Perusahaan persero Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III dan IV siap berintegrasi menggabungkan diri atau merger pada 1 Oktober 2021, dan diyakini berdampak pada efisiensi kerja serta penghematan biaya.
"Tujuan akhirnya, diharapkan dapat menekan biaya logistik, khususnya bagi kegiatan ekspor impor, demi memacu pertumbuhan ekonomi nasional," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pelindo III, Edi Priyanto di Surabaya, Senin.
Edi mengatakan, selama ini Pelindo I punya sistem sendiri, Pelindo II, III hingga IV pun demikian.
"Ada yang sudah bagus sistem dan standarnya. Ada yang belum. Dengan integrasi ini diharapkan secara prosentase adalah bagaimana nanti standar-standar yang bagus bisa di-copy untuk diterapkan pada seluruh terminal dan pelabuhan di wilayah Indonesia," kata Edi.
Ia mengatakan, konsep merger juga memungkinkan terwujudnya berbagai efisiensi di sektor pelabuhan, karena akan terjadi penghematan biaya dan efisiensi kerja.
Edi mengatakan, penggabungan ini dalam jangan pendek empat tahun ke depan bisa mempunyai standar pelayanan yang bagus, termasuk pelayanan bongkar muat dengan sistem otomatisasi di seluruh pelabuhan Indonesia, dan menekan biaya logistik hingga 50 persen.
Rencananya, penggabungan ini juga akan diresmikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Terkait kantor, Edi menjelaskan, untuk kantor pusat akan ditempatkan di Jakarta, kemudian sejumlah kantor di daerah yang sebelumnya menjadi kantor pusat dari masing-masing Pelindo akan menjadi operator regional yang dipimpin kepala regional, sekaligus membawahi kantor-kantor cabang.
Selain itu, dalam merger itu akan difokuskan pada empat klaster, masing-masing PT Terminal Petikemas Indonesia yang berkantor di Surabaya, kemudian PT Nonpetikemas berkantor di Medan, Sumatera Utara dan PT Logistik hinterland di Jakarta, serta PT Marine Equipment and port di Makasar, Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) Arif Suhartono mengatakan bahwa penggabungan atau integrasi empat BUMN di bidang pelabuhan akan memudahkan pengembangan potensi bisnis kepelabuhanan di masa depan.
Sementara terkait pemfokusan klaster-klaster bisnis, kata dia, akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, serta sumber daya manusia.
Lebih lanjut, terintegrasinya Pelindo memiliki banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi ekonomi nasional. Salah satunya ialah dengan membuka kesempatan perusahaan untuk go global.
Pelindo juga menargetkan menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.
"Kami harapkan yang pertama pengelolaan lebih bagus, kedua adalah ekspansi bisnis dan partnership, kemudian go global," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Tujuan akhirnya, diharapkan dapat menekan biaya logistik, khususnya bagi kegiatan ekspor impor, demi memacu pertumbuhan ekonomi nasional," kata Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pelindo III, Edi Priyanto di Surabaya, Senin.
Edi mengatakan, selama ini Pelindo I punya sistem sendiri, Pelindo II, III hingga IV pun demikian.
"Ada yang sudah bagus sistem dan standarnya. Ada yang belum. Dengan integrasi ini diharapkan secara prosentase adalah bagaimana nanti standar-standar yang bagus bisa di-copy untuk diterapkan pada seluruh terminal dan pelabuhan di wilayah Indonesia," kata Edi.
Ia mengatakan, konsep merger juga memungkinkan terwujudnya berbagai efisiensi di sektor pelabuhan, karena akan terjadi penghematan biaya dan efisiensi kerja.
Edi mengatakan, penggabungan ini dalam jangan pendek empat tahun ke depan bisa mempunyai standar pelayanan yang bagus, termasuk pelayanan bongkar muat dengan sistem otomatisasi di seluruh pelabuhan Indonesia, dan menekan biaya logistik hingga 50 persen.
Rencananya, penggabungan ini juga akan diresmikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Terkait kantor, Edi menjelaskan, untuk kantor pusat akan ditempatkan di Jakarta, kemudian sejumlah kantor di daerah yang sebelumnya menjadi kantor pusat dari masing-masing Pelindo akan menjadi operator regional yang dipimpin kepala regional, sekaligus membawahi kantor-kantor cabang.
Selain itu, dalam merger itu akan difokuskan pada empat klaster, masing-masing PT Terminal Petikemas Indonesia yang berkantor di Surabaya, kemudian PT Nonpetikemas berkantor di Medan, Sumatera Utara dan PT Logistik hinterland di Jakarta, serta PT Marine Equipment and port di Makasar, Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) Arif Suhartono mengatakan bahwa penggabungan atau integrasi empat BUMN di bidang pelabuhan akan memudahkan pengembangan potensi bisnis kepelabuhanan di masa depan.
Sementara terkait pemfokusan klaster-klaster bisnis, kata dia, akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, serta sumber daya manusia.
Lebih lanjut, terintegrasinya Pelindo memiliki banyak manfaat bagi perusahaan maupun bagi ekonomi nasional. Salah satunya ialah dengan membuka kesempatan perusahaan untuk go global.
Pelindo juga menargetkan menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.
"Kami harapkan yang pertama pengelolaan lebih bagus, kedua adalah ekspansi bisnis dan partnership, kemudian go global," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021