengalir," kata Linus.

Kemudian buah jamblang dipotong-potong dan direndam dengan alkohol 70 persen. Setelah itu didiamkan di suhu ruang selama kurang lebih dua hari. Proses ini disebut dengan metode ekstraksi maserasi.

"Langkah selanjutnya adalah memisahkan ekstrak dengan alkohol menggunakan alat rotary evaporator. Tujuannya untuk menghasilkan ekstrak buah jamblang dengan kandungan atau konsentrasi lebih pekat," ucapnya.

Ekstrak buah jamblang tersebut kemudian diproses dengan alat spray dryer untuk mengubah ekstrak yang berbentuk cair menjadi serbuk.

Setelah itu, serbuk dicampur dengan soda kue, asam sitrat dan bahan yang lain untuk membuat effervescent. Tahap terakhir adalah mencetak serbuk effervescent berbentuk tablet.

Selama melakukan penelitian, Linus menghadapi kesulitan dalam mencari buah jamblang. Menurutnya buah jamblang sudah termasuk buah yang langka sehingga cukup menantang. Proses pembuatan pun harus dilakukan dengan hati-hati.

Linus berharap produknya tersebut dapat dilakukan penelitian lebih lanjut agar tercipta produk yang memiliki khasiat utuh dari buah jamblang.

"Penelitian seperti ini tidak banyak yang membuat, sehingga saya harus trial sendiri. Pada trial pertama, maltodekstrin terlalu sedikit sehingga serbuk menjadi lengket seperti susu yang lama dan menggumpal. Kemudian mencoba lagi kedua, akhirnya berhasil sehingga bisa dibentuk menjadi tablet. Saya berharap nantinya produk ini dapat dikembangkan lagi dan bisa melestarikan buah jamblang yang penuh khasiat," ujarnya.

Koordinator Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Ubaya Johan Sukweenadhi, Ph.D. jika buah jamblang mengandung banyak nutrisi baik makro maupun mikro yang berkhasiat bagi tubuh seperti protein, vitamin C, B2 dan B3, serta beberapa mineral seperti fosfor dan zat besi.

"Selain kaya akan nutrisi, buah jamblang juga tergolong dalam pangan fungsional karena kandungan antioksidan yang bervariasi seperti asam galat, antosianin, dan malvidin," ujarnya.

"Kandungan antioksidan pada buah jamblang dipengaruhi oleh tingkat kematangannya. Semakin matang (berwarna merah - ungu tua), semakin tinggi kandungan antioksidannya," tuturnya, menambahkan.(*) 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021