Perum Perhutani akan mengawal pendapatan usaha dari sektor wisata, kata Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro di sela kunjungan kerja di Banyuwangi Jawa Timur untuk melihat secara langsung persiapan pengelola wisata de Djawatan dan wisata pantai Pulau Merah yang berada di wilayah kerja Perhutani KPH Banyuwangi Selatan.
"Dengan akan dibukanya kembali lokasi wisata tersebut oleh pemerintah, diharapkan dapat membawa dampak positif untuk masyarakat dan pemerintah setempat termasuk Perhutani," kata Wahyu Kuncoro di sela kunjungannya pada Senin-Selasa.
Melalui keterangan tertulis di Surabaya, Ia mengatakan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tengah Pandemi COVID-19 telah membuat para pelaku usaha wisata terhenti, karena tidak adanya aktivitas perekonomian yang berjalan, sehingga telah berdampak negatif pula pada tingkat perekonomian masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sektor ekonomi wisata.
"Pendapatan Perhutani dari sektor wisata juga mengalami penurunan, di Jawa Timur sendiri hingga hari pendapatan dari sektor wisata baru tercatat Rp21,4 miliar dari target tahun 2021 sebesar Rp52,5 miliar," ujar Wahyu Kuncoro.
Untuk mengejar target setelah berakhirnya PPKM, katanya, harus ada perubahan pengelolaan di sektor wisata yakni dengan mengimplementasikan tiga aspek yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
"Kami harus terus berinovasi dengan memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk kreatif sehingga layanan yang diberikan akan lebih maksimal, termasuk melakukan adaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Sedangkan aspek kolaborasi, pihaknya akan bekerja sama dengan multi pihak baik pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, media dan lainnya.
"Memang harus ada akselerasi perbaikan sektor wisata, meskipun sektor ini selalu menempati urutan ke-5 sebagai penghasil pendapatan perusahaan. Kayu log, gondorukem, terpentin dan industri kayu masih menjadi andalan pendapatan Perhutani," katanya.
Ikut dalam kunjungan Dirut Perhutani tersebut antara lain, Asisten Deputi (Asdep) Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Rachman Ferry Iswianto dan Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Karuniawan Purwanto Sanjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Dengan akan dibukanya kembali lokasi wisata tersebut oleh pemerintah, diharapkan dapat membawa dampak positif untuk masyarakat dan pemerintah setempat termasuk Perhutani," kata Wahyu Kuncoro di sela kunjungannya pada Senin-Selasa.
Melalui keterangan tertulis di Surabaya, Ia mengatakan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tengah Pandemi COVID-19 telah membuat para pelaku usaha wisata terhenti, karena tidak adanya aktivitas perekonomian yang berjalan, sehingga telah berdampak negatif pula pada tingkat perekonomian masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sektor ekonomi wisata.
"Pendapatan Perhutani dari sektor wisata juga mengalami penurunan, di Jawa Timur sendiri hingga hari pendapatan dari sektor wisata baru tercatat Rp21,4 miliar dari target tahun 2021 sebesar Rp52,5 miliar," ujar Wahyu Kuncoro.
Untuk mengejar target setelah berakhirnya PPKM, katanya, harus ada perubahan pengelolaan di sektor wisata yakni dengan mengimplementasikan tiga aspek yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
"Kami harus terus berinovasi dengan memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk kreatif sehingga layanan yang diberikan akan lebih maksimal, termasuk melakukan adaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Sedangkan aspek kolaborasi, pihaknya akan bekerja sama dengan multi pihak baik pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, media dan lainnya.
"Memang harus ada akselerasi perbaikan sektor wisata, meskipun sektor ini selalu menempati urutan ke-5 sebagai penghasil pendapatan perusahaan. Kayu log, gondorukem, terpentin dan industri kayu masih menjadi andalan pendapatan Perhutani," katanya.
Ikut dalam kunjungan Dirut Perhutani tersebut antara lain, Asisten Deputi (Asdep) Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Rachman Ferry Iswianto dan Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Karuniawan Purwanto Sanjaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021